Murah dan Terjangkau, GeNose Dinilai Tidak Membebani Penumpang

JAKARTA - Kemunculan alat deteksi dini GeNose yang mulai diterapkan di beberapa stasiun dan terminal dinilai membantu masyarakat yang hendak melakukan perjalanan. Terlebih alat itu merupakan hasil karya dalam negeri di mana keberadaannya saat ini patut diapresiasi.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan dalam kondisi pandemi saat ini kemunculan GeNose menjadi sebuah keberhasilan teknologi yang membantu hajat orang banyak. Pasalnya, keterangan surat sehat yang menyatakan bebas COVID-19 menjadi syarat utama bagi individu dalam melangsungkan perjalanan.

"GeNose itu bagus, baguslah. Ketimbang rapid dan swab test yang cuma begitu aja (sederhana) mahal-mahal ngapain," ujar Djoko saat dihubungi SINDOnews, Minggu (7/2/2021).

Dia menuturkan inovasi yang datang dari anak negeri sudah sepatutnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Oleh karena itu GeNose dapat menjadi pengganti rapid dan swab test yang selama ini dijadikan sebagai syarat melakukan perjalanan.

"Ini buatan bangsa sendiri, harus dicoba, nanti jika ada kekurangan baru ditambah lagi, patut dicoba. Dengan adanya alat ini murah terjangkau warga tidak membebani," katanya.

Sebelumnya VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan KAI menyediakan layanan tes GeNose tahap awal di Stasiun Pasar Senen dengan tarif Rp20.000. "Tarif yang dikenakan pada saat uji coba atau pre-launching ini adalah Rp20.000," katanya, Selasa (2/2/2021).

Tarif tersebut jauh lebih murah dibandingkan tarif rapid test antigen di stasiun yang harganya mencapai Rp105.000. GeNose sendiri merupakan tes alternatif lain yang bisa digunakan oleh penumpang sebelum melakukan perjalanan.