Angka Kematian COVID-19 Jatim Tertinggi, Didominasi Pengidap Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, dalam setahun pandemi, Provinsi Jawa Timur mencatatkan angka kematian COVID-19 tertinggi. Provinsi Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Jawa Barat menyusul di belakangnya.
"Saya ingin menunjukkan tentang data-data secara nasional selama 1 tahun terakhir, baik kasus aktif, angka kesembuhan, dan juga angka kematian. Secara umum angka kesembuhan sudah semakin baik ya. Kemudian juga kasus aktif sudah semakin menurun," kata Doni dikutip dalam keterangan rapat Penguatan Koordinasi Pelaksanaan PPKM Mikro dan Posko Covid-19 di Desa/Kelurahan secara virtual, Senin (8/3/2021).
Doni mengingatkan agar angka kematian juga harus diperhatikan, khususnya Jawa Timur yang telah mencatatkan angka 9.000 lebih kematian. "Kita juga harus perhatikan adalah angka kematian. Kalau kita lihat di sini angka kematian secara nasional mulai dari awalnya kasus, sampai dengan hari ini, maka peringkat pertama ditempati oleh Jawa Timur dengan jumlah kematian lebih dari 9.000 jiwa. Kemudian berturut-turut Jawa Tengah, kemudian Jakarta, Jawa Barat," katanya.
Baca juga: Kelabakan Tak Miliki Anggaran, Mensos Risma Hentikan Bantuan Kematian COVID-19
Apalagi, kata Doni, angka kematian akibat COVID-19 masih di atas rata-rata Global. "Jadi tolong diperhatikan ya kasus aktif secara nasional memang harus kita syukuri mengalami penurunan. Angka sembuh pun semakin meningkat. Jadi kita berada di atas rata-rata Global untuk kesembuhan. Namun untuk angka kematian, angka kematian kita masih berada di atas Global," katanya.
"Nah peringkat angka kematian selama setahun terakhir ini, yaitu yang pertama Jawa Timur, kumulatif dia total lebih dari 9.000 jiwa dengan persentase adalah 24,94%," kata Doni.
Doni mengaku mendapatkan laporan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bahwa kematian COVID-19 berasal dari penderita komorbid. "Saya beberapa kali mendapatkan presentasi dari Gubernur Jawa Timur, bahwa angka kematian ini berasal dari penderita komorbid yaitu penderita diabet, diabetes atau kencing manis ya. Jadi itu yang paling tinggi," katanya.
Baca juga: Angka Kematian COVID-19 di DKI, Jabar, dan Bali Menurun Selama PPKM
"Sehingga warga Jawa Timur yang memiliki komorbid diabet ya untuk lebih hati-hati ya, untuk dijaga bener kangan sampai berhubungan dengan anak muda atau keluarga yang relatif muda tetapi mobilitasnya tinggi, bisa-bisa di antara mereka ada yang sudah OTG. Nah kalau ini menulari, maka risikonya sangat fatal sekali," kata Doni.
Selain itu, Doni juga mengingatkan kepada Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur yang juga mencatatkan angka kematian akibat COVID-19 cukup tinggi. "Kemudian berturut-turut lagi Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur ya. Nah, teman-teman Kalimantan Timur tolong ini diperhatikan. Karena pada awal-awal kasus sampai dengan 6-7 bulan setelah itu, Kalimantan Timur relatif sepi dari kasus. Tetapi sekarang secara keseluruhan sudah sangat banyak sekali, ini tolong diperhatikan," katanya.
"Kemudian Bali ya, kemudian Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan. Ya ini 10 provinsi yang teratas. Adapun 10 provinsi yang paling bawah yaitu secara nasional 1 tahun terakhir ya antara lain ya Jambi, Maluku, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Bangka Belitung, Papua Barat, Gorontalo, Kalimantan Barat. Kalimantan Barat secara nasional angka kematian, jadi ini menjadi atensi kita semua ya," kata Doni.
"Saya ingin menunjukkan tentang data-data secara nasional selama 1 tahun terakhir, baik kasus aktif, angka kesembuhan, dan juga angka kematian. Secara umum angka kesembuhan sudah semakin baik ya. Kemudian juga kasus aktif sudah semakin menurun," kata Doni dikutip dalam keterangan rapat Penguatan Koordinasi Pelaksanaan PPKM Mikro dan Posko Covid-19 di Desa/Kelurahan secara virtual, Senin (8/3/2021).
Doni mengingatkan agar angka kematian juga harus diperhatikan, khususnya Jawa Timur yang telah mencatatkan angka 9.000 lebih kematian. "Kita juga harus perhatikan adalah angka kematian. Kalau kita lihat di sini angka kematian secara nasional mulai dari awalnya kasus, sampai dengan hari ini, maka peringkat pertama ditempati oleh Jawa Timur dengan jumlah kematian lebih dari 9.000 jiwa. Kemudian berturut-turut Jawa Tengah, kemudian Jakarta, Jawa Barat," katanya.
Baca juga: Kelabakan Tak Miliki Anggaran, Mensos Risma Hentikan Bantuan Kematian COVID-19
Apalagi, kata Doni, angka kematian akibat COVID-19 masih di atas rata-rata Global. "Jadi tolong diperhatikan ya kasus aktif secara nasional memang harus kita syukuri mengalami penurunan. Angka sembuh pun semakin meningkat. Jadi kita berada di atas rata-rata Global untuk kesembuhan. Namun untuk angka kematian, angka kematian kita masih berada di atas Global," katanya.
"Nah peringkat angka kematian selama setahun terakhir ini, yaitu yang pertama Jawa Timur, kumulatif dia total lebih dari 9.000 jiwa dengan persentase adalah 24,94%," kata Doni.
Doni mengaku mendapatkan laporan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bahwa kematian COVID-19 berasal dari penderita komorbid. "Saya beberapa kali mendapatkan presentasi dari Gubernur Jawa Timur, bahwa angka kematian ini berasal dari penderita komorbid yaitu penderita diabet, diabetes atau kencing manis ya. Jadi itu yang paling tinggi," katanya.
Baca juga: Angka Kematian COVID-19 di DKI, Jabar, dan Bali Menurun Selama PPKM
"Sehingga warga Jawa Timur yang memiliki komorbid diabet ya untuk lebih hati-hati ya, untuk dijaga bener kangan sampai berhubungan dengan anak muda atau keluarga yang relatif muda tetapi mobilitasnya tinggi, bisa-bisa di antara mereka ada yang sudah OTG. Nah kalau ini menulari, maka risikonya sangat fatal sekali," kata Doni.
Selain itu, Doni juga mengingatkan kepada Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur yang juga mencatatkan angka kematian akibat COVID-19 cukup tinggi. "Kemudian berturut-turut lagi Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur ya. Nah, teman-teman Kalimantan Timur tolong ini diperhatikan. Karena pada awal-awal kasus sampai dengan 6-7 bulan setelah itu, Kalimantan Timur relatif sepi dari kasus. Tetapi sekarang secara keseluruhan sudah sangat banyak sekali, ini tolong diperhatikan," katanya.
"Kemudian Bali ya, kemudian Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan. Ya ini 10 provinsi yang teratas. Adapun 10 provinsi yang paling bawah yaitu secara nasional 1 tahun terakhir ya antara lain ya Jambi, Maluku, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Bangka Belitung, Papua Barat, Gorontalo, Kalimantan Barat. Kalimantan Barat secara nasional angka kematian, jadi ini menjadi atensi kita semua ya," kata Doni.
(abd)