Duet Anies-AHY Dinilai Antitesa dari Kepemimpinan Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) telah menyambangi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 6 Mei 2021.
Usai pertemuan keduanya, muncul isu duet Anies-AHY untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Baca juga: Tak Ambisi Pimpin PPP Kembali, Abdul Azis Dukung Anies Nyapres
Adapun Anies Baswedan dan AHY acapkali masuk daftar kandidat Pilpres mendatang di berbagai survei belakangan ini.
Baca Juga: Anies
"Duet Anies-AHY bisa menyedot perhatian publik sebagai simbol baru 2024," ujar Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Kamis (27/5/2021).
Dia menambahkan, dari sisi kombinasi unsur usia (tua-muda) dan latar belakang sipil-militer juga terpenuhi. "Pasangan ini bisa dibilang merupakan antitesa dari kepemimpinan Jokowi," katanya.
Namun, duet Anies - AHY itu dinilai memiliki kelemahan. "Kelemahannya pasangan Anies-AHY akan menghadapi kelompok pemilih yang justru puas dengan kebijakan Jokowi dan ingin terus melanjutkan legacy-nya," ungkapnya.
Oleh karena itu kata dia, pada 2024 nanti isu besar platform kampanye adalah pertarungan antara pasangan calon (paslon) yang dipersepsikan sebagai antitesa Jokowi.
"Bahkan bisa di-endorse oleh Jokowi dan pemilihnya untuk melanjutkan pemerintahan saat ini," tuturnya.
Usai pertemuan keduanya, muncul isu duet Anies-AHY untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Baca juga: Tak Ambisi Pimpin PPP Kembali, Abdul Azis Dukung Anies Nyapres
Adapun Anies Baswedan dan AHY acapkali masuk daftar kandidat Pilpres mendatang di berbagai survei belakangan ini.
Baca Juga: Anies
"Duet Anies-AHY bisa menyedot perhatian publik sebagai simbol baru 2024," ujar Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Kamis (27/5/2021).
Dia menambahkan, dari sisi kombinasi unsur usia (tua-muda) dan latar belakang sipil-militer juga terpenuhi. "Pasangan ini bisa dibilang merupakan antitesa dari kepemimpinan Jokowi," katanya.
Namun, duet Anies - AHY itu dinilai memiliki kelemahan. "Kelemahannya pasangan Anies-AHY akan menghadapi kelompok pemilih yang justru puas dengan kebijakan Jokowi dan ingin terus melanjutkan legacy-nya," ungkapnya.
Oleh karena itu kata dia, pada 2024 nanti isu besar platform kampanye adalah pertarungan antara pasangan calon (paslon) yang dipersepsikan sebagai antitesa Jokowi.
"Bahkan bisa di-endorse oleh Jokowi dan pemilihnya untuk melanjutkan pemerintahan saat ini," tuturnya.
(maf)