Ristek Gabung ke Kemendikbud, Link and Match Jadi Tantangan
loading...
A
A
A
Sebaliknya, Dede Yusuf meyakini penggabungan ini akan mendorongnya dan mengakselerasi
lahirnya penelitian-penelitian baru, terutama dari perguruan tinggi. Dia pun menegaskan pentingnya link and match antara perguruan tinggi dan industri atau dunia usaha.
“Intinya, di dalam dunia pendidikan tinggi salah satu kepentingannya adalah penelitian yang didalamnya ada pembuatan jurnal, riset, dan project base. Dengan digabungkan ristek ke Kemendikbud, diharapkan lebih maju lagi riset-riset yang berkaitan dengan akademis dan terapan. Terapan juga membutuhkan gerakan kampus dan stakeholder secara langsung, dunia usaha dan industri,” tuturnya.
Pengamat dan praktisi pendidikan dari Center for Education Regulation and Development (CERDAS) Indra Charismiadji mengaku belum bisa menjelaskan banyak perihal penggabungan Kemenrisktek dan Kemendikbud. Sepengetahuannya, penggabungan dua kementerian ini merupakan implikasi dari dibentuknya Kementerian Investasi. Dia juga mengatakan, belum melihat desain khusus mengapa Kemenristek digabung dengan Kemendikbud.
“Pembentukan Kementerian Investasi karena itu satu kementerian dikorbankan dan kenapa yang dipilih ristek itu belum ada penjelasannya. Saya belum lihat ada desain khusus mengapa Kemenristek digabung dengan Kemendikbud hanya karena munculnya Kementrian Investasi. Jadi tidak masuk dalam bagian dari program pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul,” katanya.
Dia menegaskan, ada filosofi berbeda antara pendidikan dan riset. Menurutnya, keduanya memerlukan riset dan memiliki basis riset berbeda. Riset di Kemendikbud lebih mengutamakan pada kemampuan berfikir dasar.
“Artinya riset yang dilakukan membahas bagaimana perkembangan kognisi anak, meningkatkan kemampuan literasi. Risetnya lebih untuk mendapatkan ilmu dasar agar orang tidak sesat berfikir,” tegasnya.
Sedangkan riset di Kemenristek membahas mengenai terapan. Riset lebih pada membahasa apa yang ingin dihasilkan. Ditegaskan bahwa riset di Kemendikbud dan Kemenristek memiliki dasar yang berbeda.
“Pandangan saya kalaupun dileburkan Ristek lebih ke Perindustrian karena risetnya akan berbasis industri, bukan ilmu pengetahuan,” paparnya.
Dengan adanya penggabungan ini, menurutnya, ada potensu merusak jenjang karir seseorang yang sudah dirintis sejak lama. "ini bisa merusak karir orang karena pasti karirnya sudah dirintis sejak lama. Ini seharusnya dipikirkan,” tegasnya.