The New Istiqlal
loading...
A
A
A
Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation/Pesantren Nusantara Madani USA
Hari Ahad kemarin, 22 Februari 2021 Masjid Istiqlal melangsungkan hari jadi atau Miladnya yang ke-43. Acara itu dihadiri oleh Wapres KH Ma’ruf Amin, beberapa menteri Kabinet Indonesia maju dan pejabat tinggi negara lainnya, serta perwakilan-perwakilan negara sahabat.
Saya sendiri secara pribadi diundang melalui telpon langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. Sayang sekali saya tidak bisa hadir karena terlebih dahulu terikat oleh beberapa jadwal di Makassar, Sulawesi Selatan. Namun Jumat lalu saya menyempatkan hadir Jumatan di Istiqlal sekaligus menjadi narasumber pada pelatihan peningkatan SDM Rohis/Bintal TNI.
Masjid Istiqlal memang sangat membanggakan bangsa Indonesia. Selain karena bersejarah, juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini tentu juga dikenal sebagai masjid negara. Dan karenanya untuk pertama kalinya, pengangkatan Imam Besar dan seluruh jajaran struktur kepengurusannya melalui Surat Keputusan Presiden RI.
Kali ini Masjid Istiqlal memang sedang berbenah. Saya yakin bahwa semua ini tidak lepas dari kelihaian imam besar, guru dan kakak saya, Professor Nas. Kelihaian itu tidak saja secara substansi keilmuan karena beliau memang seorang guru besar dalam ilmu agama. Tapi juga dalam hal profesionalitas menejemen yang beliau miliki. Ditambah lagi keluasan dan keluwesan beliau dalam membangun komunikasi dan relasi dengan semua pihak, baik dengan pemerintah maupun masyarakat luas, bahkan dengan non Muslim sekalipun.
Kini Istiqlal semakin berbenah. Tentu saya tidak ingin memakai kata sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah, sang Khaliq. Tapi masjid Istiqlal semakin membaik, maju dan berkembang baik secara fisik maupun secara substansi (program dan kegiatan).
Secara fisik, dalam sejarahnya baru kali ini masjid Istiqlal mendapat perhatian penuh dari pemerintah dan semua masyarakat luas untuk direnovasi secara besar-besaran. Dan itu dapat disaksikan secara dekat di saat mengunjungi Masjid Istiqlal.
Salah satu hal yang unik di Masjid Istiqlal saat ini adalah penyinarannya dengan memakai sistem solar (matahari). Selain itu Masjid Istiqlal memperbaiki segala fasilitasnya secara profesional, termasuk ruang-ruang sekolah/perkuliahan yang semakin indah.
Bahkan mungkin yang juga unik, khususnya di Indonesia, adalah dihadirkannya tempat olah raga atau gym yang modern. Hal itu karena masjid Istiqlal memiliki wawasan membangun manusia seutuhnya. Sehat secara spiritual, intelektual, dan juga secara fisikal.
Tapi dari semua itu yang paling menggembirakan adalah bahwa visi Istiqlal tidak lagi bahwa masyarakat itu harus memberdayakan masjid. Tapi saat ini justeru minimal harus ada perhatian timbal balik. Sehingga yang berkembang dan kuat bukan saja masjidnya. Tapi juga masyarakat atau jamaah masjid tersebut.
Presiden Nusantara Foundation/Pesantren Nusantara Madani USA
Hari Ahad kemarin, 22 Februari 2021 Masjid Istiqlal melangsungkan hari jadi atau Miladnya yang ke-43. Acara itu dihadiri oleh Wapres KH Ma’ruf Amin, beberapa menteri Kabinet Indonesia maju dan pejabat tinggi negara lainnya, serta perwakilan-perwakilan negara sahabat.
Saya sendiri secara pribadi diundang melalui telpon langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. Sayang sekali saya tidak bisa hadir karena terlebih dahulu terikat oleh beberapa jadwal di Makassar, Sulawesi Selatan. Namun Jumat lalu saya menyempatkan hadir Jumatan di Istiqlal sekaligus menjadi narasumber pada pelatihan peningkatan SDM Rohis/Bintal TNI.
Masjid Istiqlal memang sangat membanggakan bangsa Indonesia. Selain karena bersejarah, juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini tentu juga dikenal sebagai masjid negara. Dan karenanya untuk pertama kalinya, pengangkatan Imam Besar dan seluruh jajaran struktur kepengurusannya melalui Surat Keputusan Presiden RI.
Kali ini Masjid Istiqlal memang sedang berbenah. Saya yakin bahwa semua ini tidak lepas dari kelihaian imam besar, guru dan kakak saya, Professor Nas. Kelihaian itu tidak saja secara substansi keilmuan karena beliau memang seorang guru besar dalam ilmu agama. Tapi juga dalam hal profesionalitas menejemen yang beliau miliki. Ditambah lagi keluasan dan keluwesan beliau dalam membangun komunikasi dan relasi dengan semua pihak, baik dengan pemerintah maupun masyarakat luas, bahkan dengan non Muslim sekalipun.
Kini Istiqlal semakin berbenah. Tentu saya tidak ingin memakai kata sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah, sang Khaliq. Tapi masjid Istiqlal semakin membaik, maju dan berkembang baik secara fisik maupun secara substansi (program dan kegiatan).
Secara fisik, dalam sejarahnya baru kali ini masjid Istiqlal mendapat perhatian penuh dari pemerintah dan semua masyarakat luas untuk direnovasi secara besar-besaran. Dan itu dapat disaksikan secara dekat di saat mengunjungi Masjid Istiqlal.
Salah satu hal yang unik di Masjid Istiqlal saat ini adalah penyinarannya dengan memakai sistem solar (matahari). Selain itu Masjid Istiqlal memperbaiki segala fasilitasnya secara profesional, termasuk ruang-ruang sekolah/perkuliahan yang semakin indah.
Bahkan mungkin yang juga unik, khususnya di Indonesia, adalah dihadirkannya tempat olah raga atau gym yang modern. Hal itu karena masjid Istiqlal memiliki wawasan membangun manusia seutuhnya. Sehat secara spiritual, intelektual, dan juga secara fisikal.
Tapi dari semua itu yang paling menggembirakan adalah bahwa visi Istiqlal tidak lagi bahwa masyarakat itu harus memberdayakan masjid. Tapi saat ini justeru minimal harus ada perhatian timbal balik. Sehingga yang berkembang dan kuat bukan saja masjidnya. Tapi juga masyarakat atau jamaah masjid tersebut.