Soal Kunjungan Nadiem ke PBNU, JPPI: Jangan Hanya Pencitraan Dong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau untuk Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menilai, hilangnya nama tokoh bangsa dalam Kamus Sejarah Indonesia terbitan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud yakni pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari dianggap kejadian yang terus terulang dilakukan lembaga yang dipimpin Nadiem Makarim.
"Harusnya kesalahan itu enggak perlu diulang. Tapi kenapa Pak Menteri ini terus mengulang kesalahan. Kasus hilangnya kata agama, organisasi penggerak, dan juga hilangnya pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila, kan baru kemarin eh sekarang bikin salah lagi," ucapnya saat dihubungi, Minggu (25/4/2021).
Ubaid menganggap, hilangnya nama Kiai Hasyim ini bentuk kecerobohan. Dia pun mempertanyakan kinerja Menteri Nadiem dan para pembantunya di Kemendikbud. Ubaid melihat, Nadiem dan tim bekerja secara grasa grusu dan mengabaikan integritas terhadap pendidikan Indonesia. Bagi Ubaid, apa yang dilakukan Menteri Nadiem dengan menjungi PBNU dan menemui Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri bukanlah jawaban atas kecerobohan yang dilakukan selama ini. Lebih jauh Ubaid melihat apa yang dilakukan mantan Bos 'Gojek' itu pencitraan.
"Ya jangan hanya pencitraan dong. Kan ini bukan kunjungan yang kali pertama, tapi tetap saja kesalahan itu diulang. Untungnya salah sama kiai, jadi belum minta maaf, kan pun sudah pasti dimaafkan. Tapi apa yang dilakukan Pak Menteri terhadap Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari adalah melukai rakyat indonesia, khususnya warga nahdliyyin, karena beliau adalah salah satu pahlawan nasional dan punya jasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pendirian NKRI," pungkasnya.
"Harusnya kesalahan itu enggak perlu diulang. Tapi kenapa Pak Menteri ini terus mengulang kesalahan. Kasus hilangnya kata agama, organisasi penggerak, dan juga hilangnya pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila, kan baru kemarin eh sekarang bikin salah lagi," ucapnya saat dihubungi, Minggu (25/4/2021).
Ubaid menganggap, hilangnya nama Kiai Hasyim ini bentuk kecerobohan. Dia pun mempertanyakan kinerja Menteri Nadiem dan para pembantunya di Kemendikbud. Ubaid melihat, Nadiem dan tim bekerja secara grasa grusu dan mengabaikan integritas terhadap pendidikan Indonesia. Bagi Ubaid, apa yang dilakukan Menteri Nadiem dengan menjungi PBNU dan menemui Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri bukanlah jawaban atas kecerobohan yang dilakukan selama ini. Lebih jauh Ubaid melihat apa yang dilakukan mantan Bos 'Gojek' itu pencitraan.
"Ya jangan hanya pencitraan dong. Kan ini bukan kunjungan yang kali pertama, tapi tetap saja kesalahan itu diulang. Untungnya salah sama kiai, jadi belum minta maaf, kan pun sudah pasti dimaafkan. Tapi apa yang dilakukan Pak Menteri terhadap Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari adalah melukai rakyat indonesia, khususnya warga nahdliyyin, karena beliau adalah salah satu pahlawan nasional dan punya jasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pendirian NKRI," pungkasnya.
(cip)