Brantas Abipraya Menggarap Borobudur Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero) dipercaya untuk mempercantik kawasan wisata Borobudur yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Proyek yang dinamakan Kawasan Strategis Wisata Nasional (KSPN) Borobudur ini pun ditargetkan selesai akhir tahun ini.
“Ya, nantinya kawasan Borobudur ini akan menjadi destinasi super prioritas. Ini adalah upaya kami (Brantas Abipraya) untuk turut melestarikan kawasan Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site) dan mengembangkan kawasan Borobudur sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia,” ujar Miftakhul Anas, selaku Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Dwi Satio, selaku project manager penataan Kawasan Borobudur, mengatakan, dalam pembangunannya tak tanggung-tanggung, Brantas Abipraya mengerjakan Gerbang-Rest Area, Jalur Aksis Budaya, Area Concourse, dan Area Parkir-Pedagang. Pada pengerjaan Gerbang, perusahaan konstruksi milik negara ini membangun empat gerbang penanda kawasan budaya Borobudur.
Gerbang pertama adalah Gerbang Palbapang yang keberadaannya sebagai penanda kawasan dari arah Yogyakarta, jaraknya dari Candi Borobudur pun sejauh 8 kilometer. Di sini Brantas Abipraya akan menyelesaikan ikon gerbang penanda kawasan yaitu patung singa, hall atau ruang serbaguna, ruang pengelola atau security dan MEP (Mechanical Electrical & Plumbing), toilet dan lansekap taman.
Gubernur JatengGanjar Pranowo mengapresiasi progres penataan Kawasan Candi Borobudur
Gerbang penanda kawasan kedua yang digarap Brantas Abipraya adalah Gerbang Blondo. Ini adalah penanda kawasan dari arah Semarang, jaraknya dari Candi Borobudur sejauh kurang lebih sekitar 9,5 km. Skup pekerjaan Brantas Abipraya pada gerbang ini adalah pengerjaan ikon gerbang kawasan berupa imej Pohon Kalpataru yang dipercaya sebagai pohon hayat atau pohon kehidupan dan harapan.
Tak hanya itu, sama halnya dengan Gerbang Palbalang, di Gerbang Blondo juga akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti, tempat beribadah (musala), toilet, bike station, ruang MEP dan pengelola juga area parkir.
Lalu, gerbang yang ketiga adalah Gerbang Salaman-Kembanglimus. Gerbang ini, kata Dwi, yang paling besar, dengan luas dua hektare. Tidak cuma sebagai penanda kawasan dari arah Purworejo, gerbang ini sekaligus menghidupkan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang ada di desa tersebut, yaitu Desa Kembanglimus. Berjarak kurang lebih 9,5KM dari Candi Borobudur, gerbang ini memiliki banyak fasilitas seperti kios cinderamata, kios kuliner, mushola dan toilet, panggung terbuka, pendopo yang dapat digunakan sebagai hall multi fungsi, area parkir serta ruang utilitas dan pengelola.
Menambah kenyaman pengunjung nanti, di Gerbang Salaman-Kembanglimus ini juga akan dilengkapi dengan tempat pengolahan sampah dengan teknologi Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), yaitu sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sebagai solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan dampak yang ditimbulkannya, khususnya di kawasan wisata.
Melalui TPS3R ini, tidak hanya persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dapat dikurangi, namun juga dihasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah tersebut.
Dengan banyaknya fasilitas di sini, nantinya gerbang ini juga akan menjadi Rest Area - Community Kembanglimus. Lokasi ini dikembangkan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Kembanglimus, bersinergi dengan Balkondes Kembanglimus yang ada disebelahnya. Gerbang yang keempat, adalah gerbang penanda dari arah Purworejo yaitu Gerbang Klangon yang lokasinya berjarak kurang lebih 9,5 km dari Candi Borobudur.
“Ya, nantinya kawasan Borobudur ini akan menjadi destinasi super prioritas. Ini adalah upaya kami (Brantas Abipraya) untuk turut melestarikan kawasan Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site) dan mengembangkan kawasan Borobudur sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia,” ujar Miftakhul Anas, selaku Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Dwi Satio, selaku project manager penataan Kawasan Borobudur, mengatakan, dalam pembangunannya tak tanggung-tanggung, Brantas Abipraya mengerjakan Gerbang-Rest Area, Jalur Aksis Budaya, Area Concourse, dan Area Parkir-Pedagang. Pada pengerjaan Gerbang, perusahaan konstruksi milik negara ini membangun empat gerbang penanda kawasan budaya Borobudur.
Gerbang pertama adalah Gerbang Palbapang yang keberadaannya sebagai penanda kawasan dari arah Yogyakarta, jaraknya dari Candi Borobudur pun sejauh 8 kilometer. Di sini Brantas Abipraya akan menyelesaikan ikon gerbang penanda kawasan yaitu patung singa, hall atau ruang serbaguna, ruang pengelola atau security dan MEP (Mechanical Electrical & Plumbing), toilet dan lansekap taman.
Gubernur JatengGanjar Pranowo mengapresiasi progres penataan Kawasan Candi Borobudur
Gerbang penanda kawasan kedua yang digarap Brantas Abipraya adalah Gerbang Blondo. Ini adalah penanda kawasan dari arah Semarang, jaraknya dari Candi Borobudur sejauh kurang lebih sekitar 9,5 km. Skup pekerjaan Brantas Abipraya pada gerbang ini adalah pengerjaan ikon gerbang kawasan berupa imej Pohon Kalpataru yang dipercaya sebagai pohon hayat atau pohon kehidupan dan harapan.
Tak hanya itu, sama halnya dengan Gerbang Palbalang, di Gerbang Blondo juga akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti, tempat beribadah (musala), toilet, bike station, ruang MEP dan pengelola juga area parkir.
Lalu, gerbang yang ketiga adalah Gerbang Salaman-Kembanglimus. Gerbang ini, kata Dwi, yang paling besar, dengan luas dua hektare. Tidak cuma sebagai penanda kawasan dari arah Purworejo, gerbang ini sekaligus menghidupkan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang ada di desa tersebut, yaitu Desa Kembanglimus. Berjarak kurang lebih 9,5KM dari Candi Borobudur, gerbang ini memiliki banyak fasilitas seperti kios cinderamata, kios kuliner, mushola dan toilet, panggung terbuka, pendopo yang dapat digunakan sebagai hall multi fungsi, area parkir serta ruang utilitas dan pengelola.
Menambah kenyaman pengunjung nanti, di Gerbang Salaman-Kembanglimus ini juga akan dilengkapi dengan tempat pengolahan sampah dengan teknologi Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), yaitu sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sebagai solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan dampak yang ditimbulkannya, khususnya di kawasan wisata.
Melalui TPS3R ini, tidak hanya persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dapat dikurangi, namun juga dihasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah tersebut.
Dengan banyaknya fasilitas di sini, nantinya gerbang ini juga akan menjadi Rest Area - Community Kembanglimus. Lokasi ini dikembangkan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Kembanglimus, bersinergi dengan Balkondes Kembanglimus yang ada disebelahnya. Gerbang yang keempat, adalah gerbang penanda dari arah Purworejo yaitu Gerbang Klangon yang lokasinya berjarak kurang lebih 9,5 km dari Candi Borobudur.