Kondisi New Normal, Pemerintah Ingin Masyarakat Kembali Produktif

Rabu, 27 Mei 2020 - 20:59 WIB
loading...
Kondisi New Normal, Pemerintah Ingin Masyarakat Kembali Produktif
Pemerintah terus melakukan kajian untuk merealisasikan new normal atau normal baru. Sehingga masyarakat tetap bisa produktif namun dengan protokol kesehatan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah saat ini terus melakukan kajian untuk merealisasikan new normal atau keadaan normal baru. Sehingga masyarakat tetap bisa produktif namun dengan protokol kesehatan yang aman dari terpapar virus Corona (Covid-19).

(Baca juga: Ketua Komisi III DPR Minta Polisi Humanis Kawal New Normal)

"Tujuan kita tetap sama bahwa seluruhnya harus produktif kembali produktif, namun dengan prasyarat mutlak yaitu aman dari Covid-19," ungkap Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020).

(Baca juga: Rumah Ibadah Dibuka Bertahap Sesuai Standar New Normal)

Keinginan menuju normal baru masyarakat ini juga terus dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Ini untuk mengkaji permasalahan yang muncul secara spesifik di masing-masing daerah.

"Kemudian kita lakukan simpulan-simpulan dan saran-saran untuk melakukan tindakan dalam rangka mulai mendorong produktivitas yang lebih baik lagi," kata Yuri.

Yuri pun mengatakan pemerintah akan menyiapkan protokol kesehatan ketika masyarakat berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan maupun di supermarket.

"Kita pastikan bahwa siapapun yang kemudian berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan, di supermarket atau mungkin berada di mal adalah orang-orang yang kita yakini secara selektif bisa kita lihat dia adalah orang yang sehat. Tentunya salah satu indikator yang harus kita lakukan adalah mengukur suhu tubuh," ujarnya.

Bahkan, kata Yuri saat ini sedang dikaji apakah pengukuran suhu tubuh dilakukan di depan pintu masuk saja atau memungkinkan dipantau dengan peralatan yang yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi.

"Oleh karena itu tadi cukup hanya cukup panjang kami mendiskusikan apakah harus kita lakukan pengukuran hanya di pintu gerbang atau selama berada di dalam kita pantau dengan menggunakan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi. Ini masih menjadi beberapa alternatif yang harus kita cari solusinya," katanya.

Yuri juga akan mengkaji di kawasan industri misalnya. Bagaimana mengatur jarak dan tetap mempertahankan mereka sehat. Kemudian akan dilakukan secara selektif pada industri yang mempekerjakan orang-orang yang diyakini kondisi tubuhnya daya tahan tubuhnya cukup bagus. Misalnya pada kelompok yang di bawah usia 45 tahun.

"Ini tentunya kita akan melakukan monitoring dan kita evaluasi sehingga progresnya akan bisa kita nilai apakah langkah yang kita ambil sudah tepat ataukah harus kita diskusikan lagi," jelas Yuri.

Kemudian terkait dengan keinginan agar masyarakat mematuhi norma sehat yang baru, norma normal yang baru yang selalu rajin mencuci tangan. Tentunya, kata Yuri pemerintah juga akan meminta semua fasilitas baik itu ruang kerja maupun fasilitas umum harus menyiapkan fasilitas yang mudah diakses untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun. "Ini menjadi sesuatu yang penting karena kita harus memfasilitasi ini," katanya.

Bahkan untuk transportasi juga harus diatur untuk kondisi new normal. "Oleh karena itu sudah sekalian kita pun juga akan berpikir tentang bagaimana transportasi umum dan seterusnya. Parameter-parameter ini tentunya tidak akan sama untuk tiap-tiap provinsi, tiap-tiap kabupaten," ucapnya.

Oleh karena itu kata Yuri, perlu kajian data yang komprehensif dari masing-masing kabupaten sampai dengan tingkat provinsi akan dibutuhkan. "Inilah yang nantinya akan menjadi monitoring kita yang terus-menerus kita lakukan karena inilah data data objektif yang akan kita gunakan dalam melakukan pengendalian," tambahnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)