Airlangga Berpeluang Didukung Koalisi Nasionalis Religius di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa pekan lalu, Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan sejumlah safari politik ke beberapa tokoh, di antaranya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PPP Suharso Monoarfa.
Menurut Adi, peluang koalisi Golkar, Gerindra, NasDem, dan PPP sangat terbuka. Apalagi NasDem dan Gerindra punya sejarah politik sebagai kader Golkar.
Keduanya dinilai punya tarikan napas sejarah yang sama dan PPP melengkapi koalisi tersebut dengan representasi pemilih Islam.
"Nah kenapa PPP? tentu Golkar-Nasdem dan Gerindra inikan dianggap partai nasionalis. Untuk menggenapi koalisi, biasanya selalu ada variabel representasi pemilih partai Islam," ungkap Adi.
Adi melihat, PPP memiliki chemistry yang pas dengan Golkar dan Gerindra. Sehingga dia meyakini, safari politik Airlangga bukan sekadar bicara politik kebangsaan semata.
"Karena bicara kebangsaan kan bisa diomongkan dalam rapat kabinet. Karena 4 partai ini kan satu kolam koalisi di pemerintah," tuturnya.
Sementara untuk calon presiden yang digadang dalam survei, Adi mengibaratkan nama-nama yang moncer dalam survei sebagai capres angin surga. Sebab, nasibnya belum jelas ketimbang capres yang punya kekuatan di partai.
"Kalau Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, menurut saya capres angin surga. Mereka tidak punya keistimewaan. Ganjar boleh elektabilitasnya oke, tapi penentunya ada di Megawati," jelas dia.
Belum lagi bicara tentang persaingan internal parpol. Di dalam PDIP ada nama Puan Maharani dan Tri Rismaharini. Sehingga, menurut dia, Ganjar masuk dalam kategori capres angin surga.
"Keputusan parpol belum tentu ke Ganjar, makanya saya bilang capres angin surga. Elektablitas boleh tinggi, tapi sekali lagi, masih ada nama Puan dan Risma bisa jadi saingan," kata Adi.
Baca Juga
Menurut Adi, peluang koalisi Golkar, Gerindra, NasDem, dan PPP sangat terbuka. Apalagi NasDem dan Gerindra punya sejarah politik sebagai kader Golkar.
Keduanya dinilai punya tarikan napas sejarah yang sama dan PPP melengkapi koalisi tersebut dengan representasi pemilih Islam.
"Nah kenapa PPP? tentu Golkar-Nasdem dan Gerindra inikan dianggap partai nasionalis. Untuk menggenapi koalisi, biasanya selalu ada variabel representasi pemilih partai Islam," ungkap Adi.
Adi melihat, PPP memiliki chemistry yang pas dengan Golkar dan Gerindra. Sehingga dia meyakini, safari politik Airlangga bukan sekadar bicara politik kebangsaan semata.
"Karena bicara kebangsaan kan bisa diomongkan dalam rapat kabinet. Karena 4 partai ini kan satu kolam koalisi di pemerintah," tuturnya.
Sementara untuk calon presiden yang digadang dalam survei, Adi mengibaratkan nama-nama yang moncer dalam survei sebagai capres angin surga. Sebab, nasibnya belum jelas ketimbang capres yang punya kekuatan di partai.
"Kalau Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, menurut saya capres angin surga. Mereka tidak punya keistimewaan. Ganjar boleh elektabilitasnya oke, tapi penentunya ada di Megawati," jelas dia.
Belum lagi bicara tentang persaingan internal parpol. Di dalam PDIP ada nama Puan Maharani dan Tri Rismaharini. Sehingga, menurut dia, Ganjar masuk dalam kategori capres angin surga.
"Keputusan parpol belum tentu ke Ganjar, makanya saya bilang capres angin surga. Elektablitas boleh tinggi, tapi sekali lagi, masih ada nama Puan dan Risma bisa jadi saingan," kata Adi.
(maf)