Kasus Abu Janda, Ahli Bahasa Beberkan Beberapa Kesalahan Tweet-nya

Kamis, 04 Februari 2021 - 14:25 WIB
loading...
Kasus Abu Janda, Ahli...
Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda berjalan keluar ruang Direktorat Tipidsiber Bareskrim Polri usai menjalani pemeriksaan, di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021). Foto/SINDOphoto/Yulianto
A A A
JAKARTA - Permadi Arya alias Abu Janda tersandung kasus tweet-nya terkait mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dan Islam arogan. Pakar bahasa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Hilmi Akmal mengemukakan pendapatnya mengenai kedua hal tersebut.

Tweet 'Evolusi' Abu Janda kepada Natalius Pigai memperlihatkan ketidaksenangan dan merendahkan. Setidaknya terdapat dua proposisi interogatif. Pertama, -dikutip dari tweet Abu Janda terhadap Natalius Pigai "Kau @Natalius Pigai2 apa kapasitas kau?. Kedua, sudah selesai evolusi belum kau?

Dari dua proposisi interogatif itu, adanya diksi evolusi jelas-jelas menunjukkan ketidaksenangan Abu Janda kepada Natalius Pigai . "Terkait dengan cuitan yang rasis, inferensi yang bisa ditarik adalah saya melihat ada ketidaksenangan Abu Janda dengan Pak Pigai. Sehingga membuat proposisi dalam bentuk interogatif yang maknanya merendahkan pak Pigai," kata Hilmi Akmal kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Sementara terkait dengan tweet-nya yang menyebut 'Islam Arogan', Hilmi menyimpulkan, Abu Janda ini tidak memahami Islam secara mendalam sehingga mengeluarkan proposisi seperti itu. Baca juga: Disentil Dewi Tanjung di Twitter, Susi Pudjiastuti: Ada yang Kenal?

Menurut Hilmi, jika memang yang dimaksud adalah Islam --sebagaimana pembelaannya di media Islam yang arogan yang diusung kelompok Tengku Zulkarnain , mestinya disebutkan saja secara eksplisit. Dengan demikian tidak membuat orang yang membaca proposisi itu menginferensikannya Islam adalah agama yang arogan.

"Padahal, kalau mau baca sedikit sejarah masuknya Islam ke Indonesia, dia akan paham bahwa Islam jauh dari kata arogan. Justru Islam yang datang ke Indonesia bisa diterima masyarakat karena budaya yang ada diasimilasikan dengan nilai-nilai Islam," tandasnya.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2161 seconds (0.1#10.140)