Bumi yang Kian Panas dan Urgensi Etika Hijau

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 12:18 WIB
loading...
A A A
- Kebakaran hutan di Oregon, AS

- Kebakaran hutan Amazon

- Kekeringan di Madagaskar

- London terendam banjir

- Kebakaran hutan di Sardinia, Italia

Bagaimana Kita?
Tentu saja laporan IPCC merupakan peringatan bagi penduduk dunia. Kita pun di Indonesia perlu mengantisipasi. Pemerintah telah punya agenda untuk ikut mengatasi pemanasan global. Cuma itu tidak cukup. Sehebat-hebatnya konsep pemerintah, akhirnya hanya menggantung sebagai wacana bilamana masyarakat masih enggan menerapkan etika hijau.

Etika hijau itu berupa moral lingkungan hidup yang dijadikan manusia sebagai bahan pertimbangan filosofis maupun biologis terkait hubungan manusia dengan tempat tinggal maupun semua makhluk non manusia.

Kata etikawan Eugene P. Odum, moral ini menjadi pedoman untuk bertindak secara benar terhadap alam sekitar. Artinya ketika punya landasan kuat akan moral lingkungan hidup, maka siapapun akan menyadari apa yang diperbuat terhadap alam itu benar adanya. Sebaliknya saat nihil akan moral itu maka tindakan terhadap lingkungan tak terkontrol.

Tindakan tidak terkontrol itu tergambarkan pada sejarah perjalananhomo sapiens.Manusia bijak ini menunjukkan keangkuhan terhadap alam. Dalam bagian perjalananhomo sapiensitu menunjukkan bahwa ada pergeseran ikhwal kedudukan dan peran manusia dari bagian alam semesta menjadi penguasa jagad. Manusia pun bersikap untuk menguasai lingkungan hidupnya. Lantaran merasa punya kekuasaan itu maka manusia pun menjadi rakus karena beranggapan apapun yang ada di lingkungannya memang tersedia untuk kepentingan hidup manusia. Kerakusan menjadikan kian gencar melancarkan eksploitasi terhadap alam. Inilah keangkuhan yang dimaksudkan.

Padahal manusia harus menyadari kedudukan yang sama di alam ini. Seharusnya manusia punya kesadaran bahwa setiap makhluk di alam semesta ini punya hak untuk hidup sehingga membuat manusia memperhitungkan segala tindakan terhadap alam. Dalam setiap tindakan manusia musti diperhitungkan dampaknya terhadap makhluk lain yang ada di jagad ini, sekalipun itu hanya virus. Saat menebang pohon atau membunuh hewan tertentu, secara moral tidak terlarang, namun akibat tindakan itu harus dipertimbangkan secara keseluruhan. Inilah konseplife-centered ethic.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1696 seconds (0.1#10.140)