Artis Pilih Investasi Klub Sepak Bola
loading...
A
A
A
Kalangan selebritas Indonesia ramai-ramai investasi pada klub sepak bola. Dengan dana yang melimpah mereka mengakuisisi sejumlah klub yang memang sedang membutuhkan pendanaan besar. Masuknya para artis dan penggiat media sosial diyakini akan mampu memutar roda persepakbolaan negeri ini yang sedang stagnan diterpa pandemi Covid-19 . Sekaligus membuktikan bahwa bisnis persepakbolaan masih memiliki daya tarik yang besar terlepas dari banyak persoalan yang harus diselesaikan.
Kehadiran para pemodal baru itu sangat positif untuk kembali menggairahkan industri sepak bola nasional, yang diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan publik untuk menikmati olahraga sepak bola yang sangat merakyat.
Bagaimana seharusnya sikap otoritas yang berkaitan persepakbolaan dalam hal ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyambut niat baik para selebritis itu? Lalu, mengapa para selebritIs hingga Kaesang Pangarep putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) berani menabur uang di dunia persepakbolaan yang sedang terpuruk? Sampai saat ini, belum terungkap alasan spesifik para artis dan selebritis media sosial membeli klub sepak bola. Namun, kalau pertanyaan itu ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, jawabannya sangat jelas bahwa kepercayaan terhadap sepak bola nasional oleh masyarakat semakin membaik.
Lebih jauh, Menpora yang juga seorang politikus dari Partai Golkar telah berjanji untuk mendorong PSSI membuat aturan ketat yang menjadi pegangan semua stakeholder sepak bola nasional. Sebab tanpa aturan main jelas dan tegas dapat membuyarkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia sepak bola nasional. Penonton jadi malas dan jangan pernah berharap investor kembali melirik apalagi menanam modal pada klub sepak bola yang sedang butuh pendanaan besar.
Iklim investasi yang mulai memihak kepada industri persepakbolaan sebuah pertanda baik, seiring dengan keseriusan pemerintah dan PSSI dalam memajukan sepak bola nasional. Buktinya, telah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Ke depan, sepak bola nasional didorong ke arah industri di zaman serba digital ini.
Fenomena artis Raffi Ahmad, Gading Marten, dan selebritas media sosial Atta Halilintar hingga Kaesang putra Presiden Jokowi yang bersedia menanamkan modal pada klub sepak bola, tentu sudah memperhitungkan untung ruginya. Sayangnya, informasi secara gamblang seberapa besar dana yang ditanamkan belum terdengar.
Raffi Ahmad terbilang artis pertama yang memulai terjun ke bisnis sepak bola. Artis yang sedang naik daun itu mengakuisisi klub Liga 2, yakni Cilegon United. Raffi yang juga dikenal sebagai Youtuber menggandeng dua rekannya, yakni Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Dony Oskaria dan Rudy Salim seorang pebinis otomotif super mewah. Cilegon United pun bersalin nama menjadi Rans Cilegon FC. Ke depan klub tersebut akan membangun lapangan berstandar FIFA di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Menyusul artis Gading Marten yang bersiap mengibarkan bendera Persikota Tangerang. Kepastian mantan suami Gisella Anastasia bergabung dengan Persikota Tangerang terkuak dalam unggahan instagram @persikotafc1994. Dalam akun itu memuat foto Gading Marten memegang dokumen resmi dengan tim Persikota Tangerang, dan disertai tulisan “Selamat Bergabung Gading Marten”.
Adapun Youtuber Atta Halilintar telah memperkenalkan klub sepak bola berlabel AHHA PS Pati FC. Sebelumnya, Atta yang belum lama ini telah mengakhiri masa lajangnya sempat didekati manajemen Sriwijaya FC asal Sumatera Selatan namun tidak berjodoh. Sementara itu, seleb media sosial Kaesang Pangarep jadi pemegang saham klub Persis Solo. Putra Presiden Jokowi yang didapuk menjadi Direktur Utama, PT Persis Solo Saestu (PSS) punya target sebagai harga mati untuk mendongkrak posisi Persis Solo yang berkompetisi di Liga 2 untuk berlaga di Liga 1.
Kita berharap, artis dan penggiat media sosial yang telah berinvestasi pada klub sepak bola tidak berhenti di tengah jalan. Dan, PSSI sebagai operator penyelenggara kompetisi sepak bola wajib menciptakan iklim kondusif, profesional, sportif, dan akuntabel agar para investor tidak kecewa. Kalau sikap investor dan PSSI telah menyatu maka kepercayaan publik semakin kuat terhadap industri sepak bola nasional. Pada akhirnya, akan mendatangkan pendapatan baik dari hasil penjualan tiket yang meningkat, sponsor yang memadai hingga bagian pendapatan dari hak penyiaran. Investor untung dan PSSI tidak pusing lagi, masyarakat senang. (*)
Lihat Juga: Erick Thohir Cawapres Terkuat, Peneliti: Penggila Sepak Bola adalah Partai Terbesar di Indonesia
Kehadiran para pemodal baru itu sangat positif untuk kembali menggairahkan industri sepak bola nasional, yang diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan publik untuk menikmati olahraga sepak bola yang sangat merakyat.
