26 Kasus Mutasi Covid-19 Masuk Indonesia, Menkes: Kecepatan Penularannya Tinggi Sekali

Selasa, 18 Mei 2021 - 12:05 WIB
loading...
26 Kasus Mutasi Covid-19 Masuk Indonesia, Menkes: Kecepatan Penularannya Tinggi Sekali
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes ) Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengungkapkan saat ini sebanyak 26 kasus mutasi Covid-19 sudah masuk Indonesia. Dia pun menjelaskan bahwa tiga dari empat mutasi Covid-19 yang menjadi perhatian World Health Organization (WHO) juga telah masuk Indonesia.

Mutasi Covid-19 berbahaya yang masuk ke Indonesia di antaranya B117 dari Inggris, B1617 dari India, B1351 dari Afrika Selatan. Bahkan, BGS mengatakan bahwa kasus Covid-19 di beberapa negara naik akibat mutasi Covid-19.

"India naik, Thailand naik, Singapura naik, negara Eropa semua naik karena ada mutasi baru. Mutasi baru itu ada empat yang bahaya. Tiga sudah masuk Indonesia. Dan dari yang masuk Indonesia ada 26 yang sudah teridentifikasi," kata kata BGS di kanal Kementerian Kesehatan, Selasa (18/5/2021).



Menurut BGS, ada dua kasus mutasi Covid-19 ditemukan lagi dari Jawa Barat, tepatnya Karawang, yakni dari pekerja migran yang berasal dari Malaysia dan dari Arab Saudi.

BGS pun mengungkapkan bahwa kecepatan penularan virus dari mutasi baru Covid-19 lebih tinggi. "Kalau virus yang sekarang, dari 1 naik jadi 4, 4 naik jadi 16, 16 naik jadi 25, 26. Nah yang baru ini tidak gitu. Dari 1 naik 50. Dari 50 naik 2.500, jadi kecepatan penularannya tinggi sekali. Itu mesti hati-hati," katanya.



BGS mengatakan, cara yang bisa dilakukan yakni dengan mematuhi protokol kesehatan, salah satunya dengan memakai masker. "Gimana caranya? Pakai masker, pakai masker," tegasnya.

Selain itu, BGS mengatakan upaya vaksinasi juga terus dilakukan untuk menekan laju penularan. "Vaksinasi ini adalah untuk menahan laju penularan untuk rakyat."

BGS juga meminta agar testing dan tracing diperbanyak untuk menemukan kasus Covid-19. "Untuk Dinas Kesehatan, untuk saya, apa yang harus dilakukan? Testing, tracingnya harus diperbanyak. Terutama banyak Forkopimda pengennya hijau lalu testingnya sedikit, itu bisa meledak. Apalagi adanya virus baru, kita harus lebih agresif tes. Supaya tahu dia di mana," tegasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2320 seconds (0.1#10.140)