Kepala BP2MI Jemput Langsung 171 PMI ABK dari Fiji di Bandara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, menyambut langsung kepulangan 171 Anak Buah Kapal (ABK) dari Fiji, di Terminal 3 Kedatangan Internasional, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (16/6/2021).
Benny mengatakan, para ABK umumnya telah menyelesaikan masa kontrak kerja (sign off) di kapal berbendera Tiongkok, Vanuatu, Fiji, serta Taiwan. Namun, dikarenakan kebijakan lockdown di negara Fiji, mereka tertahan dan tidak dapat langsung pulang ke Indonesia.
Selain kepulangan 171 PMI ABK, terdapat dua jenazah PMI yang meninggal akibat sakit yang diderita, ditunjukkan dengan surat keterangan kematian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suva. Kedua ABK tersebut, Satrian Ndikele asal Sulawesi Tenggara, dan Tugiyono asal Brebes, Jawa Tengah.
Kepala BP2MI mengapresiasi koordinasi antara BP2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sehingga kepulangan menggunakan pesawat charter Garuda Indonesia dapat terlaksana. “Sebetulnya sangat sulit untuk dapat pulang ke Indonesia dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Tapi dengan negosiasi yang dilakukan Kemlu RI, penerbangan Garuda Indonesia dapat menjemput teman-teman PMI di negara-negara tujuan penempatan,” ujarnya.
Benny mengatakan bahwa negara melalui BP2MI, menjadi garda terdepan dalam pelindungan pekerja migran Indonesia. “Sambutan luar biasa harus kami berikan kepada para pejuang devisa sebagai warga negara VVIP yang telah menyumbang pendapatan terbesar negara setelah sektor migas, yakni sebesar Rp159,6 triliun per tahun. Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta telah ada lounge yang khusus ditujukan untuk para PMI,” katanya.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha menyatakan, para PMI harus senantiasa waspada dengan banyaknya modus kejahatan dan penipuan yang mengiming-imingi gaji besar ke luar negeri.
“Para ABK yang memiliki buku pelaut harus mencari perusahaan penempatan yang jelas keberadaannya, sehingga apabila terjadi hal-hal yang merugikan, misalkan gaji yang tidak dibayar, atau penganiayaan, kita tahu kita harus mengejar ke mana,” tuturnya.
Kepala BP2MI berpesan kepada para PMI untuk melaporkan segala tindak merugikan yang mereka alami kepada BP2MI. “Silakan datang ke Tower 10 lantai 1, Wisma Atlet dan cari petugas dengan simbol BP2MI apabila saudara-saudara mengalami kendala atau tindakan pemerasan ketika berada di Wisma Atlet,” katanya.
Para PMI ABK kemudian difasilitasi BP2MI menuju Wisma Atlet untuk menjalani isolasi dan karantina sesuai protokol kesehatan yang berlaku. CM
Benny mengatakan, para ABK umumnya telah menyelesaikan masa kontrak kerja (sign off) di kapal berbendera Tiongkok, Vanuatu, Fiji, serta Taiwan. Namun, dikarenakan kebijakan lockdown di negara Fiji, mereka tertahan dan tidak dapat langsung pulang ke Indonesia.
Selain kepulangan 171 PMI ABK, terdapat dua jenazah PMI yang meninggal akibat sakit yang diderita, ditunjukkan dengan surat keterangan kematian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suva. Kedua ABK tersebut, Satrian Ndikele asal Sulawesi Tenggara, dan Tugiyono asal Brebes, Jawa Tengah.
Kepala BP2MI mengapresiasi koordinasi antara BP2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sehingga kepulangan menggunakan pesawat charter Garuda Indonesia dapat terlaksana. “Sebetulnya sangat sulit untuk dapat pulang ke Indonesia dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Tapi dengan negosiasi yang dilakukan Kemlu RI, penerbangan Garuda Indonesia dapat menjemput teman-teman PMI di negara-negara tujuan penempatan,” ujarnya.
Benny mengatakan bahwa negara melalui BP2MI, menjadi garda terdepan dalam pelindungan pekerja migran Indonesia. “Sambutan luar biasa harus kami berikan kepada para pejuang devisa sebagai warga negara VVIP yang telah menyumbang pendapatan terbesar negara setelah sektor migas, yakni sebesar Rp159,6 triliun per tahun. Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta telah ada lounge yang khusus ditujukan untuk para PMI,” katanya.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha menyatakan, para PMI harus senantiasa waspada dengan banyaknya modus kejahatan dan penipuan yang mengiming-imingi gaji besar ke luar negeri.
“Para ABK yang memiliki buku pelaut harus mencari perusahaan penempatan yang jelas keberadaannya, sehingga apabila terjadi hal-hal yang merugikan, misalkan gaji yang tidak dibayar, atau penganiayaan, kita tahu kita harus mengejar ke mana,” tuturnya.
Kepala BP2MI berpesan kepada para PMI untuk melaporkan segala tindak merugikan yang mereka alami kepada BP2MI. “Silakan datang ke Tower 10 lantai 1, Wisma Atlet dan cari petugas dengan simbol BP2MI apabila saudara-saudara mengalami kendala atau tindakan pemerasan ketika berada di Wisma Atlet,” katanya.
Para PMI ABK kemudian difasilitasi BP2MI menuju Wisma Atlet untuk menjalani isolasi dan karantina sesuai protokol kesehatan yang berlaku. CM
(ars)