15 Kejadian Bencana Melanda Wilayah Indonesia Setiap Hari di 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) , Muhadjir Effendy mengatakan sebanyak 5.400 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia selama tahun 2023. Artinya, setiap hari ada 15 kali kejadian bencana yang melanda di tahun itu.
“Kalau secara nasional tahun 2023 itu ada 5.400 (bencana) seperti yang telah disinggung oleh Bapak Kepala BNPB berarti angka partisipasi bencana Sumatera Barat ini 10,18 persen. Berarti atau setiap 1,5 hari itu terjadi satu bencana di sini. Untuk nasional itu 15 kali sehari,” ujar Menko PMK di Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Jumat (26/4/2024).
Sementara itu, kali ini Sumatera Barat menjadi tuan rumah Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana. Menko PMK mengatakan hal ini sekaligus memberikan peringatan bahwa Sumatera Barat menjadi Provinsi dengan kejadian bencana terbanyak sepanjang tahun, nomor dua setelah Jawa Barat.
“Jadi Sumatera Barat ini layak dinobatkan menjadi provinsi paling berbencana nasional setelah Jawa Barat, nomor 2 setelah Jawa Barat,” jelasnya.
Karena itu, Muhadjir mengatakan dengan fenomena itu maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, unsur TNI Polri, dan kekuatan-kekuatan masyarakat yang lain harus betul-betul menganggap namanya bencana itu bukan urusan sembarangan.
“Bencana harus betul-betul menjadi perhatian yang sungguh-sungguh, baik oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, maupun masyarakat tentang betapa bahayanya risiko bencana di Sumatera Barat ini kalau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh,” paparnya.
Oleh sebab itu, kata Muhadjir, puncak hari kesiapsiagaan ini adalah sebagai warning sebagai peringatan kepada seluruh warga khususnya Sumatera Barat untuk betul-betul menjadikan penanggulangan bencana, pencegahan bencana, dan pengurangan risiko bencana.
“Di sini adalah harus menjadi program bukan hanya prioritas tapi harus menjadi program super prioritas karena itu seluruh kekuatan harus betul-betul difokuskan untuk pencegahan risiko bencana di Sumatera Barat ini, mulai dari anggaran di APBD, provinsi, kabupaten kota, kemudian kurikulum di pendidikan kemudian juga pembudayaan, sadar bencana di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.
“Kalau secara nasional tahun 2023 itu ada 5.400 (bencana) seperti yang telah disinggung oleh Bapak Kepala BNPB berarti angka partisipasi bencana Sumatera Barat ini 10,18 persen. Berarti atau setiap 1,5 hari itu terjadi satu bencana di sini. Untuk nasional itu 15 kali sehari,” ujar Menko PMK di Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Jumat (26/4/2024).
Sementara itu, kali ini Sumatera Barat menjadi tuan rumah Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana. Menko PMK mengatakan hal ini sekaligus memberikan peringatan bahwa Sumatera Barat menjadi Provinsi dengan kejadian bencana terbanyak sepanjang tahun, nomor dua setelah Jawa Barat.
“Jadi Sumatera Barat ini layak dinobatkan menjadi provinsi paling berbencana nasional setelah Jawa Barat, nomor 2 setelah Jawa Barat,” jelasnya.
Karena itu, Muhadjir mengatakan dengan fenomena itu maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, unsur TNI Polri, dan kekuatan-kekuatan masyarakat yang lain harus betul-betul menganggap namanya bencana itu bukan urusan sembarangan.
“Bencana harus betul-betul menjadi perhatian yang sungguh-sungguh, baik oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, maupun masyarakat tentang betapa bahayanya risiko bencana di Sumatera Barat ini kalau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh,” paparnya.
Oleh sebab itu, kata Muhadjir, puncak hari kesiapsiagaan ini adalah sebagai warning sebagai peringatan kepada seluruh warga khususnya Sumatera Barat untuk betul-betul menjadikan penanggulangan bencana, pencegahan bencana, dan pengurangan risiko bencana.
“Di sini adalah harus menjadi program bukan hanya prioritas tapi harus menjadi program super prioritas karena itu seluruh kekuatan harus betul-betul difokuskan untuk pencegahan risiko bencana di Sumatera Barat ini, mulai dari anggaran di APBD, provinsi, kabupaten kota, kemudian kurikulum di pendidikan kemudian juga pembudayaan, sadar bencana di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.
(kri)