Istana Perlu Respons Isu Kudeta di Demokrat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, isu pengambilalihan Partai Demokrat yang diduga menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tentu harus benar-benar diklarifikasi oleh pihak Istana. Istana disebutnya tidak cukup mengandalkan bantahan dari mantan Panglima TNI yang saat ini menjadi Kepala KSP itu sendiri.
Menurut Ray, amat sangat tidak elok jika isu yang berkembang menyebut Istana berada di balik aksi sebagian kader dan alumni Partai Demokrat tersebut. "Saya juga tidak melihat kepentingan Istana untuk mengambil alih PD. Tidak ada kebutuhan yang signifikan untuk hal itu. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang," paparnya, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Istilah Kudeta di Demokrat Dianggap Berlebihan
Bagi mantan aktivis 98 ini, dalam situasi seperti sekarang, mengambil alih kepengurusan Partai Demokrat justru potensial hanya mengundang keributan yang tidak perlu, dan ini sesuatu yang nampaknya dihindari oleh Istana saat ini.
Karena itu, Istana perlu segera membuat respons yang jelas. Apakah langkah itu memang dikehendaki oleh Istana atau hal itu hanya sebagai langkah oknum yang kebetulan sedang menjabat di lingkaran Istana. Dan, Ray melihat, penjelasan ini perlu disampaikan segera dengan tegas dan jelas, agar nama Istana tidak perlu dibawa-bawa dalam kasus ini.
Baca juga: Isu Kudeta AHY Mujarab Cegah Pengambilan Paksa Partai Demokrat lewat Kemenkumham
"Dan dengan begitu, memberi kesempatan kepada AHY untuk menyelesaikan sendiri masalah yang menerpa internal PD tanpa harus menyebut pihak Istana. Dan penjelasan seperti ini harus dilakukan oleh orang lain di Istana, selain Pak Moeldoko tentunya (yang dituding)" pungkasnya.
Menurut Ray, amat sangat tidak elok jika isu yang berkembang menyebut Istana berada di balik aksi sebagian kader dan alumni Partai Demokrat tersebut. "Saya juga tidak melihat kepentingan Istana untuk mengambil alih PD. Tidak ada kebutuhan yang signifikan untuk hal itu. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang," paparnya, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Istilah Kudeta di Demokrat Dianggap Berlebihan
Bagi mantan aktivis 98 ini, dalam situasi seperti sekarang, mengambil alih kepengurusan Partai Demokrat justru potensial hanya mengundang keributan yang tidak perlu, dan ini sesuatu yang nampaknya dihindari oleh Istana saat ini.
Karena itu, Istana perlu segera membuat respons yang jelas. Apakah langkah itu memang dikehendaki oleh Istana atau hal itu hanya sebagai langkah oknum yang kebetulan sedang menjabat di lingkaran Istana. Dan, Ray melihat, penjelasan ini perlu disampaikan segera dengan tegas dan jelas, agar nama Istana tidak perlu dibawa-bawa dalam kasus ini.
Baca juga: Isu Kudeta AHY Mujarab Cegah Pengambilan Paksa Partai Demokrat lewat Kemenkumham
"Dan dengan begitu, memberi kesempatan kepada AHY untuk menyelesaikan sendiri masalah yang menerpa internal PD tanpa harus menyebut pihak Istana. Dan penjelasan seperti ini harus dilakukan oleh orang lain di Istana, selain Pak Moeldoko tentunya (yang dituding)" pungkasnya.
(zik)