Wahid Foundation Harap Program Desa Damai Dikembangkan di Sumenep
loading...

Ulfa, Koordinator Wilayah Wahid Foundation Sumenep, Jawa Timur saat melakukan audiensi dengan Bupati Kabupaten Sumenep, Achmad Fauzi di kantornya Senin (12/4/2021). Foto/Istimewa
A
A
A
JAKARTA - Sukses mengembangkan Program Desa Damai di tiga desa di Kabupaten Sumenep, yaitu di Desa Guluk-Guluk, Desa Prancak, dan Desa Payudan Dundang, Wahid Foundation berharap Bupati Sumenep mengadopsi dan menjadikan program tersebut sebagai program percontohan berbasis desa yang fokus dalam pemberdayaan perempuan di Kabupaten Sumenep.
Hal itu disampaikan Ulfa, Koordinator Wilayah Wahid Foundation Sumenep, Jawa Timur saat melakukan audiensi dengan Bupati Kabupaten Sumenep, Achmad Fauzi di kantornya Senin (12/4/2021). Program Desa Damai Wahid Foundation yang sudah berjalan 4 tahun di tiga desa di Kabupaten Sumenep tersebut sudah menghasilkan beberapa produk yang dihasilkan dari pemberdayaan ekonomi perempuan. Baca juga: Wahid Foundation Kembali Dukung Deklarasi Kelurahan Damai
Diantaranya produk Patola yang dimiliki Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai Payudan Dundang, produk kripik cabe dan kopi yang dimiliki Pokja Desa Prancak, dan produk emping jagung yang dimiliki oleh Pokja Guluk-Guluk.
"Program Desa Damai ini memiliki tiga pendekatan, yaitu pemberdayaan ekonomi, mekanisme pembangunan perdamaian, dan penguatan peran perempuan," Kata Ulfa ketika mempresentasikan Program Desa Damai kepada Achmad Fauzi, Bupati Sumenep.
Dalam program ini, kata Ulfa, pendekatan pemberdayaan ekonomi dan penguatan peran perempuan bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar mandiri secara ekonomi, selain untuk melatih kepercayaan diri dan kepemimpinan perempuan. Menurut Ulfa, hal tersebut senada dengan apa yang pernah dikatakan oleh Gus Dur bahwa perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi. "Sebab perdamaian tidak akan terealisasi apabila urusan perut masih belum selesai," Kata Ulfa.
Selain itu, Program Desa Damai juga bertujuan untuk menguatkan perempuan sebagai aktor utama dalam pembangunan perdamaian di lingkungan keluarga dan desa. Menurut Ulfa, Ini tidak lain adalah untuk mempromosikan perdamaian dan kesetaraan di tingkat desa.
Hal itu disampaikan Ulfa, Koordinator Wilayah Wahid Foundation Sumenep, Jawa Timur saat melakukan audiensi dengan Bupati Kabupaten Sumenep, Achmad Fauzi di kantornya Senin (12/4/2021). Program Desa Damai Wahid Foundation yang sudah berjalan 4 tahun di tiga desa di Kabupaten Sumenep tersebut sudah menghasilkan beberapa produk yang dihasilkan dari pemberdayaan ekonomi perempuan. Baca juga: Wahid Foundation Kembali Dukung Deklarasi Kelurahan Damai
Diantaranya produk Patola yang dimiliki Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai Payudan Dundang, produk kripik cabe dan kopi yang dimiliki Pokja Desa Prancak, dan produk emping jagung yang dimiliki oleh Pokja Guluk-Guluk.
"Program Desa Damai ini memiliki tiga pendekatan, yaitu pemberdayaan ekonomi, mekanisme pembangunan perdamaian, dan penguatan peran perempuan," Kata Ulfa ketika mempresentasikan Program Desa Damai kepada Achmad Fauzi, Bupati Sumenep.
Dalam program ini, kata Ulfa, pendekatan pemberdayaan ekonomi dan penguatan peran perempuan bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar mandiri secara ekonomi, selain untuk melatih kepercayaan diri dan kepemimpinan perempuan. Menurut Ulfa, hal tersebut senada dengan apa yang pernah dikatakan oleh Gus Dur bahwa perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi. "Sebab perdamaian tidak akan terealisasi apabila urusan perut masih belum selesai," Kata Ulfa.
Selain itu, Program Desa Damai juga bertujuan untuk menguatkan perempuan sebagai aktor utama dalam pembangunan perdamaian di lingkungan keluarga dan desa. Menurut Ulfa, Ini tidak lain adalah untuk mempromosikan perdamaian dan kesetaraan di tingkat desa.
Lihat Juga :