Agar Tak Ketinggalan Zaman, Pola Perkaderan HMI Harus Selaras Era Disrupsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI ), Riyanda Barmawi menyebut sistem perkaderan di organisasi HMI mulai mengalami stagnasi. Karena itu, Riyanda mengusulkan agar HMI perlu menyegarkan kembali pola perkaderannya di era disrupsi digital yang berlangsung saat ini.
Riyanda mengemukakan pandangannya dalam diskusi "Bedah Misi Perkaderan Kandidat PB HMI" yang digelar oleh Badan Pengelola Latihan (BPL) PB HMI , belum lama ini.
Riyanda yang juga pengurus PB HMI periode 2018-2021 ini mengatakan, HMI telah tertinggal jauh dari sisi perkaderan selama beberapa warsa terakhir. "Hal itu dikarenakan lambannya fungsionaris himpunan (organisasi) menangkap sinyal perubahan yang terjadi selama beberapa dasawarsa terakhir," kata Riyanda dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: KAHMI Minta Pemerintah Beri Perlindungan ke UMKM Selama Pandemi Covid-19
Jebolan mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu mengakui, di tengah geliat perubahan yang berlangsung pada beberapa dasawarsa terakhir ini luput dari pengamatan para pengurus organisasi tertua ini.
"Sehingga berimbas pada ketidakcekatan teman-teman dalam merespons sistem perkaderan di tubuh organisasi yang mulai mengalami involusi," katanya.
Riyanda tak menampik kalau sistem perkaderan di HMI selama ini memang masih diterapkan di setiap jenjang perkaderan, baik di tingkat Komisariat, Korkom, Badko hingga PB HMI. Akan tetapi, pola yang yang diterapkan masih belum menyentuh pada apa yang menjadi kebutuhan organisasi.
"Kita bisa cek, tradisi perkaderan yang sejauh ini diterapkan di level Komisariat bahkan pada jenjang yang lebih tinggi, masih menggunakan pola-pola usang. Sebut saja penggunaan cara-cara penokohan alumni atau jualan nama-nama besar tokoh HMI. Bahkan kadang masih senang dengan romantisme sejarah HMI masa lalu," kata Riyanda.
Baca juga: Lewat Inovasi, HMI Diharapkan Jadi Solusi Kompleksitas Tantangan Zaman
Pada titik inilah, Riyanda mengusulkan agar HMI harus segera merumuskan ulang format perkaderan dengan berpijak pada visi dan misi yang lebih segar. Ia kemudian menawarkan konsep 'HMI Reborn' sebagai format perkaderan untuk HMI ke depan.
"Menurut saya, HMI Reborn tidak sekadar sebuah konsep untuk menggantikan pola perkaderan yang kini diterapkan di himpunan, akan tetapi ia juga merupakan sebuah gagasan yang menurut hemat saya sangat relevan dan visioner untuk menjawab kebutuhan organisasi di masa datang," katanya.
HMI Reborn, kata ia, tidak akan mengubah apa yang selama ini menjadi pedoman dasar perkaderan HMI. Pasalnya, duduk persoalannya bukan pada landasan nilai, melainkan pada metode menggapai visi dan misi organisasi.
Riyanda mengemukakan pandangannya dalam diskusi "Bedah Misi Perkaderan Kandidat PB HMI" yang digelar oleh Badan Pengelola Latihan (BPL) PB HMI , belum lama ini.
Riyanda yang juga pengurus PB HMI periode 2018-2021 ini mengatakan, HMI telah tertinggal jauh dari sisi perkaderan selama beberapa warsa terakhir. "Hal itu dikarenakan lambannya fungsionaris himpunan (organisasi) menangkap sinyal perubahan yang terjadi selama beberapa dasawarsa terakhir," kata Riyanda dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: KAHMI Minta Pemerintah Beri Perlindungan ke UMKM Selama Pandemi Covid-19
Jebolan mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu mengakui, di tengah geliat perubahan yang berlangsung pada beberapa dasawarsa terakhir ini luput dari pengamatan para pengurus organisasi tertua ini.
"Sehingga berimbas pada ketidakcekatan teman-teman dalam merespons sistem perkaderan di tubuh organisasi yang mulai mengalami involusi," katanya.
Riyanda tak menampik kalau sistem perkaderan di HMI selama ini memang masih diterapkan di setiap jenjang perkaderan, baik di tingkat Komisariat, Korkom, Badko hingga PB HMI. Akan tetapi, pola yang yang diterapkan masih belum menyentuh pada apa yang menjadi kebutuhan organisasi.
"Kita bisa cek, tradisi perkaderan yang sejauh ini diterapkan di level Komisariat bahkan pada jenjang yang lebih tinggi, masih menggunakan pola-pola usang. Sebut saja penggunaan cara-cara penokohan alumni atau jualan nama-nama besar tokoh HMI. Bahkan kadang masih senang dengan romantisme sejarah HMI masa lalu," kata Riyanda.
Baca juga: Lewat Inovasi, HMI Diharapkan Jadi Solusi Kompleksitas Tantangan Zaman
Pada titik inilah, Riyanda mengusulkan agar HMI harus segera merumuskan ulang format perkaderan dengan berpijak pada visi dan misi yang lebih segar. Ia kemudian menawarkan konsep 'HMI Reborn' sebagai format perkaderan untuk HMI ke depan.
"Menurut saya, HMI Reborn tidak sekadar sebuah konsep untuk menggantikan pola perkaderan yang kini diterapkan di himpunan, akan tetapi ia juga merupakan sebuah gagasan yang menurut hemat saya sangat relevan dan visioner untuk menjawab kebutuhan organisasi di masa datang," katanya.
HMI Reborn, kata ia, tidak akan mengubah apa yang selama ini menjadi pedoman dasar perkaderan HMI. Pasalnya, duduk persoalannya bukan pada landasan nilai, melainkan pada metode menggapai visi dan misi organisasi.