Anak Terpidana Mati Freddy Budiman Ungkap Detik-detik Kematian Ayahnya

Rabu, 23 Juni 2021 - 15:26 WIB
loading...
Anak Terpidana Mati Freddy Budiman Ungkap Detik-detik Kematian Ayahnya
Detik-detik kematian terpidana mati yang dieksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Freddy Budiman, diungkap anak kandungnya, Fikri, lewat youtube Gritte Agatha. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Detik-detik kematian terpidana mati yang dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Freddy Budiman, diungkap oleh anak kandungnya, Fikri Fernanda Budiman, lewat youtube Gritte Agatha berjudul 'Kesaksian Anak Terpidana Mati Freddy Budiman'. Video berdurasi 1 jam 9 menit 59 detik ini yang diapload pada tanggal 17 Mar 2021, sudah ditonton 4,416,815 kali.

Baca Juga: bacaJuga : Baca juga: Tim Investigasi Cari Tiga Pengacara Freddy Budiman
"Habis itu papa datang. Saat itu aku udah janji sama diri aku sendiri aku enggak mau nangis di hadapan papa. Karena aku ngerasa papah lagi ngejalanin hiduo yang berat, papah mau dieksekusi mati. Kasarnya, gue pribadi enggak mau nunjukkin kesedihan, nangis biar papa akan semakin kuat," sambung Fikri.

Fikri melanjutkan, akhirnya saat itu langsung ketemu ayahnya dan memeluknya yang saat itu Freddy Budiman tengah memakai baju gamis serta memegang Alquran. Sambil menanyakan kabar ayahnya, Fikri mengajak sang ayah untuk makan bareng.

"Pah kenapa bisa sampai kaya begini pah?" tanya Fikri sambil menggambarkan wajah ayahnya yang hanya tersenyum.

"Udah jalan papah de. Ini sudah ditakdirkan sama Allah, Papah enggak mau ngelawan Allah lagi. Sudah biarin aja ini semua terjadi," ucap Fikri seraya menuturkan apa yang diucapkan Freddy Budiman saat itu.

"Pokoknya saat itu kita ikut kegiatan papah, ngaji, salat bareng, aku masih mijitin dia. Dia juga kasih ceramah ke kita untuk berharap agar anaknya jadi sukses, pebisnis yang sukses. Jadi hari itu pertama maksimal ketemu sampai jam 3-4 sore," tutur Fikri.

Pada saat itu Fikri mengatakan, dia bersama keluarga yang lainnya balik lagi nyebrang ke Cilacap untuk nginap di Hotel kembali. Di hari kedua, di mana eksekusi mati itu akan dilakukan. Fikri merasa mentalnya benar-benar jatuh dan hancur.

"Gue ngerasa kayak hancur, enggak ngerasa hidup. Enggak ngerasa ada di suatu kehidupan, seperti di dunia mimpi. Kenapa harus gue yang dipilih dari sekian banyaknya manusia di dunia ini untuk merasakan ini dan berharap ada mukjizat," ungkap Fikri.

"Jadi pas mau masuk hari kedua ini, kita udah tahu bahwa ayah kita ini besok enggak bisa ketemu lagi. Jadi hari terakhir kita. Gue enggak bisa menjelaskan lagi rasa yang dirasain itu," jelasnya.

Fikri menuturkan, pada hari terakhirnya itu Freddy Budiman meminta satu permintaan agar dia bisa tidur bersama anaknya di kamar, di dalam penjara.

"Tapi saat itu ditolak sama petugas. Sudah sempat didebatin saat itu. Enggak akan terganggu psikologisnya. 'Saya hanya minta waktu terakhir untuk tidur sama anak saya'. Tapi ditolak waktu itu,"

"Habis itu seperti biasa lagi, papah ngaji, ngasih wejangan lagi ke kita. Tapi di sela-sela itu aku masih nanya ke papah, pah yakin udah enggak ada yang bisa kita lakuin?"

Sampai akhirnya tiba, Fikri benar-benar menjalani proses perpisahan dengan ayahnya mana saat terakhirnya salat magrib dan isya berjamaah bersama ayahnya kala itu, dilalui Fikri dengan terus menangis.

"Setelah salat itu papah masih nyuapin makan, makan bareng juga. Sampailah di salat isya, ini bakal jadi salat terakhir gw sama bokap gue, dan pertemuan terakhir juga dan itu tetap nangis, kesedihannya saat itu yang paling parah."

"Habis itu dia berdoa kepada Allah, dengan apa yang menjadi keinginan dia. Habis itu papah pegang pipi aku dua-duanya. 'Papah pergi ya, tolong jaga adik-adiknya, kamu bisa jadi orang yang sukses. Karena papah tahu, kamu adalah orang yang kuat."

Fikri mengakui, ketika momen melangkah menjauh perpisahan menuju pintu keluar sel, menjadi momen terakhir dia bertemu dan melihat langsung wajah Freddy Budiman.

"Dan akhirnya mendapat kabar, malamnya ketika jam 8 malam, mendapat kabar sudah dieksekusi," tutup Fikri.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)