Mengejar Kekebalan Komunitas di Jakarta

Kamis, 15 Juli 2021 - 06:12 WIB
loading...
A A A
Sonny menerangkan percepatan vaksinasi ini harus melebar ke wilayah aglomerasinya, yakni Bodetabek. “Kalau sudah herd immunity itu akan sangat baik karena setidaknya mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas. Menurut saya, Jakarta punya tenaga kesehatan dan vaksinator yang banyak. Itu sangat memungkinkan. Maka, target tersebut realistis dan bagus banget,” tuturnya.

Berdasar data Satgas, ada sejumlah persoalan yang sedikit menghambat dalam mengubah perilaku masyarakat untuk patuh protokol kesehatan (prokes) dan mau divaksin Covid-19. Apa itu? banyaknya hoaks yang beredar. Beberapa informasi bohong tentang Covid-19 dan vaksin yang sudah lama beredar kerap disebar lagi.



Menurut dia, kondisi ini bisa melemahkan upaya menekan penyebaran virus Sars Cov-II dan vaksinasi massal. Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 dan pemerintah daerah harus menggandeng seluruh lapisan masyarakat, salah satunya tokoh agama. Cara ini dianggap efektif untuk menekan penolakan warga terhadap vaksin. Juga meningkatkan kepatuhan untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).

“Kelelamahan (lain) belum banyak masyarakat yang tahu kalau sudah divaksin itu tetap harus pakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Karena bagaimanapun juga vaksin itu bekerja setelah virus masuk. Pertahanan pertama, mencegah virusnya jangan masuk dulu,” tegas Sonny.

Demi membantu percepatan program vaksinasi di Jakarta dan sekitarnya, TNI dan Polri telah turun tangan. Dari TNI, misalnya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mencanangkan orang divaksin sebanyak 165.000 per hari agar kekebalan komunitas terbentuk di Jakarta. Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa mengungkapkan pihaknya mendapatkan jatah 200.000 orang yang divaksin setiap harinya. Ini untuk mengejar 1 juta orang setiap hari.

Khusus wilayah Jabodetabek, dia menerangkan telah menambah tenaga kesehatan sebanyak 176 orang dari siswa perwira karier yang sedang dalam masa pendidikan. “Upaya TNI lainnya, melalui perekrutan 3.000 tenaga medis dan non-medis dari berbagai lapisan masyarakat,” dalam konferensi pers virtual pada Senin (12/7/2021).

Epidemiolog Kamaluddin Latief kekebalan komunitas dapat terbentuk melalui dua caranya, yakni alami dan vaksinasi. Namun, cara alami atau membiarkan orang terpapar dan sakit sangat berisiko menyebabkan banyak nyawa melayang. Dia mengatakan sulit mencapai kekebalan komunitas di DKI Jakarta karena wilayah ini terbuka bagi semua warga negara Indonesia.

“Pada hari ini, pemerintah mengejar herd immunity, kita lihat jumlah vaksinasi sebelum melihat yang sakit (terpapar Covid-19), yang buatan (vaksin) belum sampai 20%. Jumlah itu belum mencukupi terjadinya herd immunity dari jumlah vaksinasi. Kalau bicara, misalnya pemerintah optimis bisa mengejar 50%. itupun efektivitas sekarang masih trail and error,” ujarnya.

Mayoritas vaksin yang digunakan di Indonesia adalah Sinovac dengan efikasi 65%. Sisanya, menggunakan AstraZeneca dan Sinopharm. Sekarang, dunia dihadapkan dengan mutasi virus yang dikhawatirkan bisa melemahkan proteksi dari virus. Belum lagi adanya temuan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang menyatakan ada sekitar 4,7 juta warga (44,5%) yang sudah terpapar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3516 seconds (0.1#10.140)