Gaok Mencari Pewaris

Kamis, 18 Februari 2021 - 15:21 WIB
loading...
A A A
"Sepanjang dia tidak berubah dari hakikatnya dia masih bisa kita bilang dalam tradisi lisan, tapi kalau emang sudah berubah ya kita tidak bisa lagi sebut itu tradisi lisan yang sama, tapi suatu karya yang baru yang diwariskan karena munculnya semuanya serba baru, hanya mengambil bentuk tertentu tapi berubah semua, misal OVJ, ada lenong bocah, ludruk juga ada, tapi akhirnya jadi guyonan aja," kata Pudentia berpendapat.

Kunci regenerasi, menurutnya, terletak pada SDM. "Dikembangkan di sekolah-sekolah, seni di sekolah budaya, sekolah umum, akan mati. Tradisi yang diperkuat dan menjadi kesadaran masyarakat bahwa ini milik mereka, ini kekayaan mereka," kataPudentia.

Aki Rukmin memang tidak pernah berpikir untuk berhenti dari Gaok. Baginya, Gaok adalah kehidupannya. Ia menjadi semacam ensiklopedi hidup. Ensiklopedi yang menjadi simbol kearifan lokal dan kekuatan akar budaya khas Majalengka. Di usianya menginjak 79 tahun, Aki Rukmin akan terus bersemangat memainkan Gaok. Siapa pun peminatnya, meski sebatas mahasiswa penelitian sekalipun, tak masalah. Sehat selalu Ki.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1272 seconds (0.1#10.140)