Isra Miraj Jadi Momentum Perkuat Komitmen Perjuangan Bangsa
loading...
A
A
A
Menurut dia, di sini Allah mengatur sedemikian rupa supaya hambanya ini memiliki kesadaran bahwa dunia dan akhirat ini harus bisa diraih dengan kesuksesan. Jangan sampai orientasi hidupnya hanya sebatas mengejar dunia, karena di akhirat nanti ada kehidupan yang lebih panjang.
”Sistem salat ini ada untuk menjaga keseimbangan rotasi waktu 24 jam antara keseimbangan duniawi dan rohani bahwa itu harus simetris. Pasca Isra Miraj ini Nabi melakukan sebuah proses hijrah ke Madinah,” ujarnya.
Kiai Ali menyebut bahwa di Madinah inilah Nabi membuat sebuah aturan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Madinah saat itu terdiri atas berbagai suku dan agama. Nabi mampu menjadi pemimpin yang bisa diterima oleh semua rakyatnya, baik yang beragama Yahudi, Nasrani maupun Majusi dan dapat diterima dengan baik oleh para kepala suku yang ada di sana.
”Rasulullah menunjukkan diri sebagai seorang pemimpin yang bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Konsep yang dilakukan oleh Rasulullah, yaitu konsep Piagam Madinah yang dalam konteks Indonesia ini kemudian diadopsi dengan bentuk Pancasila,” katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, Pancasila adalah model Piagam Madinah yang dicetuskan oleh para ulama dan para pendiri bangsa Indonesia. Semua umat beragama, suku, semua dinaungi di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sistem dalam Piagam Madinah adalah sistem yang menghormati kebinekaan, menghormati kelompok lain yang tidak sejalan. Termasuk terhadap umat Nasrani, Majusi dan Yahudi, itu semua diberikan penghormatan dan juga hak-haknya.
”Karena itu, kalau kita belajar dari sikap Nabi setelah Isra dan Miraj, kemudian Nabi membangun kota Madinah dengan Piagam Madinah ini artinya bahwa Nabi meletakkan dasar berbangsa dan bernegara yang bisa mengayomi semua anak bangsa, baik yang berbeda agama maupun berbeda suku,” tuturnya.
Pengasuh Pesantren al Rabbani Islamic College Cikeas ini menambahkan, jika sampai ada orang yang memiliki pemikiran ingin mencoba sebuah ideologi yang sebenarnya hanya imajinasi tentu sangat berbahaya sekali.
”Sistem yang dimunculkan oleh HTI dengan mengusung khilafah sudah tidak relevan lagi. Pancasila inilah sebagai pemersatu bangsa, semua agama diberikan kebebasan untuk menjalankan perintah agamanya masing-masing tanpa saling mengganggu,” kata Ali.
Untuk itu, kata dia, masyarakat harus diedukasi secara kontinyu, terus menerus, baik berdasarkan ayat Alquran maupun dengan Hadist. Karena menurut Kiai Ali, tidak ada satu pun ayat yang menjelaskan tentang perintah mendirikan khilafah, yang ada adalah khalifah. Karena manusia punya peran di kehidupan masing-masing dan itu namanya adalah khalifah.
”Sistem salat ini ada untuk menjaga keseimbangan rotasi waktu 24 jam antara keseimbangan duniawi dan rohani bahwa itu harus simetris. Pasca Isra Miraj ini Nabi melakukan sebuah proses hijrah ke Madinah,” ujarnya.
Kiai Ali menyebut bahwa di Madinah inilah Nabi membuat sebuah aturan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Madinah saat itu terdiri atas berbagai suku dan agama. Nabi mampu menjadi pemimpin yang bisa diterima oleh semua rakyatnya, baik yang beragama Yahudi, Nasrani maupun Majusi dan dapat diterima dengan baik oleh para kepala suku yang ada di sana.
”Rasulullah menunjukkan diri sebagai seorang pemimpin yang bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Konsep yang dilakukan oleh Rasulullah, yaitu konsep Piagam Madinah yang dalam konteks Indonesia ini kemudian diadopsi dengan bentuk Pancasila,” katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, Pancasila adalah model Piagam Madinah yang dicetuskan oleh para ulama dan para pendiri bangsa Indonesia. Semua umat beragama, suku, semua dinaungi di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sistem dalam Piagam Madinah adalah sistem yang menghormati kebinekaan, menghormati kelompok lain yang tidak sejalan. Termasuk terhadap umat Nasrani, Majusi dan Yahudi, itu semua diberikan penghormatan dan juga hak-haknya.
”Karena itu, kalau kita belajar dari sikap Nabi setelah Isra dan Miraj, kemudian Nabi membangun kota Madinah dengan Piagam Madinah ini artinya bahwa Nabi meletakkan dasar berbangsa dan bernegara yang bisa mengayomi semua anak bangsa, baik yang berbeda agama maupun berbeda suku,” tuturnya.
Pengasuh Pesantren al Rabbani Islamic College Cikeas ini menambahkan, jika sampai ada orang yang memiliki pemikiran ingin mencoba sebuah ideologi yang sebenarnya hanya imajinasi tentu sangat berbahaya sekali.
”Sistem yang dimunculkan oleh HTI dengan mengusung khilafah sudah tidak relevan lagi. Pancasila inilah sebagai pemersatu bangsa, semua agama diberikan kebebasan untuk menjalankan perintah agamanya masing-masing tanpa saling mengganggu,” kata Ali.
Baca Juga
Untuk itu, kata dia, masyarakat harus diedukasi secara kontinyu, terus menerus, baik berdasarkan ayat Alquran maupun dengan Hadist. Karena menurut Kiai Ali, tidak ada satu pun ayat yang menjelaskan tentang perintah mendirikan khilafah, yang ada adalah khalifah. Karena manusia punya peran di kehidupan masing-masing dan itu namanya adalah khalifah.