Kasus Covid-19 Turun Drastis, Epidemiolog Ingatkan DKI Tak Lakukan Pelonggaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Epidemilog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak lengah meski kasus aktif Covid-19 di Jakarta menurun drastis. Penyebabnya tiga daerah penyangga DKI seperti Depok, Bekasi dan Tangsel masuk dalam lima besar kabupaten/kota penyumbang kasus Covid-19 di Indonesia.
Dicky meminta DKI Jakarta tetap waspada dengan tidak melakukan pelonggaran sedikit pun. Sebab, masyarakat di tiga daerah penyangga akan melakukan aktivitas di DKI jika dilakukan pelonggaran.
"Pelonggaran belum saatnya apalagi di luar Jakarta kapasitas testing masih belum mencapai standar yang ditetapkan walaupun sekarang sudah ada peningkatan," kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Minggu (8/8/2021).
Baca juga: Hari Ini 1.635 Orang Meninggal, DKI Jakarta Masih 10 Penyumbang Terbanyak
Lebih lanjut dia mengatakan, Covid-19 varian delta saat ini telah masuk ke pelosok daerah penyangga DKI. Daerah tersebut bahkan menjadi kantong-kantong pemukiman masyarakat yang beraktivitas di Jakarta yang berpotensi akan menularkan virus jika dilakukan pelonggaran.
"Kalau bicara Depok ini punya kantong-kantong tempat orang dari Jakarta pulang kampung ini yang akan berpotensi meningkatkan kasus," katanya.
Lebih detail Dicky menilai bahwa dalam mengatasi pandemi respons yang harus dilakukan harusnya serempak tidak hanya pada satu daerah. Sebab, jika hanya dilakukan di satu daerah tertentu secara otomatis akan menularkan ke daerah lainnya.
Baca juga: Kota Depok Penyumbang Kasus COVID-19 Terbesar di Indonesia
"Ini bukan selesai Jakarta saja, tapi Jawa-Bali ini mengalami masalah krisis yang hampir sama. Dan akan saling berpengaruh kalau terjadi perburukan di satu wilayah," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa kasus aktif Covid-19 di Jakarta menurun dratis, dan sudah lebih rendah daripada gelombang pertama, Februari lalu.
"Alhamdulillah, kasus aktif di Jakarta yang pernah mencapai 113.000 pada 16 Juli lalu, kini turun menjadi 19.000 kasus aktif, ini artinya kita sudah lebih rendah dibandibg gelombang pertama Februari lalu," kata Anies.
Dicky meminta DKI Jakarta tetap waspada dengan tidak melakukan pelonggaran sedikit pun. Sebab, masyarakat di tiga daerah penyangga akan melakukan aktivitas di DKI jika dilakukan pelonggaran.
"Pelonggaran belum saatnya apalagi di luar Jakarta kapasitas testing masih belum mencapai standar yang ditetapkan walaupun sekarang sudah ada peningkatan," kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Minggu (8/8/2021).
Baca juga: Hari Ini 1.635 Orang Meninggal, DKI Jakarta Masih 10 Penyumbang Terbanyak
Lebih lanjut dia mengatakan, Covid-19 varian delta saat ini telah masuk ke pelosok daerah penyangga DKI. Daerah tersebut bahkan menjadi kantong-kantong pemukiman masyarakat yang beraktivitas di Jakarta yang berpotensi akan menularkan virus jika dilakukan pelonggaran.
"Kalau bicara Depok ini punya kantong-kantong tempat orang dari Jakarta pulang kampung ini yang akan berpotensi meningkatkan kasus," katanya.
Lebih detail Dicky menilai bahwa dalam mengatasi pandemi respons yang harus dilakukan harusnya serempak tidak hanya pada satu daerah. Sebab, jika hanya dilakukan di satu daerah tertentu secara otomatis akan menularkan ke daerah lainnya.
Baca juga: Kota Depok Penyumbang Kasus COVID-19 Terbesar di Indonesia
"Ini bukan selesai Jakarta saja, tapi Jawa-Bali ini mengalami masalah krisis yang hampir sama. Dan akan saling berpengaruh kalau terjadi perburukan di satu wilayah," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa kasus aktif Covid-19 di Jakarta menurun dratis, dan sudah lebih rendah daripada gelombang pertama, Februari lalu.
"Alhamdulillah, kasus aktif di Jakarta yang pernah mencapai 113.000 pada 16 Juli lalu, kini turun menjadi 19.000 kasus aktif, ini artinya kita sudah lebih rendah dibandibg gelombang pertama Februari lalu," kata Anies.
(abd)