Mutasi N439K, Kemenkes: Bukan Rekomendasi WHO untuk Jadi Perhatian Khusus

Sabtu, 13 Maret 2021 - 21:31 WIB
loading...
Mutasi N439K, Kemenkes: Bukan Rekomendasi WHO untuk Jadi Perhatian Khusus
Jubir Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan jika mutasi N439K asal Skotlandia bukan menjadi rekomendasi khusus oleh World Health Organization (WHO) untuk menjadi perhatian khusus. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ), Siti Nadia Tarmizi mengatakan jika mutasi N439K asal Skotlandia bukan menjadi rekomendasi khusus oleh World Health Organization (WHO) untuk menjadi perhatian khusus.

“Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO untuk mendapat perhatian khusus,” ujar Nadia saat dikonfirmasi, Sabtu (13/3/2021).

WHO saat ini hanya merekomendasikan tiga mutasi yang harus menjadi perhatian khusus negara-negara di dunia. Pertama yakni B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan P1 dan Brazil.

Sebelumnya, Nadia dalam sebuah diskusi secara virtual juga menjelaskan bahwa ada tiga mutasi COVID-19 yang harus menjadi perhatian khusus. “Yang pertama adalah tentunya B117 ya. Kemudian yang kita tahu juga ada dua yang lainnya yang kita tahu bahwa ini adalah merupakan juga yang yang kita lakukan monitoringnya. Yang B117 ini kan dari Inggris ya,” jelasnya.

“Kemudian yang lain adalah yang dari Afrika (B1351). Kita tahu bahwa yang Afrika merupakan salah satu yang kita lakukan monitoringnya. Dan yang terakhir adalah varian dari Brazil (P1) ya. Jadi ketiga ini yang merupakan yang sering kita lakukan pengamatan,” sambung Nadia.

Nadia mengatakan bahwa sebenarnya mutasi dari COVID-19 cukup banyak, namun saat ini yang perlu diwaspadai adalah 3 mutasi ini. “Karena sebenarnya mutasi banyak sekali mutasi terjadi tapi tiga ini yang secara khusus memang harus sudah dikatakan oleh WHO, untuk kita lakukan terus-menerus monitoringnya.”

Apalagi, kata Nadia, saat ini varian mutasi B117 sudah menyebar di 70 negara, B1351 menyebar di 20 negara, dan P1 sudah menyebar di 30 negara. “Jadi memang ini tantangan kita ya. Karena varian B117 itu sudah dilaporkan di 70 negara ya. Kalau kemudian B1351 atau sebagai varian dari Afrika itu juga sudah dilaporkan lebih dari 20 negara. Dan varian P1 atau yang kita sebut sebagai varian dari Brazil juga sudah ditemukan ya di lebih dari 30 negara,” tegasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)