Halau Perempuan dari Pengaruh Konservatisme-Radikalisme
loading...
A
A
A
Kondisi emosional perampuan yang sering tidak stabil akibat berbagai jenis tekanan hidup, lanjut dia, diketahui menjadi pintu masuk yang efektif bagi aktivis radikalisme.
"Tawaran untuk mengakhiri jalan hidup dengan kompensasi surga sepertinya menarik bagi banyak perampuan putus asa di era sekarang. Dalam konteks ini, harus kita akui bahwa ketimpangan sosial dan ketidakadilan ekonomi menjadi penyebab paling mendasar bagi terekrutnya perempuan," tuturnya.
Sedangkan bagi aktor intelektual radikalisme dan terorisme, pelibatan perempuan dianggap sebagai siasat yang dapat mengelabui aparat penegak hukum. Kepiawaian perampuan dalam menjalankan misi rahasia diakui memiliki pengaruh yang besar dalam pertimbangan para pelaku utama kejahatan terorisme.
Selain itu, kaum perampuan radikal yang notabene merupakan ibu rumah tangga dimanfaatkan menjadi alat propaganda oleh oknum aktivis radikalisme. "Jadi memang perempuan itu dekat dengan keluarga dan dia mampu mempengaruhi keluarganya," tuturnya.
Oleh karena itu ketika mempunyai paham yang salah atau keliru, itu sangat berbahaya untuk keluarganya. Karena perempuan sangat didengar.
Octy merujuk penelitian yang dirilis Universitas Cambridge, Inggris, pada Senin 22 Februari 2021, individu berpandangan ekstrem kesulitan menjalankan tugas psikologis yang rumit.
Studi tersebut menyimpulkan, gabungan karakter individu dan kemampuan kognitif, yakni bagaimana otak manusia mencerna informasi, bisa "memprediksi" pandangan ekstrem di lintas ideologi, termasuk nasionalisme atau agama. Karakter psikologis ini mencakup daya ingat yang rendah, dan kemampuan mencerna perubahan warna atau bentuk yang lambat.
"Individu yang memiliki sikap konservatisme politik yang ekstrem, atau individu berpandangan kaku dan hanya melihat dunia dengan hitam putih yang sulit diubah, juga ditengarai memiliki pengaruh mendorong individu ke dalam spektrum radikalisme," tuturnya.
Menurut dia, kaum perempuan sejatinya memiliki kekuatan natural untuk menarasikan kedamaian dan kelembutan, yang dapat memitigasi kekerasan di sekitarnya. Terlebih di Indonesia yang sangat besar potensinya, untuk perkembangan paham radikalisme.