Bagaimana seharusnya sikap otoritas yang berkaitan persepakbolaan dalam hal ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyambut niat baik para selebritis itu? Lalu, mengapa para selebritIs hingga Kaesang Pangarep putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) berani menabur uang di dunia persepakbolaan yang sedang terpuruk? Sampai saat ini, belum terungkap alasan spesifik para artis dan selebritis media sosial membeli klub sepak bola. Namun, kalau pertanyaan itu ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, jawabannya sangat jelas bahwa kepercayaan terhadap sepak bola nasional oleh masyarakat semakin membaik.
Lebih jauh, Menpora yang juga seorang politikus dari Partai Golkar telah berjanji untuk mendorong PSSI membuat aturan ketat yang menjadi pegangan semua stakeholder sepak bola nasional. Sebab tanpa aturan main jelas dan tegas dapat membuyarkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia sepak bola nasional. Penonton jadi malas dan jangan pernah berharap investor kembali melirik apalagi menanam modal pada klub sepak bola yang sedang butuh pendanaan besar.
Iklim investasi yang mulai memihak kepada industri persepakbolaan sebuah pertanda baik, seiring dengan keseriusan pemerintah dan PSSI dalam memajukan sepak bola nasional. Buktinya, telah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Ke depan, sepak bola nasional didorong ke arah industri di zaman serba digital ini.
Fenomena artis Raffi Ahmad, Gading Marten, dan selebritas media sosial Atta Halilintar hingga Kaesang putra Presiden Jokowi yang bersedia menanamkan modal pada klub sepak bola, tentu sudah memperhitungkan untung ruginya. Sayangnya, informasi secara gamblang seberapa besar dana yang ditanamkan belum terdengar.
Raffi Ahmad terbilang artis pertama yang memulai terjun ke bisnis sepak bola. Artis yang sedang naik daun itu mengakuisisi klub Liga 2, yakni Cilegon United. Raffi yang juga dikenal sebagai Youtuber menggandeng dua rekannya, yakni Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Dony Oskaria dan Rudy Salim seorang pebinis otomotif super mewah. Cilegon United pun bersalin nama menjadi Rans Cilegon FC. Ke depan klub tersebut akan membangun lapangan berstandar FIFA di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Menyusul artis Gading Marten yang bersiap mengibarkan bendera Persikota Tangerang. Kepastian mantan suami Gisella Anastasia bergabung dengan Persikota Tangerang terkuak dalam unggahan instagram @persikotafc1994. Dalam akun itu memuat foto Gading Marten memegang dokumen resmi dengan tim Persikota Tangerang, dan disertai tulisan “Selamat Bergabung Gading Marten”.
Adapun Youtuber Atta Halilintar telah memperkenalkan klub sepak bola berlabel AHHA PS Pati FC. Sebelumnya, Atta yang belum lama ini telah mengakhiri masa lajangnya sempat didekati manajemen Sriwijaya FC asal Sumatera Selatan namun tidak berjodoh. Sementara itu, seleb media sosial Kaesang Pangarep jadi pemegang saham klub Persis Solo. Putra Presiden Jokowi yang didapuk menjadi Direktur Utama, PT Persis Solo Saestu (PSS) punya target sebagai harga mati untuk mendongkrak posisi Persis Solo yang berkompetisi di Liga 2 untuk berlaga di Liga 1.
Kita berharap, artis dan penggiat media sosial yang telah berinvestasi pada klub sepak bola tidak berhenti di tengah jalan. Dan, PSSI sebagai operator penyelenggara kompetisi sepak bola wajib menciptakan iklim kondusif, profesional, sportif, dan akuntabel agar para investor tidak kecewa. Kalau sikap investor dan PSSI telah menyatu maka kepercayaan publik semakin kuat terhadap industri sepak bola nasional. Pada akhirnya, akan mendatangkan pendapatan baik dari hasil penjualan tiket yang meningkat, sponsor yang memadai hingga bagian pendapatan dari hak penyiaran. Investor untung dan PSSI tidak pusing lagi, masyarakat senang. (*)
Lihat Juga: Erick Thohir Cawapres Terkuat, Peneliti: Penggila Sepak Bola adalah Partai Terbesar di Indonesia
(ynt)