Dampak PPKM Mikro, Satgas: Kasus Aktif COVID-19 di Bawah Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) yang berjalan dua periode mulai 11 Januari 2021, kemudian diganti dengan PPKM mikro yang berjalan tiga periode sejak 9 Februari dan akan dilanjutkan pada 23 Maret 2021 mendatang telah berdampak pada menurunnya kasus COVID-19 di Tanah Air.
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan saat ini kasus COVID-19 di Tanah Air di bawah rata-rata Global. “Kita harus bersyukur karena kasus aktif di negara kita di bawah kasus aktif Global. Dan tentunya, prestasi ini adalah prestasi masyarakat Indonesia,” ujarnya pada Konferensi Pers Perpanjangan PPKM Mikro secara virtual, Jumat (19/3/2021). Baca juga: Jika Alasan Covid, Refly Harun: Kenapa Hakim, Jaksa, Kuasa Hukum Bisa Hadir Langsung di Sidang Habib Rizieq?
Doni pun meminta agar kondisi ini dipertahankan. “Kemudian apakah ini akan tetap bertahan untuk jangka waktu yang lama, tidak ada jaminan. Dan semuanya tergantung dengan kepatuhan semua komponen terutama yang ada di pusat dan daerah,” tegasnya.
Bahkan, kata Doni, angka kesembuhan COVID-19 juga mengalami peningkatan. Meskipun saat ini angka kematian masih di atas Global.
“Kemudian angka kesembuhan pun mengalami pengingkatan. Memang kita masih terkendala dengan angka kematian yang masih di atas angka Global.”
Namun, Doni mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Satgas utnuk mengingatkan daerah tentang potensi kenaikan kasus. “Tetapi Bapak Menteri Kesehatan, kami Satgas selalu berusaha untuk mengingatkan seluruh daerah terutama pada saat acara rutin pada hari Minggu malam, menyampaikan pesan kepada daerah-daerah dengan risiko kematian yang tinggi.”
“Jangan sampai kau fase seseorang yang terpapar COVID-19 itu meningkat. Jadi lebih baik saat ada gejala awal langsung dirawat di rumah sakit, ini akan membantu mengurangi resiko kematian,” sambung Doni.
Selain itu, peningkatan kesembuhan COVID-19 di Tanah Air juga semakin meningkat dengan semakin meningkatnya donor plasma konvalesen.
“Termasuk juga sejumlah obat-obatan yang selalu dipenuhi oleh Kementerian Kesehatan. Demikian juga terapi plasma konvalesen yang Alhamdulillah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia, terapi plasma konvalesen juga sudah semakin meningkat. Dan ini seluruhnya karena kerelaan dari mereka yang pernah menjadi penyintas bersedia untuk mendonorkan plasmanya,” tutupnya.
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan saat ini kasus COVID-19 di Tanah Air di bawah rata-rata Global. “Kita harus bersyukur karena kasus aktif di negara kita di bawah kasus aktif Global. Dan tentunya, prestasi ini adalah prestasi masyarakat Indonesia,” ujarnya pada Konferensi Pers Perpanjangan PPKM Mikro secara virtual, Jumat (19/3/2021). Baca juga: Jika Alasan Covid, Refly Harun: Kenapa Hakim, Jaksa, Kuasa Hukum Bisa Hadir Langsung di Sidang Habib Rizieq?
Doni pun meminta agar kondisi ini dipertahankan. “Kemudian apakah ini akan tetap bertahan untuk jangka waktu yang lama, tidak ada jaminan. Dan semuanya tergantung dengan kepatuhan semua komponen terutama yang ada di pusat dan daerah,” tegasnya.
Bahkan, kata Doni, angka kesembuhan COVID-19 juga mengalami peningkatan. Meskipun saat ini angka kematian masih di atas Global.
“Kemudian angka kesembuhan pun mengalami pengingkatan. Memang kita masih terkendala dengan angka kematian yang masih di atas angka Global.”
Namun, Doni mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Satgas utnuk mengingatkan daerah tentang potensi kenaikan kasus. “Tetapi Bapak Menteri Kesehatan, kami Satgas selalu berusaha untuk mengingatkan seluruh daerah terutama pada saat acara rutin pada hari Minggu malam, menyampaikan pesan kepada daerah-daerah dengan risiko kematian yang tinggi.”
“Jangan sampai kau fase seseorang yang terpapar COVID-19 itu meningkat. Jadi lebih baik saat ada gejala awal langsung dirawat di rumah sakit, ini akan membantu mengurangi resiko kematian,” sambung Doni.
Selain itu, peningkatan kesembuhan COVID-19 di Tanah Air juga semakin meningkat dengan semakin meningkatnya donor plasma konvalesen.
“Termasuk juga sejumlah obat-obatan yang selalu dipenuhi oleh Kementerian Kesehatan. Demikian juga terapi plasma konvalesen yang Alhamdulillah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia, terapi plasma konvalesen juga sudah semakin meningkat. Dan ini seluruhnya karena kerelaan dari mereka yang pernah menjadi penyintas bersedia untuk mendonorkan plasmanya,” tutupnya.
(kri)