Ramadan Kedua di Masa Korona

Senin, 12 April 2021 - 05:20 WIB
loading...
Ramadan Kedua di Masa...
Ramadan Kedua di Masa Korona
A A A
Mulai Selasa besok umat Islam di Tanah Air memasuki hari pertama puasa Ramadan. Ini merupakan tahun kedua aktivitas ibadah di bulan suci dijalani saat pandemi virus korana (Covid-19).

Meski masih dalam kondisi pandemi, suasana kali ini dipastikan berbeda. Jika tahun lalu masyarakat diliputi kecemasan luar biasa karena menghadapi pandemi yang baru pertama kalinya, tahun ini kekhawatiran tersebut kemungkinan mulai lenyap. Apalagi pemerintah telah menetapkan bahwa aktivitas keagamaan tak lagi dibatasi hanya di rumah.

Kementerian Agama (Kemenag) pekan lalu telah mengeluarkan sejumlah aturan terkait pelaksanaan ibadah di masjid/musala.Di antaranya kehadiran jamaah di tempat ibadah maksimal 50% dari kapasitas. Selain itu, pengelola tempat ibadah juga harus memastikan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter, dan membawa sajadah/mukena masing-masing.

Untuk kegiatan lain seperti ceramah atau kuliah subuh, Kemenag mengatur agar pelaksanaannya tidak lebih dari 15 menit. Acara-acara peringatan seperti Nuzululquran di masjid/musala pun diperbolehkan dengan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas. Adapun untuk pelaksanaan salat Idulfitri dapat dilakukan di masjid atau lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Dengan berangsur normalnya kehidupan dan aktivitas sosial serta keagamaan di dalamnya, kini masyarakat sepertinya tak lagi terlalu takut dengan Covid-19 seperti tahun lalu. Mungkin karena kini sudah terbiasa menghadapi pandemi dan semakin tahu bagaimana cara untuk menghindari penyebaran virus korona.

Satu lagi yang membangkitkan rasa aman adalah vaksinasi yang kini semakin meluas sasarannya. Setelah sebelumnya menyasar kelompok tenaga medis dan pegawai publik, kini vaksinasi sudah mulai menyasar kelompok masyarakat umum yang rentan seperti orang tua.

Ihwal kegiatan vaksinasi ini, berdasarkan laporan tim Satgas Penanganan Covid-19, hingga kemarin total sudah 10 juta orang lebih yang mendapatkan vaksinasi pertama dan 5 juta orang lebih telah mendapatkan vaksin kedua. Jumlah tersebut memang masih jauh dari target sasaran vaksinasi yang ditetapkan pemerintah, yakni 180 juta orang. Angka itu diharapkan dapat membantu mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity) seperti disampaikan Presiden Joko Widodo saat mencanangkan program vaksinasi nasional beberapa waktu lalu. Presiden bahkan meyakini,herd immunitytersebut bisa dicapai lebih cepat yakni pada akhir tahun ini.

Keberadaan vaksin dan mulai tumbuhnya kepercayaan diri masyarakat untuk beraktivitas di era pandemi ini memang memberikan sinyal baik bagi perekonomian. Geliat perdagangan dan usaha kecil dan menengah (UKM) sejak awal tahun mulai terlihat, meski masih ada saja kabar-kabar kurang mengenakkan dari kalangan industri yang masih terdampak.

Namun, euforia tersebut tampaknya hanya akan sesaat saja karena pemerintah telah menetapkan larangan aktivitas mudik mulai 6-17 Mei mendatang. Padahal, selama ini kita tahun bahwa rutinitas mudik tahunan menjadi ajang bagi para pelaku usaha mengeruk keuntungan dari perputaran ekonomi masyarakat.

Saat mudik Lebaran, triliunan uang biasanya berputar. Data Bank Indonesia (BI) menyebut, pada 2019 lalu peredaran uang dalam bentuk uang tunai selama periode Idulfitri 2019 mencapai Rp192 triliun. Namun, pada saat Lebaran tahun lalu angka tersebut turun menjadi hanya Rp158 triliun akibat pandemi Covid-19 yang meluas ke berbagi sektor.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)