Pandemi Corona, Pejabat Pemerintah Diminta Bijak Berikan Pernyataan

Kamis, 28 Mei 2020 - 14:02 WIB
loading...
Pandemi Corona, Pejabat...
Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay. Foto/DPR
A A A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang membandingkan jumlah kematian akibat Covid-19 atau virus Corona dengan kecelakaan lalu lintas, menuai kritikan.

(Baca juga: Kata PDIP soal Kebijakan Jokowi tentang 'New Normal')

Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay pun mendesak para pejabat pemerintah, lebih bijak dalam memberikan pernyataan. (Baca juga: Demi Corona, Susi Pudjiastuti Jualan Kaus Bertuliskan 'Tenggelamkan')

"Dengan begitu, masyarakat tetap punya optimisme dalam melawan Corona. Optimisme dan semangat masyarakat harus tetap dibangun. Karena dengan mereka dan bersama merekalah perlawanan terhadap Corona ini dapat dilakukan," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/5/2020).

Saleh menilai, pernyataan Mahfud MD itu kurang bijak jika dikaitkan dengan penanganan Covid-19 di Indonesia. Selain itu, kata dia, perbandingan kematian akibat kecelakaan lalu lintas dengan kecelakaan akibat Covid-19 juga tidak tepat. Sebab apa pun alasannya, lanjut dia, keselamatan diri dan jiwa warga negara adalah tanggung jawab negara.

"Lagi pula, kenapa perbandingannya kecelakaan lalu lintas dan beberapa penyakit katostropik? Kenapa tidak sekalian dibandingkan dengan kematian akibat perang dunia II? Kematian akibat perang dunia pasti jauh lebih banyak," kata anggota komisi IX DPR RI ini.

Saleh berpendapat, pernyataan Mahfud MD tersebut mengindikasikan beberapa hal. Pertama, pemerintah Indonesia terkesan sudah tidak mampu melawan penyebaran virus Corona.

Padahal kata dia, pemerintah sudah melakukan banyak upaya. Namun, upaya-upaya itu ternyata dinilai belum mampu mengontrol laju penyebaran Covid-19. Maka itu, masyarakat yang diminta untuk tidak takut berlebihan.

Kedua, pemerintah saat ini memang sedang membangun kesadaran baru warga masyarakat untuk kembali menjalani kehidupan sebagaimana biasa. Ini diperlukan agar roda perekonomian kembali berjalan normal. Sebab, kata dia, kebijakan PSBB yang diterapkan selama ini secara nyata berdampak langsung pada perekonomian di tingkat nasional, bahkan global.

"Ketiga, saya menilai bahwa pemerintah menjadikan penyelamatan ekonomi sebagai prioritas utama. Sementara, penanganan Covid-19 hanya akan dilakukan sebagaimana penanganan penyakit-penyakit menular lain yang ada di Indonesia. Ini tentu bertentangan dengan keputusan pemerintah yang telah menjadikan Covid-19 sebagai bencana nasional," kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.

Dan kemarin, lanjut dia, gugus tugas menegaskan, status bencana nasional itu belum berakhir. "Kalau Pak Mahfud meminta masyarakat tidak takut berlebihan, lalu kenapa sejak awal ini ditetapkan sebagai bencana nasional? Bukankah suatu bencana, apalagi itu statusnya bencana nasional, sangat wajar ditakuti dan dikhawatirkan?" pungkas legislator asal daerah pemilihan Sumatera Utara II ini.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Waspadai Lagi Covid-19,...
Waspadai Lagi Covid-19, Kemenkes Imbau Tetap Prokes dan Hidup Sehat
Saran Epidemiolog Cegah...
Saran Epidemiolog Cegah Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
Kasus Covid-19 Naik,...
Kasus Covid-19 Naik, Menko Muhadjir Effendy Minta Masyarakat Jangan Panik
Bupati Bengkulu Selatan...
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Presiden Jokowi: Kalau...
Presiden Jokowi: Kalau Sudah Masuk Endemi, Kena Covid-19 Bayar
Kasus Covid-19 di Indonesia...
Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 190, Meninggal 5 Orang
Mengenal HMPV yang Buat...
Mengenal HMPV yang Buat RS di China Kebanjiran Pasien, Gejalanya Mirip Covid-19
Pandemi Covid-19 Dorong...
Pandemi Covid-19 Dorong Negara Asia Berinovasi dalam Teknologi Medis
KPK Tetapkan 3 Tersangka...
KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Pengadaan APD COVID-19
Rekomendasi
Aksi Nyata MNC Peduli...
Aksi Nyata MNC Peduli dan EssilorLuxottica, Kacamata Gratis untuk Anak-anak Papua di Tangerang
Serikat Pekerja Dorong...
Serikat Pekerja Dorong Deregulasi PP 28/2024 dan Moratorium Kenaikan CHT
Rumah Atalarik Syach...
Rumah Atalarik Syach Hancur Lebur Akibat Eksekusi Lahan Tanpa Pemberitahuan
Berita Terkini
Dompet Dhuafa Salurkan...
Dompet Dhuafa Salurkan 35.000 Hewan Kurban ke Penjuru Nusantara hingga Palestina
Waspada Upaya Segregasi...
Waspada Upaya Segregasi Masyarakat lewat Narasi Perang Akhir Zaman
Bahas Gagasan Geopolitik...
Bahas Gagasan Geopolitik Gus Dur, ISNU Dukung Diplomasi Global Presiden Prabowo
6 Eks Pejabat PT Antam...
6 Eks Pejabat PT Antam Dituntut 9 Tahun Penjara Terkait Kasus Cap Emas Antam Ilegal
PDIP Ogah Campuri Urusan...
PDIP Ogah Campuri Urusan Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI
Malam Ini di INTERUPSI...
Malam Ini di INTERUPSI JOKOWI SIAP KEMBALI KE POLITIK Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, dan Narasumber Kredibel, Live di iNews
Infografis
Balas Netanyahu, Pejabat...
Balas Netanyahu, Pejabat Arab Saudi: Pindahkan Israel ke Alaska
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved