Elite Parpol Pendukung Pemerintah Reuni, Politikus Partai Ummat: Kalau Hanya Makan-Makan, Apa Urgensinya

Jum'at, 25 Juni 2021 - 09:57 WIB
loading...
Elite Parpol Pendukung Pemerintah Reuni, Politikus Partai Ummat: Kalau Hanya Makan-Makan, Apa Urgensinya
Politikus Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya (kanan). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pertemuan para elite partai politik ( parpol ) pendukung pemerintah di Restoran Plataran, Jakarta, Rabu 23 Juni 2021 mendapat tanggapan dari Partai Ummat . Politikus Partai Ummat yakin bahas politik.

Diketahui, pertemuan itu atas undangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Johnny G. Plate.Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus dan Sekjen Partai Hanura Gede Pasek Suardika absen dalam pertemuan para elite partai politik pendukung pemerintah itu.

"Pertemuan antarelite partai politik hal biasa dalam alam demokrasi," ujar politikus Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya kepada SINDOnews, Jumat (25/6/2021).

Apalagi, kata dia, para elite partai politik itu punya kepentingan yang sama mendukung pemerintah. "Namanya saja pertemuan para politikus sesama pendukung kekuasaan, malah aneh kalau mereka membantah jika membahas politik. Kalau hanya makan-makan, apa urgensinya. Apalagi ini masa pandemi," ujarnya.



Dia menambahkan, grafik kasus Covid-19 lagi naik saat ini dan Jakarta menjadi Zona Merah. "Jumatan saja ditiadakan. Salat berjamaah saja ditiadakan di masjid. Bagaimana mungkin mereka bilang hanya makan-makan biasa?" katanya.

Maka itu, dia menilai pertemuan semacam itu bisa saja memiliki kepentingan lebih besar dari sekadar penanganan Covid-19. "Karena jika tidak, cukup melalui pertemuan daring," tuturnya.



Bantahan Sekjen PKB Hasanuddin Wahid alias Cak Udin bahwa pertemuan itu untuk membahas wacana Jokowi tiga periode pun direspons Mustofa. "Soal pengakuan atau bantahan mereka bahwa pertemuan tersebut tidak membahas Presiden 3 Periode, memang sulit dibuktikan," katanya.

Yang jelas, lanjut Mustofa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas telah menolak ide presiden tiga periode. "Jangan sampai, para petinggi parpol itu memahami keterangan Presiden itu, dengan arti sebaliknya. Apalagi, jika di-follow up dengan rapat-rapat. Karena kalau mereka mengartikan demikian, berarti sama saja mereka mengkhianati ucapan Presiden," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1666 seconds (0.1#10.140)