Kesaksian Pasien Corona: Demam 12 Hari Hilang berkat Semangat Istri dan Isolasi Mandiri

Sabtu, 18 April 2020 - 07:05 WIB
loading...
Kesaksian Pasien Corona: Demam 12 Hari Hilang berkat Semangat Istri dan Isolasi Mandiri
Simon Nainggolan berjemur diri saatmenjalani isolasi mandiri di rumahnya. Foto/dok pribadi
A A A
Muh Shamil
Jakarta

Hari pertama April ini menjadi momen yang tak pernah dilupakan oleh Simon Nainggolan. Hari itu, dia seolah terlahir kembali ke dunia untuk meneruskan sisa hidupnya. Pengusaha Jakarta berusia 50 tahun ini tak menyangka, sekaligus bersyukur luar biasa karena akhirnya lolos dari serangan virus corona (Covid-19).

Bukan tanpa alasan Simon begitu mensyukurinya. Butuh perjuangan keras bagi Simon hingga akhirnya dinyatakan negatif dari virus yang sempat bercokol di tubuhnya. “Saya demam selama 12 hari. Hari-hari saya selama itu hanya berkisar antara minum obat, tidur, makan, dan pagi hari berjemur,” ujar Simon dalam tulisan kesaksiannya yang dia sebarkan.

Perjuangan Simon makin berat karena dia harus berjuang sendiri, sebab tak dinyana sang istri juga turut dinyatakan positif terpapar Covid-19. Yang membuat Simon makin terpukul, di tengah proses menjalani isolasi, ibu mertuanya juga meninggal dunia karena penyakit yang sama.

Lantaran harus isolasi, dia bersama istri pun tak bisa menghadiri pemakaman. Diduga, ibu mertuanya terpapar virus saat menghadiri pemakaman saudaranya, sebab seusai acara pemakaman tersebut banyak orang yang terjangkit. Intens bertemu mertua membuat Simon tak menyadari turut terkena virus ini. Setelah mengalami demam dan sesak napas, mertua Simon dirawat di RS Bunda Jakarta pada 18 Maret. Dua hari kemudian, gejala demam juga turut dirasakan Simon. “Karena masih demam terus, pada 23 Maret saya bersama istri memutuskan ke dokter spesialis paru dan menjalani test swab. Dari hasil rontgen, ada bercak pada paru-paru kanan. Saya pun ditetapkan sebagai suspect dan diminta mengisolasi diri,” katanya.

Sadar akan bahaya Covid-19, Simon pun akhirnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Dia memilih di rumah karena kebetulan ada kamar kosong di lantai 2 tempat tinggalnya. Di kamar ini, Simon tidak ke mana-mana selama 14 hari. Selama di rumah, tidak banyak aktivitas berat yang dia lakukan. Rutinitasnya adalah minum obat, tidur, makan, dan berjemur pagi hari.

Kendati tengah mendapat cobaan tidak ringan, ayah satu putri ini pun tidak lantas putus asa. Sebaliknya, dia meyakinkan diri untuk bisa sembuh secepatnya. Setiap pagi dia bangun pukul 4 pagi, kemudian makan sepotong roti dan minum vitamin. Pada pukul 8 pagi, saya sarapan dan minum vitamin-vitamin lagi. “Dalam sehari, saya bisa meminum vitamin C hingga 2000 mg, tetapi saya banyak minum air putih hingga lebih dari 3 liter per hari,” terangnya.

Saat karantina mandiri itu, Simon pun tidak mau bertemu siapa pun. Makanan dan minuman beserta obat-obatan diletakkan di depan pintu kamar. Bahkan, dia setiap hari harus mencuci semua peralatan makannya sendiri. Untuk segera memulihkan kesehatannya, Simon pun rajin mengonsumsi jus buah-buahan. Demikian juga semua obat dari dokter termasuk parasetamol karena demam di tubuhnya tidak kunjung turun. Sementara sang istri yang juga terpapar Covid-19, kondisinya relatif baik karena tidak sampai demam tinggi. Dengan begitu, sang istri juga bisa menyiapkan keperluan-keperluan Simon, termasuk berkoordinasi dengan pihak-pihak saat mengurus pemakaman sang mertua.

Perjuangan kerasnya mengisolasi diri membuahkan hasil. Pada Rabu (1/4/2020) lalu, demam yang berhari-hari ada di tubuhnya mendadak hilang. Perlahan, tubuhnya pulih. Pada 6 April, dia dan istrinya pun menjalani test swab lagi di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Mukjizat itu pun tiba. Dia dan sang istri dinyatakan negatif Covid-19.

Di tengah kesendirian saat menjalani isolasi, siapa yang sebenarnya memotivasinya kuat hingga bisa melewati masa krisis itu? “Anak dan istri saya,” ujar Simon. Setelah ibu mertua meninggal, dia mengaku bersama istri berupaya keras untuk tegar meski diliputi ujian berat. “Istri saya mengatakan tak akan sanggup lagi kalau harus menguburkan lagi orang yang dia kasihi. Hati saya hancur mendengarnya, sekaligus mendorong saya untuk harus bangkit dan melawan virus ini,” ujar Simon.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1937 seconds (0.1#10.140)