KIP Kuliah yang Memesona

Selasa, 30 Maret 2021 - 06:05 WIB
loading...
KIP Kuliah yang Memesona
Jamal Wiwoho (Foto: Istimewa)
A A A
Jamal Wiwoho
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS)

ADA yang menarik dari acara webinar “Merdeka Belajar” episode kesembilan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dengan tema “Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka” yang diselenggarakan 26 Maret lalu. Hal menarik tersebut utamanya terkait informasi bahwa mulai mahasiswa baru 2021, skema KIP Kuliah Merdeka (yang dahulu dikenal dengan nama beasiswa Bidikmisi--di mana para mahasiswa penerimanya dibebaskan dari seluruh biaya selama kuliah dan mendapatkan biaya hidup) kini diubah untuk memberi bantuan pendidikan dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi.

Peningkatan besaran KIP Kuliah mulai tahun ajaran 2021 ini setidaknya memiliki tiga hal yang baru jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertama, besaran anggaran KIP Kuliah 2020 Rp1,3 triliun, sedangkan tahun ini sebesar Rp25 triliun atau naik Rp1,2 triliun.

Kedua, biaya pendidikan disesuaikan dengan program studi (prodi) yang tersedia. Pengalaman tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya rata-rata besaran uang kuliah tunggal (UKT) Rp2,4 juta per semester dan kini naik dengan menggunakan basis akreditasi prodi. Prodi yang terakreditasi A maksimal mendapatkan Rp12 juta, prodi terakreditasi B maksimal Rp4 juta, dan Rp2,4 juta bagi prodi terakreditasi C.

Ketiga, terkait dengan besaran biaya hidup dengan indeks harga/kemahalan suatu daerah. Dalam sistem KIP Kuliah selama ini biaya hidup bagi penerimanya sebesar Rp700.000 per bulan, disamakan untuk semua daerah di seluruh Indonesia. Sedangkan model KIP Kuliah Merdeka yang segera diterapkan mulai Agustus 2021 ini soal biaya hidup dibagi menjadi lima kluster, yakni kluster 1 sebesar Rp800.000, kluster 2 Rp950.000, kluster 3 Rp1.100.000, kluster 4 Rp1.250.000, dan kluster 5 sebesar Rp1.400.000 per bulan.

Dampak Kebijakan Baru
Kebijakan baru mengenai besaran KIP Kuliah Merdeka Belajar tersebut akan berdampak pada beberapa hal. Pertama, jika melihat besaran ruang lingkup yang ditanggung oleh KIP Kuliah Merdeka Belajar, ini akan sangat membahagiakan bagi penerima beasiswa ini karena peningkatan besaran UKT yang ditanggung, demikian juga peningkatan besaran uang bulanannya.

Kedua, peningkatan besaran UKT hingga Rp12 juta dengan mendasarkan pada basis akreditasi prodi akan memberikan dampak yang bagus pada universitas negeri maupun swasta penerima, dan mendorong semua prodi terakreditasi A atau unggul.

Juga, akan berdampak pada makin menurunnya persepsi perguruan tinggi negeri/perguruan tinggi swasta (PTN/PTS) penerima bahwa beasiswa ini kurang menarik dan membebani anggaran perguruan tinggi penerima karena UKT-nya hanya Rp2,4 juta/semester yang berakibat cukup banyak program studi (misalnya Fakultas Kedokteran) yang kesulitan mengoperasional dana tersebut.

Ketiga, dampak lain dari kebijakan baru ini antara lain meningkatkan kepercayaan diri pada para calon mahasiswa penerima beasiswa. Itu akibat hilang atau berkurangnya beban psikologis untuk memilih prodi-prodi berbiaya mahal (misalnya Kedokteran, Teknik Arsitektur, Farmasi, dan sebagainya) karena prodi tersebut telah ter-cover secara baik dengan skim pembayaran UKT yang lebih baik (sampai Rp12 juta/semester).

Dengan bantuan biaya pendidikan dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi tersebut, maka para calon mahasiswa tidak ragu lagi memilih prodi unggulan pada perguruan tinggi terbaik di mana pun di Indonesia. Orang tua yang secara ekonomi kurang baik juga lebih percaya diri untuk mendorong anaknya masuk ke perguruan tinggi yang dicita-citakan. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat memberikan seluas-luasnya kesempatan kepada seluruh calon mahasiswanya yang mempunyai kemampuan keilmuan tanpa mempertimbangkan masalah ekonomi. Juga, sekaligus memastikan bahwa semua calon mahasiswa yang pandai, namun kurang mampu tetap dapat bisa kuliah pada prodi dan universitas pilihannya.

Mundur 11 tahun ke belakang di mana pada 2010, untuk pertama kalinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkenalkan suatu skema beasiswa “penolong” bagi mahasiswa kurang mampu. Tujuannya amat mulia, antara lain calon mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi tetap dapat kuliah pada perguruan tinggi. Selain itu, dengan kuliah tersebut mahasiswa akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan status ekonomi keluarganya pada di masa yang akan datang. KIP Kuliah tersebut juga dapat memberikan akses ke program studi dan perguruan tinggi terbaik di Indonesia baik PTN maupun PTS tanpa hambatan pembiayaan.

Makin Meningkat Penerima dan Prestasi
Niat luhur untuk memberikan beasiswa, baik uang kuliah maupun biaya hidup selama kuliah yang dilakukan sejak 2010 telah memberikan “kebahagiaan” kepada 852.445 penerimanya. Juga, telah menghasilkan lulusan-lulusan yang sukses dan menginspirasi, misalnya Raeni, putri seorang tukang becak berpenghasilan sangat terbatas, seorang alumni penerima beasiswa Bidikmisi asal Universitas Negeri Semarang yang lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,96 dan lulus dengan predikat cumlaude. Raeni kemudian melanjutkan studi S-2 di Birmingham University Inggris dengan beasiswa LPDP.

Di samping Raeni, masih ada lagi Ujang Purnama, penerima Bidikmisi yang selama kuliahnya banyak mengukir prestasi di Universitas Gadjah Mada seperti debat farmasi dan PIMFI, serta juara 1 business plan dalam Road to Entrepreneur tingkat nasional pada SBM-ITB 2014. Ujang Purnama juga pernah mengikuti acara internship di Sumitomo Chemical Company di Osaka Jepang dan saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Oxford, Inggris.

Selain itu, masih banyak talenta muda alumni Bidikmisi yang berprestasi misalnya di Universitas Sebelas Maret.

Mahasiswa penerima Bidikmisi yang lulus tepat waktu (8 semester) pada 2018 sebesar 45%, serta 695 mahasiswa lulus dengan predikat cumlaude. Sedangkan pada 2019 sebesar 54% mahasiswa lulus tepat waktu dan 626 lulus dengan predikat cumlaude.

Sedangkan dicapainya prestasi nasional maupun internasional beberapa tahun terakhir adalah perubahan yang menggembirakan.
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)