Akhir Juni hingga hari ini adalah fase fase yang menegangkan dari babak baru pandemi virus Corona (Covid-19). Foto/SINDOnews
AAA
JAKARTA - Akhir Juni hingga hari ini adalah fase fase yang menegangkan dari babak baru pandemi virus Corona (Covid-19). Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat banyak warga harus mengikat lebih keras tali pinggang dan berfikir untuk hidup dihari hari berikutnya.
"Kebutuhan yang sangat kuat saat ini adalah keberadaan tabung oksigen, saatnya perusahaan melakukan pengadaan tabung oksigen di wilayah sekitar tempat perusahaan berlokasi. Terlebih jika hal ini dikordinasikan oleh Lurah, sehingga setiap keluarahan memiliki stok yang cukup yang bisa disewakan gratis kepada pasien isolasi mandiri," kata Akmal Diki, Sabtu (17/7/2021).
Selain itu, ia mengharapkan Kantor kelurahan harus bisa menjadi sentra swab gratis 24 jam yang bersinergi dengan CSR perusahaan sekitar.
"Sehingga penularan virus bisa cepat diputus. Puskesmas dapat menjadi pusat layanan mereka yang sudah positif dan sakit di luar Covid. Apotik juga harus mengambil peranan penting. Omset tinggi pengusaha apotek dimasa pandemi ini harus dibarengi penambahan beban apotek untuk menyediakan vitamin dan obat gratis untuk para pasien isoman di sekitar apotik bermukim," jelasnya.
Selanjutnya, Diki mengimbau agar Penyitas Covid menghibahkan plasma darahnya. Disarankan agar dibuat sistem dkmana para penyitas baik dari wisma atlet maupun rumah sakit harus menyerahkan KTPnya dan bisa mengambil kembali KTPnya kembali minimal 2 minggu setelah dinyatakan negatif. "Pengambilan KTP dilakukan di PMI, agar KTP ditukar dengan kontribusi donor plasma darah. Karena jika hanya imbauan yang diberikan maka gotong royong ini akan menguap di aplikasi nyatanya," ucap Diki
Tim Riset Voxpol ini mengusulkan agar Masjid dijadikan Pusat Informasi dan Pengumuman. Masjid memiliki TOA yang bisa menjangkau ratusan meter.
"Diharapkan masjid mampu menginformasikan kondisi terkini berikut daftar warga yang isoman, sehingga para tetangga bisa bergotong royong baik dalam rangka memback up isoman maupun mentracking dan memutus mata rantai penularan," tuturnya.
Menurutnya, Warung Makan sekitar sudah saatnya memposisikan diri sebagai suplier pasien Isoman di sekitar. PPKM membuat warung makan mengalami penurunan omset, penambahan tugas warung makan sebagai supier konsumsi warga yang isoman dapat menambah omset mereka yang turun.
"Hal ini bisa dikordinasikan oleh pihak RT dan RW. Warung makan/ Warteg/warkop dapat juga menjadi fasilitator pelayanan antar konsumsi untuk warga sekitar, sehingga mobilitas warga sedikit berkurang!" seru Diki.
Untuk menyempurnakan semuanya, Diki menilai, yang terpenting adalah Kepedulian. Warga ayo bersinergis, hilangkan semua ego, bersatu untuk memusnahkan pandemi.
"Jaga prokes, empati kepada yang sedang isoman dan rajinlah berbagi dan saling mengingatkan. Sehingga kepahitan ini tidak begitu terasa ketika semua bergerak bersama," tuturnya.
"GrupWhatsaap RT harus dioptimalkan sebagai wahana komunikasi. Sehingga semua informasi dapat cepat dieksekusi," tambahnya.
Terakhir, pria yang menjadi Komite Pengarah Relawan Kesehatan (REKAN) Indonesia ini mengatakan, Saatnya bergerak bersama, bergotong royong menaklukan Covid.
"Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan dari lingkungan kita, maka dari lingkungan mana lagi yang memulai," tutup Diki.