Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Perbaikan Moralitas Bangsa

Senin, 05 April 2021 - 10:45 WIB
loading...
Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Perbaikan Moralitas Bangsa
Dr. H. Nur Solikin., S.Ag., MH. Foto/Dok. Pribadi
A A A
Dr. H. Nur Solikin., S.Ag., MH
Dosen IAIN Jember
Dewan ahli ISNU Jawa Timur
Mantan Pengurus PB PMII Periode 2000-2002

ITULAH kata kunci menuju Indonesia emas 2045. Hal itulah yang menjadi salah satu pokok kajian yang diusung dalam Muktamar Pemikiran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2021 di Tulungagung, Jawa Timur kali ini. Menilik sejarah panjang bangsa ini, sejatinya kita sudah 75 tahun merdeka.

Semua pasang surut peristiwa dan perjalanan pahit telah dilalui. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya beberapa kali krisis terutama di bidang ekonomi. Bangsa ini butuh waktu 58 tahun untuk keluar dari kelompok negara berpendapatan rendah (low income country). Baru pada tahun 2003 Indonesia naik kelas menjadi Negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income).

Negara-negara tetangga yang memulai pembangunannya setelah meraih kemerdekaan yang hampir bersamaan dengan Indonesia banyak yang lebih dulu melesat. Korea Selatan dan Singapura sudah meraih status negara berpendapatan tinggi (high income).

Sementara itu, Malaysia telah masuk ke kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper middle income), sedangkan Thailand dan Filipina mendahului Indonesia keluar dari kelompok negara berpendapatan rendah. Berulang kali kita menyia-nyiakan momentum emas.

Di tahun 2045 yang akan datang, Indonesia memasuki masa kualitas emas. Bahkan, sebagian akademisi menyebut sebagai ‘jendela demografi’, yang merupakan suatu fase yang diukur dari tingkat usia produktif seseorang yang lebih didominasi oleh mereka yang beumur sekitar 15-65 tahun.

Dalam istilah kependudukan, hal ini disebut dengan istilah sebagai ‘bonus demografi’. Bonus demografi dapat dicapai dengan peran aktif pemuda untuk menuju Indonesia emas melalui pendidikan dan berbagai kompetisi dalam rangka bersaing dengan negara lain di percaturan global.

Upaya untuk mencapai atau pun menuju Indonesia Emas 2045 perlu usaha dan kerja keras yang sungguh-sungguh. Pada masa-masa itu berbagai situasi yang mungkin terjadi sungguh menantang dan sulit untuk diprediksi.

Oleh karena itu, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, kita semua harus mendorong adanya perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas sektor pendidikan disertai peningkatan perbaikan moralitas bangsa. Permasalahan mutu dan kualitas dunia pendidikan sangat berpengaruh dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia bangsa ini.apalagi dimasa tahun emas yang akan datang.

Mutu pendidikan di permasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan. Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin di capai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu, dan jika menghasilkan skor ujian yang baik maka hampir di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu.

Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan di tunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, bahkan juga masyarakat sekitar. Seberapa besar dukungan tersebut di berikan oleh komponen pendidikan, sangat tergantung kepada kualitas komponen dan kerjasamanya serta mobilitas komponen yang mengarah kepada
pencapaian tujuan.

Perbaikan Moralitas
Peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan harus dibarengi perbaikan moralitas bangsa ini. Hal ini merupakan sebuah keharusan jika bangsa ini ke depan tidak ingin jatuh dan terpuruk atas atas apa yang menjadi akibat dari jauhnya akhlak yang baik dan mulia.

Hal ini juga akan menimpa kaum muda. Kaum muda harus sadar bahwa sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang tentu diharapkan mennigkatkan diri dengan pengetahuan yang bermartabat. Mereka harus membekali diri dengan sikap moral dan iman yang baik sebagai pertahanan diri mencegah pengaruh dan ancaman dari pihak luar. Ancaman ini berupa pemahaman dan sikap ekstrimisme atau radikalisme yang dapat menjadi acaman serius bagi keutuhan bangsa Indonesia.

Penanaman nilai moral bagi kalangan pemuda dapat dimulai melalui pendidikan, literature keagamaan, dan peran keluarga. Keluarga merupakan dasar utama dalam pertahanan menguatkan nilai moral, agar generasi pemuda Indonesia tidak menyimpang dari aturan-aturan negara.

Selain itu, upaya lain untuk menuju Indonesia Emas 2045 dapat bertumpu pada tiga aspek penting, yaitu nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan yang harus diterapkan di dalam kehidupan keseharian.

Era Revolusi Industri 4.0 menjadi kesempatan dan tantangan tersendiri bagi Generasi Emas Indonesia dalam mewujudkan proyeksi Indonesia di tahun 2045. Di antaranya, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor 4 di dunia.

Perlu disadari bahwa Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan era digital ekonomi. Artinya, tercapainya Indonesia Emas 2045 dipengaruhi kesiapan Generasi Emas Indonesia dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.Kesiapan tersebut harus dimulai dengan kebijakan yang khusus dan tepat.

Dalam hal ini, pemanfaatan perkembangan teknologi digital dewasa ini harus dipakai sebaik-baiknya untuk hal-hal yang positif dan produktif, bukan malah sebaliknya. Rendahnya kesadaran generasi muda mengenai hal tersebut, ditandai ketidakmampuan membedakan berita palsu dan berita faktual, serta hanya menjadi pasar (konsumen) dari dampak pertumbuhan ekonomi digital. Tanpa adanya kesadaran dari generasi muda yang akan memegang estafet kepemimpinan dan penggerak ekonomi negara maka jangan harap partisipasi dan kontribusi akan didapat bahkan sebaliknya.

Generasi emas ini harus ditempa dengan berbagai pengetahuan sehingga mampu memanfaatkan pengetahuan/sains dan teknologi secara bijak. Faktanya kini adalah generasi muda Indonesia tidak dapat dilepaskan dari gadget.

Kecanggihan teknologi gadget saat ini memberikan pelayanan pengetahuan, informasi serta hiburan dalam satu genggaman. Apabila hal ini dimanfaatkan secara baik dan bijak tentu akan membawa dampak positif.

Namun, apabila generasi muda memanfaatkan gadget ini sebaliknya dan untuk kepentingan-kepentingan yang tidak benar, tentu generasi ini akan mengalami masa-masaa sulit dan bahkan kehancuran. Hal inilah yang perlu diperangi dan diupayakan agar generasi emas Indonesia bisa lebih bijak dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Berbagai hal-hal negatif yang mungkin terjadi akibat kecanggihan teknologi tersebut perlu diantisipasi agar generasi muda tidak terjerumus ke jurang kehancuran. Kalau hal tersebut terjadi, bagaimana mungkin generasi muda dan anak-anak kita bisa membangun Indonesia emas 2045? Untuk itulah tanggungjawab pemerintah dan tentunya dukungan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas dan pelayanan dunia pendidikan serta perbaikan moralitas bangsa ini menjadi harga mati dan niscaya.

Bertitik tolak pada kondisi di atas Muktamar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tahun 2021 ini diharapkan menghasilkan pemikiran dan solusi cerdas-aplikable guna menghadapi tantangan yang berat dan semakin kompleks bangsa ini di masa-masa yang akan datang. Semoga!
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1474 seconds (0.1#10.140)