Kader Taruna Merah Putih Dilatih Menulis dan Fotografi Jurnalistik
loading...
A
A
A
"Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam penulisan berita, yakni menangkap intisari suatu peristiwa atau fakta, disusun menjadi berita, susun judul dan lead berita yang singkat dan menarik, opini reporter/penulis tidak boleh ada dalam berita, hindari ketidakakurasian dan distorsi, gunakan kaidah bahasa yang baik dan benar dan sesuai dengan KBBI, dan hindari typo atau salah ketik," pesan Dewan Pengawas ANTARA tersebut.
Selanjutnya, Dikhy Sasra menjelaskan, dalam konteks fotografi jurnalistik, setiap jurnalis lapangan harus memahami beberapa teknik dan angle berita seperti foto yang berisikan gambar dari suatu peristiwa yang terjadwal atau direncanakan sebelumnya.
Terkait fotografi jurnalistik, jelas Dikhy, tentu tidak lepas dari kaidah-kaidah etika yang ada dalam Undang-Undang Pers. Namun, sekarang ini fenomena medsos (media sosial) sangatlah mempengaruhi kinerja media mainstream (arus utama). Kini sudah bukan hal baru lagi media mainstream "mengekor" isu dari medsos untuk mendapatkan rating.
Menurut Dikhy, tantangan ke depan adalah bagaimana fotografi mampu berbicara dalam bahasa emosi diam, karena hakekatnya foto yang baik adalah foto yang mampu 'berbicara' dan dapat mewakili suara subjeknya.
"Fotografi jurnalistik kini banyak sekali sumber dan referensi tentang fofo-foto yang dapat kita cari dari medsos sebagai acuan untuk pemotretan. Fotografi dalam era digital saat ini manjadi hal penting, walau ada sebagian berpandangan sebaliknya. Fotografi menjadi hal yang krusial karena sifatnya yang membekukan kejadian, bukan merekam peristiwa. Sifat membekukan kejadian ini menjadikan fotografi memiliki emosi yang lebih mendalam dibanding media video. KIta bisa menerawang jauh ketika melihat foto masa kanak-kanak yang penuh suka cita," kata Dikhy.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
Selanjutnya, Dikhy Sasra menjelaskan, dalam konteks fotografi jurnalistik, setiap jurnalis lapangan harus memahami beberapa teknik dan angle berita seperti foto yang berisikan gambar dari suatu peristiwa yang terjadwal atau direncanakan sebelumnya.
Terkait fotografi jurnalistik, jelas Dikhy, tentu tidak lepas dari kaidah-kaidah etika yang ada dalam Undang-Undang Pers. Namun, sekarang ini fenomena medsos (media sosial) sangatlah mempengaruhi kinerja media mainstream (arus utama). Kini sudah bukan hal baru lagi media mainstream "mengekor" isu dari medsos untuk mendapatkan rating.
Menurut Dikhy, tantangan ke depan adalah bagaimana fotografi mampu berbicara dalam bahasa emosi diam, karena hakekatnya foto yang baik adalah foto yang mampu 'berbicara' dan dapat mewakili suara subjeknya.
"Fotografi jurnalistik kini banyak sekali sumber dan referensi tentang fofo-foto yang dapat kita cari dari medsos sebagai acuan untuk pemotretan. Fotografi dalam era digital saat ini manjadi hal penting, walau ada sebagian berpandangan sebaliknya. Fotografi menjadi hal yang krusial karena sifatnya yang membekukan kejadian, bukan merekam peristiwa. Sifat membekukan kejadian ini menjadikan fotografi memiliki emosi yang lebih mendalam dibanding media video. KIta bisa menerawang jauh ketika melihat foto masa kanak-kanak yang penuh suka cita," kata Dikhy.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
(abd)