Sebut Kudeta Keblinger, Andi Arief Bandingkan AHY dengan Moeldoko
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah diuji sebagai kader sebelum menjadi ketua umum partai tersebut. Ini beda dengan Moeldoko yang ditetapkan sebagai ketum dalam KLB yang digelar kubu kontra AHY.
Menurut Andi Arief, 'Kudeta Deli Serdang' disebut 'Kudeta Keblinger'. "Sudah ketauan rencananya dan sempat dicegah AHY 1 Februari 2020 tetap dilakukan oleh Pak Moeldoko dkk. Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden," ujarnya, dikutip dari akun Twitter @AndiArief_ID, Kamis (11/3/2021).
Andi Arief mengatakan, AHY masuk daftar ke Partai Demokrat tahun 2016 saat Pilkada DKI. "Karena Ibu Ani sakit dan AHY harus menjaga, Partai menugaskan padanya sekaligus menguji dalam tugas pemenangan Pilkada 2018 dan Kogasma saat Pileg 2019. Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko," tulisnya.
Meski sulit, lanjut Andi Arief, di Pileg 2019 Partai Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara. Sebelum pileg semua lembaga survei sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 %. "Darmijal, Pak @marzukialie_MA apalagi Moeldoko tak pernah mau tahu situasi partai saat itu," katanya.
Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai Demokrat mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena ada mengundurkan diri. "Susunan pengurus baru itu disetujui juga dg SK menteri Kumham. Jadi AHY beda lagi dg Moeldoko yg tak berkeringat di Demokrat."
Menurut Andi Arief, 'Kudeta Deli Serdang' disebut 'Kudeta Keblinger'. "Sudah ketauan rencananya dan sempat dicegah AHY 1 Februari 2020 tetap dilakukan oleh Pak Moeldoko dkk. Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden," ujarnya, dikutip dari akun Twitter @AndiArief_ID, Kamis (11/3/2021).
Andi Arief mengatakan, AHY masuk daftar ke Partai Demokrat tahun 2016 saat Pilkada DKI. "Karena Ibu Ani sakit dan AHY harus menjaga, Partai menugaskan padanya sekaligus menguji dalam tugas pemenangan Pilkada 2018 dan Kogasma saat Pileg 2019. Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko," tulisnya.
Meski sulit, lanjut Andi Arief, di Pileg 2019 Partai Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara. Sebelum pileg semua lembaga survei sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 %. "Darmijal, Pak @marzukialie_MA apalagi Moeldoko tak pernah mau tahu situasi partai saat itu," katanya.
Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai Demokrat mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena ada mengundurkan diri. "Susunan pengurus baru itu disetujui juga dg SK menteri Kumham. Jadi AHY beda lagi dg Moeldoko yg tak berkeringat di Demokrat."
(zik)