Peneliti FK UGM Sebut 17,7% Virus Covid-19 di Indonesia dari Varian Delta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Virus Covid-19 khususnya varian Delta terus bertransmisi di Indonesia. Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr Gunadi mengungkapkan 17,7% virus Covid-19 di Indonesia varian Delta.
"Berdasarkan genome sequencing, varian Delta ini menguasai 17,7% varian yang bertransmisi di Indonesia. Sedangkan varian Alpha dan Beta hanya di bawah 2%. Jadi jelas eskalasi kasus Covid-19 di Indonesia dipicu oleh varian Delta," ungkap Gunadi, dalam keterangan yang diterima, Kamis (8/7/2021).
Gunadi mengatakan, varian Delta merupakan variant of concern (VoC) yang telah ditetapkan oleh WHO. Artinya, virus dari varian Delta ini harus diwaspadai karena dapat menularkan lebih cepat dari varian lainnya.
Baca juga: Varian Delta Tak Terbendung, WHO Minta 80 Negara Waspada hingga Agustus
Selain itu, Gunadi mengatakan kemunculan Variant of Interest dan Variant of Concern dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya. "Pelanggaran prokes, tidak divaksinasi, interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru," ujarnya.
Ia menyebutkan, vaksin Covid-19 sejauh ini dapat melawan varian Delta. Riset terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan efikasi vaksin dapat mencegah timbulnya gejala, dan mencegah rawat inap di RS hingga lebih 90%.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) melaporkan saat ini total varian Delta di Indonesia sebanyak 436 kasus.
Baca juga: Kemendagri: Perlu Pengurangan 50% Mobilitas untuk Tekan Laju Covid-19 Varian Delta
Kasus varian Delta masih terbanyak yakni sebanyak DKI Jakarta 195 kasus, Jawa Barat 134 kasus, Jawa Tengah 80 kasus, Jawa Timur 13 kasus, Banten 4 kasus, Sumatera Selatan 3 kasus, Kalimantan Tengah 3 kasus, Kalimantan Timur 3 kasus, Gorontalo 1 kasus, Sumatera Selatan 1 kasus.
"Berdasarkan genome sequencing, varian Delta ini menguasai 17,7% varian yang bertransmisi di Indonesia. Sedangkan varian Alpha dan Beta hanya di bawah 2%. Jadi jelas eskalasi kasus Covid-19 di Indonesia dipicu oleh varian Delta," ungkap Gunadi, dalam keterangan yang diterima, Kamis (8/7/2021).
Gunadi mengatakan, varian Delta merupakan variant of concern (VoC) yang telah ditetapkan oleh WHO. Artinya, virus dari varian Delta ini harus diwaspadai karena dapat menularkan lebih cepat dari varian lainnya.
Baca juga: Varian Delta Tak Terbendung, WHO Minta 80 Negara Waspada hingga Agustus
Selain itu, Gunadi mengatakan kemunculan Variant of Interest dan Variant of Concern dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya. "Pelanggaran prokes, tidak divaksinasi, interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru," ujarnya.
Ia menyebutkan, vaksin Covid-19 sejauh ini dapat melawan varian Delta. Riset terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan efikasi vaksin dapat mencegah timbulnya gejala, dan mencegah rawat inap di RS hingga lebih 90%.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) melaporkan saat ini total varian Delta di Indonesia sebanyak 436 kasus.
Baca juga: Kemendagri: Perlu Pengurangan 50% Mobilitas untuk Tekan Laju Covid-19 Varian Delta
Kasus varian Delta masih terbanyak yakni sebanyak DKI Jakarta 195 kasus, Jawa Barat 134 kasus, Jawa Tengah 80 kasus, Jawa Timur 13 kasus, Banten 4 kasus, Sumatera Selatan 3 kasus, Kalimantan Tengah 3 kasus, Kalimantan Timur 3 kasus, Gorontalo 1 kasus, Sumatera Selatan 1 kasus.
(abd)