Akui Sosialisasi Vaksinasi Kurang, Jokowi Tak Mau Tonjolkan Sanksi

Senin, 22 Februari 2021 - 04:00 WIB
loading...
Akui Sosialisasi Vaksinasi Kurang, Jokowi Tak Mau Tonjolkan Sanksi
Jokowi Tak Mau Tonjolkan Sanksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa sosialisasi vaksinasi COVID-19 kurang. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa sosialisasi vaksinasi COVID-19 kurang. Di samping itu, dalam proses sosialisasi memang penuh tantangan.

"Kita jelasin di medsos, mereka enggak buka medsos. Kita jelasin di TV ya mereka pas gak liat tv. Ini juga sulit kadang-kadang. Tapi memang betul, sosialisasi itu memang kurang," katanya dikutip dari akun Youtube Sekretaris Presiden, Sabtu (20/2/2021).

Jokowi mengatakan seringkali sosialisasi yang dilakukan sebatas menyampaikan bahwa vaksin COVID-19 halal dan aman. Padahal ternyata ada hal lain yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya masalah psikologis.

Baca juga: Jokowi Sebut Vaksinasi di Bulan Puasa Dilakukan Malam Hari

"Ternyata dari yang kita lakukan ke pedagang pasar, 10 pedagang yang kita tanya, yang mau divaksin hanya 3. Yang 7 enggak mau. Tapi saya lihat tadi, waktu di Tanah Abang, semuanya berbondong-bondong. Karena begitu yang satu berani, yang kedua berani, ketiga berani, yang lain ngikuti," tuturnya.

"Mungkin psikologisnya. Ini mungkin kurang sosialisasi. Jadi yang dulunya enggak mau menjadi mau. Sehingga, saya ga tahu, terbawa duduk di kursi yang sudah disediakan. Karena kita melakukannya di tempat, di lokasi. Itu pengaruh sekali," katanya.

Jokowi pun ingin lebih menekankan pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi. Sehingga sanksi bagi penolak vaksin tidak perlu ditonjolkan.

Baca juga: Segera Dimulai, Tahap Awal Vaksinasi Lansia Fokus di Ibu Kota Provinsi

"Yang paling penting memang kesadaran. Dan memang tidak ingin sanksi ini kita tonjol-tonjolkan. Itu namanya kan orang disuruh vaksin tapi ditakut-takuti itu. Saya kira tidak seperti itu yang kita inginkan. Kesadaran yang baik saya kira yang diperlukan," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0842 seconds (0.1#10.140)