Tambahan 1.504.800 dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Tanah Air

Senin, 14 Juni 2021 - 14:23 WIB
loading...
A A A
Namun, menurut Menlu Retno, sebelum mencapai angka persentase vaksinasi yang besar upaya untuk menekan laju penyebaran virus masih harus dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat.

Sementara itu, lanjut Menlu Retno, saat ini kesenjangan distribusi dan vaksinasi di dunia masih sangat besar. Dari sekitar 2,2 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan. Sekitar 75 persen berada hanya di 10 negara maju; dan hanya 0,4 persen yang berada di negara-negara berpenghasilan rendah. Dari perhitungan persentase vaksinasi terhadap populasi kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi 64,33 persen dari total populasi; Kawasan Eropa telah memvaksinasi 52,85 persen. Sementara persentase terendah dimiliki Kawasan Afrika (2,86 persen), dan diikuti ASEAN (8,91 persen).

“Angka ini masih jauh dari target WHO yang mengharapkan setidaknya 10 persen penduduk di setiap negara telah divaksin pada bulan September, dan 30 persen pada akhir Desember tahun ini,” kata Menlu.

Untuk mengurangi tingkat kesenjangan tersebut, Covax Facility terus mendorong mekanisme dose-sharing atau berbagi vaksin. Beberapa negara seperti AS, Jepang, Denmark, Belgia dan Spanyol akan menyalurkan ekstra vaksin yang dimiliki melalui skema Covax Facility. Dengan mekanisme ini maka negara-negara tersebut menyumbangkan vaksin yang dimiliki kemudian dikelola oleh Cova facility untuk dibagikan kepada negara lain yang memerlukan.

Sebagai salah satu co-chairs Cova AMC Engagement Group, Menlu Retno mengatakan, Indonesia memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk terus memperjuangkan akses setara terhadap vaksin.

Selain menjadi salah satu co-chairs Covax AMC Engagement Group upaya lain yang dilakukan Indonesia untuk merealisasikan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara adalah melalui Keaktifan Indonesia menjadi salah satu co-sponsor proposal TRIPS waiver (penghapusan hak kekayaan intelektual) untuk produk dan teknologi yang digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19. Kemudian, pembahasan awal terhadap teks proposal ini di World Trade Organization (WTO) kemungkinan akan dimulai pada 17 Juni 2021.

“Kita semua berharap agar negosiasi terhadap proposal ini dapat diselesaikan dalam waktu cepat, untuk membantu meningkatkan produksi dan distribusi vaksin secara signifikan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga kembali mengingatkan, pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai. Hingga saat ini hampir 175 juta orang di seluruh dunia terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 3,7 juta telah kehilangan nyawanya. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengatasi pandemi ini termasuk melalui vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan. Dukungan penuh masyarakat akan menjadi elemen penting berhasilnya upaya ini.

“Upaya ini akan berhasil dengan baik jika mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Setiap dari kita dan Kita semua dapat menjadi bagian dari solusi. Mari kita sukseskan vaksinasi Covid-19 dan kita tetap terapkan protokol Kesehatan,” kata Menlu Retno. CM
(ars)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)