Momentum 40 Tahun Perpustakaan Nasional dan Revolusi Industri 4.0

Minggu, 17 Mei 2020 - 05:31 WIB
loading...
Momentum 40 Tahun Perpustakaan Nasional dan Revolusi Industri 4.0
Joko Santoso, Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpustakaan Nasional.
A A A
Joko Santoso
Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpustakaan Nasional

REVOLUSI Industri 4.0 salah satu cirinya adalah pemanfaatan internet (Internet of Thing / IoT). IoT ini berambisi menginterkoneksikan segala perangkat yang ada dengan internet. Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep otomatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam penerapannya, di mana hal tersebut merupakan hal penting bagi para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja dan biaya.

Revolusi Industri 4.0 juga menjadi momentum penggunaan robot di bidang industri dan domestik, penggunaan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) secara masif, penggunaan Drone untuk mendukung berbagai operasi militer dan sipil, pengembangan Virtual Workers dan lain-lain. Sebagai sebuah revolusi, maka revolusi industri 4.0 sangat berdampak kepada ekosistem kehidupan manusia modern.

Berbagai inovasi itu tentu berimbas pada dunia kepustakaan, di antaranya adalah Big Data, digital publishing, cloud computing, cloud cognition, penerapan artificial intelligence/AI dan robot untuk layanan Perpustakaan.

Perpustakaan senantiasa memegang peranan penting sebagai sumber dan penyebaran ilmu pengetahuan, tetapi perpustakaan juga terus dibentuk oleh ekosistem ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Kondisi resifrokal ini mendorong layanan perpustakaan berkonvergensi dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Perpustakaan Nasional di usia 40 tahun (17 Mei 1980 - 17 Mei 2020) terus berinovasi menyesuaikan perilaku pemustaka yang terus berubah. Perkembangan teknologi yang pesat sangat berdampak kepada proses bisnis perpustakaan, terutama terhadap pekerjaan-pekerjaan yang bersifat repetitif dan teknis.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut berangsur-angsur, cepat atau lambat akan dapat digantikan oleh mesin, seperti proses peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan. Namun, pekerjaan yang bersifat personal dan yang memerlukan analisis, misalnya bimbingan pemakai dan literasi informasi tidak menggeser peran pustakawan.

Pada ulang tahunnya yang ke-40 Perpustakaan Nasional juga menorehkan babak baru dalam sejarah perkembangan Perpustakaan di tanah air. Yang dulu perannya dipandang sebelah mata dalam pembangunan nasional, kini berkat usaha gigih Perpustakaan Nasional didukung oleh sejumlah stakeholder terkait, bidang Perpustakaan masuk menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

Meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter adalah salah satu prioritas pembangunan nasional sesuai dengan arah kebijakan dalam agenda prioritas nasional pada RPJMN IV Tahun 2020-2024. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

Pada momentum 40 tahun Perpustakaan Nasional, dunia dan Indonesia tengah dilanda krisis akibat Pandemi Covid-19. Di tengah berkecamuknya Pandemi Covid-19, Perpustakaan Nasional berpotensi besar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat perihal Covid-19 melalui diseminasi informasi dan pengetahuan. Hal ini telah dilakukan dengan berbagai paket informasi daring tentang Virus Corona, yang dikemas dari berbagai literatur.

Dalam mendukung kebijakan pemerintah Stay at Home bagi seluruh masyarakat selama Pandemi Covid-19, Perpustakaan Nasional juga telah berperan dalam memberikan layanan akses buku elektronik dan jurnal elektronik (www.e-resources.perpusnas.go.id), Perpustakaan Digital berbasis gawai iPusnas (www.ipusnas,id), serta layanan bagi masyarakat secara virtual melalui chat box 'Tanya Pustakawan' (www.perpusnas.go.id). Hasil digitalisasi berbagai bahan Perpustakaan langka dapat dinikmati pemustaka dari rumah dengan mengklik http://khastara,perpusnas.go.id.

Meskipun layanan secara langsung (onsite) tidak dimungkinkan di tengah diterapkkannya PSBB di DKI Jakarta, namun layanan online melalui berbagai laman web tematikal menunjukkan tingkat kunjungan yang signifikan, tiga kali lipat dari biasa atau 130% per minggu. Bahkan, secara khusus di aplikasi Perpustakaan digital iPusnas yang dapat diunduh di gawai berbasis IOS atau Android, disediakan literasi informasi tentang Covid-19 yang bernama Coronapedia.

Koleksi literatur bersumber dari berbagai terbitan asosiasi profesi pustakawan, Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Kementerian, Lembaga dan komunitas. Sejumlah pustakawan di tengah pandemi virus Covid-19 terus berinovasi dengan menciptakan ide dan peluang baru, termasuk dengan melakukan sejumlah webinar.

Pustakawan Perpustakaan Nasional juga berperan aktif dalam melakukan riset terkait perilaku pemustaka di tengah wabah Covid-19. Tulisan mereka dimuat di Buletin International Federation of Library Association and Institution - Asia and Oceania Regional April 2020.

Memang sementara layanan langsung Perpustakaan Nasional ditutup, tetapi layanan daring tidak pernah tutup siang dan malam, dari rumah ke rumah tetap dapat menikmati dan memanfaatkan layanan Perpustakaan Nasional. Dirgahayu Perpustakaan Nasional ke-40. Salam literasi....!
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1367 seconds (0.1#10.140)