Wapres Minta Spirit Alquran Jadi Pedoman Hadapi Permasalahan Kemanusiaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin meminta semangat (spirit) Alquran dijadikan pedoman untuk menghadapi permasalahan kemanusiaan seperti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), kemiskinan, kekerasan, wabah penyakit, dan bencana lingkungan.
Hal itu diungkapkannya pada acara Seminar Internasional tentang Alquran dalam rangka Milad ke-50 Tahun Institut Perguruan Tinggi ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Selasa (1/6/2021).
Kiai Ma’ruf menyampaikan, khususnya di Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, dalam menghadapi permasalahan kemanusiaan tersebut harus juga membawa semangat (spirit) Alquran dimana Alquran merupakan pedoman hidup serta inspirasi, rujukan, dan arah bagi umat manusia dalam merespon perubahan zaman serta permasalahannya yang dinamis.
“Demikian pula bagi Indonesia, kita semua harus bahu-membahu melakukan upaya-upaya untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut di atas. Wabil khusus bagi umat Islam Indonesia, upaya-upaya ini diharapkan semakin kuat dengan adanya legitimasi dan spirit Alquran, yang notabene dan semestinya menjadi pedoman hidup bagi mayoritas bangsa Indonesia,” ungkap Kiai Ma’ruf.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma’ruf pun memaparkan beberapa permasalahan kontemporer yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Ia menjelaskan bahwa seluruh persoalan yang dihadapi telah ada pedoman dan solusinya di dalam Alquran.
Sebagai contoh, lanjut Kiai Ma’ruf, di bidang kesehatan dimana Alquran telah menjelaskan bahwa akan muncul wabah penyakit yang menimpa suatu kaum yang apabila ditarik pada konteks saat ini adalah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dalam Alquran disebutkan, walaupun kesembuhan datangnya dari Allah, namun manusia tetap diwajibkan untuk berusaha.
“Alquran telah menginformasikan munculnya wabah penyakit yang menimpa kaum terdahulu, dan menyatakan bahwa wabah itu merupakan musibah atau ujian dari Allah untuk umat manusia. Tetapi manusia juga harus berusaha untuk menghindarinya melalui pembatasan pergerakan manusia seperti kebijakan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pengambilan jarak fisik (physical distancing). Alquran menjelaskan pula, walaupun pada hakekatnya yang menyembuhkan penyakit itu Allah, tetapi manusia juga diharuskan untuk melakukan ikhtiar penyembuhan baik melalui doa maupun pengobatan,” tambahnya.
Di sisi bencana atau kerusakan alam, tambah Kiai Ma’ruf, Alquran telah memberi pedoman tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan alam. “Manusia diperintahkan untuk lebih aktif melakukan berbagai upaya dan ikhtiar agar aktivitas eksploitasi alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dapat dicegah dan segera dihentikan sehingga alam ini bisa dinikmati secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ungkap Kiai Ma’ruf.
Hal itu diungkapkannya pada acara Seminar Internasional tentang Alquran dalam rangka Milad ke-50 Tahun Institut Perguruan Tinggi ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Selasa (1/6/2021).
Kiai Ma’ruf menyampaikan, khususnya di Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, dalam menghadapi permasalahan kemanusiaan tersebut harus juga membawa semangat (spirit) Alquran dimana Alquran merupakan pedoman hidup serta inspirasi, rujukan, dan arah bagi umat manusia dalam merespon perubahan zaman serta permasalahannya yang dinamis.
“Demikian pula bagi Indonesia, kita semua harus bahu-membahu melakukan upaya-upaya untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut di atas. Wabil khusus bagi umat Islam Indonesia, upaya-upaya ini diharapkan semakin kuat dengan adanya legitimasi dan spirit Alquran, yang notabene dan semestinya menjadi pedoman hidup bagi mayoritas bangsa Indonesia,” ungkap Kiai Ma’ruf.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma’ruf pun memaparkan beberapa permasalahan kontemporer yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Ia menjelaskan bahwa seluruh persoalan yang dihadapi telah ada pedoman dan solusinya di dalam Alquran.
Sebagai contoh, lanjut Kiai Ma’ruf, di bidang kesehatan dimana Alquran telah menjelaskan bahwa akan muncul wabah penyakit yang menimpa suatu kaum yang apabila ditarik pada konteks saat ini adalah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dalam Alquran disebutkan, walaupun kesembuhan datangnya dari Allah, namun manusia tetap diwajibkan untuk berusaha.
“Alquran telah menginformasikan munculnya wabah penyakit yang menimpa kaum terdahulu, dan menyatakan bahwa wabah itu merupakan musibah atau ujian dari Allah untuk umat manusia. Tetapi manusia juga harus berusaha untuk menghindarinya melalui pembatasan pergerakan manusia seperti kebijakan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pengambilan jarak fisik (physical distancing). Alquran menjelaskan pula, walaupun pada hakekatnya yang menyembuhkan penyakit itu Allah, tetapi manusia juga diharuskan untuk melakukan ikhtiar penyembuhan baik melalui doa maupun pengobatan,” tambahnya.
Di sisi bencana atau kerusakan alam, tambah Kiai Ma’ruf, Alquran telah memberi pedoman tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan alam. “Manusia diperintahkan untuk lebih aktif melakukan berbagai upaya dan ikhtiar agar aktivitas eksploitasi alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dapat dicegah dan segera dihentikan sehingga alam ini bisa dinikmati secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ungkap Kiai Ma’ruf.
(cip)