Fahri Hamzah: Penggunaan Istana untuk Berbohong Bikin Pembelahan Dahsyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, meminta Pemerintah Indonesia melihat Amerika yang menggunakan Panggung Istana untuk berbohong. Menurut Fahri, Pemerintah Indonesia harus memperbaiki cara melihat persoalan.
(Baca juga: Skak Fahri Ketika Staf Ahli Kominfo Ngaku Juga Takut Buzzer)
Hal itu dituliskannya dalam laman Isntagram @fahrihamzah dengan mengaitkan nama akun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM), Mahfud MD.
(Baca juga: Fahri Hamzah: Dua Jurang Menganga di Ujung Demokrasi Indonesia)
"PROF @mohmahfudmd LIHATLAH AMERIKA. JIKA PRESIDEN MENGGUNAKAN PANGGUNG ISTANA UNTUK BERBOHONG, PEMBELAHANNYA DAHSYAT," tulis @fahrihamzah yang dikutip Senin (15/2/2021).
Fahri menyarankan kepada Mahfud MD untuk memperbaiki cara pemerintah melihat persoalan. Jangan dipersonalisasi. Menurutnya, ini bukan soal Din Syamsuddin, Natalius Pigai dan Permadi Arya (Abu Janda).
(Baca juga: Abu Janda dan Natalius Pigai Berdamai, Fahri Hamzah Bilang Begini)
Ini kata dia, soal posisi negara di tengah hingar bingar media sosial. "Mengapa 'fasilitas' yang meng-'ekstensi' konflik di dunia maya dibiarkan ada?," ungkapnya.
Fahri menyampaikan, negara sedang bingung dengan warganya yang bising dan bertengkar soal soal yang tidak jelas. Padahal negara memfasilitasi panggung tidak jelas itu lengkap dengan ring tinjunya.
Apalagi menurutnya, negara juga nampak berpihak dalam sengketa. Tambah gaduhlah suasana di tengah pandemi Corona. Kepada Mahfud, lanjut Fahri, jika negara berhenti memfasilitasi pertengkaran remeh soal percakapan whatsapp dan media sosial, soal anonim memfitnah dan dua tiga individu saling serang di dunia maya, maka damailah negeri ini.
Kata dia, negeri demokrasi memang bising karena bebas, yang penting negara adil. "Jadi prof, respons negara atas kebebasan rakyat termasuk di dunia maya bukan dengan membawanya ke ruang sidang, tetapi yang lebih penting dan kebanyakan dari itu adalah menjaga kebebasan agar kedua belah pihak bisa saling jawab dan klarifikasi. Inilah tangga peradaban," ujarnya.
"Prof, soal maki-maki dan omong kotor ada di seantero negeri, sejak negara belum lahir, sejak hukum belum ada. Tapi sekarang, karena ia pindah ke dunia maya secara anonim biar saja. Yang penting semua akan saling jawab. Anonim vs anonim, akun vs akun biarkan saja. Itu ujian kedewasaan," lanjutnya.
Fahri menilai, yang penting negara tidak saja harus adil tapi harus nampak adil. Negara harus memfasilitasi kebebasan warga negara yang berdialog sepanas apapun. Tapi, negara harus menjaga diri untuk tetap berada di tengah dan jangan ikut-ikutan berbuat salah dalam mengelola.
"Prof, apa yang terjadi di Amerika? Kenapa Trump masih mau di-impeach padahal ia sudah diganti secara konstitusional? Padaha ia bukan Presiden AS lagi? Adalah karena seorang Presiden menggunakan panggung istana untuk berbohong. Itu mencipta pembelahan masyarakat yang dahsyat! Terakhir Prof, asalkan Istana tidak ikut bikin gaduh, rakyat lebih tahu batas," tegasnya.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
(Baca juga: Skak Fahri Ketika Staf Ahli Kominfo Ngaku Juga Takut Buzzer)
Hal itu dituliskannya dalam laman Isntagram @fahrihamzah dengan mengaitkan nama akun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM), Mahfud MD.
(Baca juga: Fahri Hamzah: Dua Jurang Menganga di Ujung Demokrasi Indonesia)
"PROF @mohmahfudmd LIHATLAH AMERIKA. JIKA PRESIDEN MENGGUNAKAN PANGGUNG ISTANA UNTUK BERBOHONG, PEMBELAHANNYA DAHSYAT," tulis @fahrihamzah yang dikutip Senin (15/2/2021).
Fahri menyarankan kepada Mahfud MD untuk memperbaiki cara pemerintah melihat persoalan. Jangan dipersonalisasi. Menurutnya, ini bukan soal Din Syamsuddin, Natalius Pigai dan Permadi Arya (Abu Janda).
(Baca juga: Abu Janda dan Natalius Pigai Berdamai, Fahri Hamzah Bilang Begini)
Ini kata dia, soal posisi negara di tengah hingar bingar media sosial. "Mengapa 'fasilitas' yang meng-'ekstensi' konflik di dunia maya dibiarkan ada?," ungkapnya.
Fahri menyampaikan, negara sedang bingung dengan warganya yang bising dan bertengkar soal soal yang tidak jelas. Padahal negara memfasilitasi panggung tidak jelas itu lengkap dengan ring tinjunya.
Apalagi menurutnya, negara juga nampak berpihak dalam sengketa. Tambah gaduhlah suasana di tengah pandemi Corona. Kepada Mahfud, lanjut Fahri, jika negara berhenti memfasilitasi pertengkaran remeh soal percakapan whatsapp dan media sosial, soal anonim memfitnah dan dua tiga individu saling serang di dunia maya, maka damailah negeri ini.
Kata dia, negeri demokrasi memang bising karena bebas, yang penting negara adil. "Jadi prof, respons negara atas kebebasan rakyat termasuk di dunia maya bukan dengan membawanya ke ruang sidang, tetapi yang lebih penting dan kebanyakan dari itu adalah menjaga kebebasan agar kedua belah pihak bisa saling jawab dan klarifikasi. Inilah tangga peradaban," ujarnya.
"Prof, soal maki-maki dan omong kotor ada di seantero negeri, sejak negara belum lahir, sejak hukum belum ada. Tapi sekarang, karena ia pindah ke dunia maya secara anonim biar saja. Yang penting semua akan saling jawab. Anonim vs anonim, akun vs akun biarkan saja. Itu ujian kedewasaan," lanjutnya.
Fahri menilai, yang penting negara tidak saja harus adil tapi harus nampak adil. Negara harus memfasilitasi kebebasan warga negara yang berdialog sepanas apapun. Tapi, negara harus menjaga diri untuk tetap berada di tengah dan jangan ikut-ikutan berbuat salah dalam mengelola.
"Prof, apa yang terjadi di Amerika? Kenapa Trump masih mau di-impeach padahal ia sudah diganti secara konstitusional? Padaha ia bukan Presiden AS lagi? Adalah karena seorang Presiden menggunakan panggung istana untuk berbohong. Itu mencipta pembelahan masyarakat yang dahsyat! Terakhir Prof, asalkan Istana tidak ikut bikin gaduh, rakyat lebih tahu batas," tegasnya.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
(maf)