Hadapi Perang Generasi Kelima, Disjarahad Perkuat Literasi Sejarah Bagi Milenial
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) menyebut Indonesia saat ini tengah menghadapi perang generasi kelima. Hal itu ditandai dengan banyaknya informasi hoaks sebagai dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.
"Bila melihat maraknya fenomena hoaks di Indonesia akhir-akhir ini nampaknya perang dunia ke lima sedang melanda negara kita," ujar Sekretaris Disjarahad Kol Inf. Joko Hadi Susilo kegiatan Defence Tour Kementerian Pertahanan (Kemhan) 2021 bersama awak media Selasa, (29/3/2021).
Menurut Joko, revolusi industri 4.0 berhasil mengubah tatanan kehidupan manusia menjadi semakin canggih. Hal itu ternyata juga telah mengubah spektrum peperangan di masa sekarang sebagai perang yang berbeda dari bentuk peperangan di masa lampau. Peperangan era digital saat ini, kata dia, telah bergeser menjadi peperangan yang disebut dengan perang generasi kelima. Perang generasi kelima ini merupakan peperangan yang menggunakan media massa dan internet sebagai sarana untuk menghancurkan ekonomi, politik, transportasi dan aspek-aspek lain dari suatu negara sasaran.
"Hoaks yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut telah menghancurkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa kita. Hoaks yang digunakan untuk perjuangan di bidang ekonomi pada gilirannya berpotensi menghancurkan perekonomian nasional. Banyak berita hoaks yang bisa memicu disintegrasi bangsa," ucapnya.
Joko menambahkan, nasionalisme dan kesadaran akan identitas bersama di era revolusi industri 4.0 ini sangat dibutuhkan. Untuk itu Disjarahad hadir guna meluruskan sejarah yang telah banyak dibelokan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai lembaga yang berdiri di era revolusi industri 4.0 dinas sejarah berupaya menampilkan diri sebagai lembaga kesejarahan yang modern agar dapat diterima oleh generasi milenial. Bahkan pihaknya juga sudah membuat website khusus dinas angkatan darat yang terus mengupdate berita-berita terkait dengan fungsi sejarah. Termasuk soal sejarah perjuangan bangsa yang berguna untuk meningkatkan wawasan kebangsaan di kalangan milenial.
"Upaya lainnya yang dilakukan Disjarahad dalam menghadapi perang generasi kelima ini adalah dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, wawasan kebangsaan di kalangan prajurit AD dan masyarakat umum. Kita berharap meningkatnya wawasan kebangsaan dapat memperkokoh rasa nasionalisme dalam rangka mempertahankan NKRI. Kita juga melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah dan mimbar kesejarahan yang menyampaikan soal pentingnya wawasan kebangsaan, bela negara dan cinta Tanah Air," katanya.
Lihat Juga: Profil Brigjen TNI Yuri Elias Mamahi, Inspektur Kopassus yang Pernah Jadi Dansatgas di UNIFIL PBB
"Bila melihat maraknya fenomena hoaks di Indonesia akhir-akhir ini nampaknya perang dunia ke lima sedang melanda negara kita," ujar Sekretaris Disjarahad Kol Inf. Joko Hadi Susilo kegiatan Defence Tour Kementerian Pertahanan (Kemhan) 2021 bersama awak media Selasa, (29/3/2021).
Menurut Joko, revolusi industri 4.0 berhasil mengubah tatanan kehidupan manusia menjadi semakin canggih. Hal itu ternyata juga telah mengubah spektrum peperangan di masa sekarang sebagai perang yang berbeda dari bentuk peperangan di masa lampau. Peperangan era digital saat ini, kata dia, telah bergeser menjadi peperangan yang disebut dengan perang generasi kelima. Perang generasi kelima ini merupakan peperangan yang menggunakan media massa dan internet sebagai sarana untuk menghancurkan ekonomi, politik, transportasi dan aspek-aspek lain dari suatu negara sasaran.
"Hoaks yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut telah menghancurkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa kita. Hoaks yang digunakan untuk perjuangan di bidang ekonomi pada gilirannya berpotensi menghancurkan perekonomian nasional. Banyak berita hoaks yang bisa memicu disintegrasi bangsa," ucapnya.
Joko menambahkan, nasionalisme dan kesadaran akan identitas bersama di era revolusi industri 4.0 ini sangat dibutuhkan. Untuk itu Disjarahad hadir guna meluruskan sejarah yang telah banyak dibelokan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai lembaga yang berdiri di era revolusi industri 4.0 dinas sejarah berupaya menampilkan diri sebagai lembaga kesejarahan yang modern agar dapat diterima oleh generasi milenial. Bahkan pihaknya juga sudah membuat website khusus dinas angkatan darat yang terus mengupdate berita-berita terkait dengan fungsi sejarah. Termasuk soal sejarah perjuangan bangsa yang berguna untuk meningkatkan wawasan kebangsaan di kalangan milenial.
"Upaya lainnya yang dilakukan Disjarahad dalam menghadapi perang generasi kelima ini adalah dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, wawasan kebangsaan di kalangan prajurit AD dan masyarakat umum. Kita berharap meningkatnya wawasan kebangsaan dapat memperkokoh rasa nasionalisme dalam rangka mempertahankan NKRI. Kita juga melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah dan mimbar kesejarahan yang menyampaikan soal pentingnya wawasan kebangsaan, bela negara dan cinta Tanah Air," katanya.
Lihat Juga: Profil Brigjen TNI Yuri Elias Mamahi, Inspektur Kopassus yang Pernah Jadi Dansatgas di UNIFIL PBB
(cip)