HUT ke-22 PKPI, Diaz Hendropriyono Tolak Kenaikan Ambang Batas Parlemen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai ke-22 pada 15 Januari 2021 lalu. Perayaan hari jadi partai itu dilaksanakan secara virtual dan sederhana yang menghadirkan para tokoh PKPI seperti AM. Hendropriyono, Try Sutrisno, Sutiyoso, dan Istri Almarhum Edy Sudrajat, Lulu Edy Sudrajat serta para pengurus pusat dan daerah PKPI. Perayaan tersebut juga dihadiri Wakil Presiden, KH. Ma'ruf Amin yang memberikan sambutan secara virtual.
Ketua Umum DPN PKPI, Diaz Hendropriyono dalam sambutannya menyatakan, perayaan HUT partai kali dalam suasana bangsa yang tengah berduka karena pandemi Covid-19 yang masih melanda bangsa Indonesia. Kondisi itu juga ditambah dengan cobaan bencana alam yang terjadi. "Dalam beberapa minggu terakhir, ada erupsi Gunung Merapi, letusan Gunung Sinabung, banjir besar di Kalimantan Selatan, beberapa hari yang lalu, kita semua berduka dengan adanya berita mengenai Sriwijaya Air yang jatuh di dekat Kepulauan Seribu," tutur Diaz, Senin (18/1/2021). (Baca juga: UU Pemilu Berubah Setiap 5 Tahun, PKPI Anggap Hanya Buang Energi)
Selain itu, Diaz juga mengaku bersedih dan berduka karena bencana juga melanda di sejumlah wilayah seperti gempa bumi di Sulawesi Barat dan musibah banjir di Kalimantan Selatan serta longsor di Jawa Barat. Sehingga, Diaz mengatakan, perayaan kali ini bukan untuk bersenang-senang. (Baca juga: Diaz Hendropriyono: Petugas Medis Pahlawan di Garis Depan Lawan Covid-19)
"Dan pada tahun (2020) lalu juga, seperti negara lain di dunia, Indonesia harus berjuang melawan Pandemi Covid-19 selama hampir setahun terakhir sudah hampir 900,000 orang Indonesia yang terinfeksi dan sekitar 25,000 orang meninggal akibat pandemi ini. Harus diakui bahwa pandemi ini berdampak kepada seluruh sektor kehidupan. PKPI pun juga terdampak ada beberapa kader dan pimpinan PKPI baik di tingkat nasional maupun di daerah yang terkena Covid-19, dan akhirnya alhamdulilah bisa dinyatakan negatif kembali, dan paling tidak ada dua tokoh daerah, calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang kita usung, yang meninggal karena Covid," ungkap Diaz menambahkan. (Baca juga: Tolak PT 7 Persen, PKPI Ingatkan Puluhan Juta Suara Terancam Hangus)
Namun demikian, pria yang menjabat Staf Khusus Presiden ini mengaku pihaknya tidak tinggal diam. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, kader-kader PKPI di seluruh Indonesia tergugah hatinya untuk menolong bangsa ini secara gotong royong membantu masyarakat yang terdampak bencana dan Covid-19. "Saya percaya bahwa setiap cobaan pasti ada harapan. Beberapa hari yang lalu kita sudah melihat Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid 19. Ini hari bersejarah. Ini menunjukan bahwa ada harapan agar kita bisa bangkit dari keterpurukan ini, agar kita bisa kembali ke kehidupan normal," ujarnya.
Untuk itulah, Diaz telah mengintruksikan kepada jajaran pengurus dan kader PKPI untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Diaz juga meminta kader partai yang berkhidmat di pemerintahan untuk secara sungguh-sungguh berbuat yang terbaik dalam bidang yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
Diaz mengatakan, sejak dirinya ditunjuk menjadi nakhoda PKPI pada 2018, partai ini dalam kondisi keterpurukan dan harus memulai dari nol. Sehingga, Diaz bersama jajaran pengurus partai harus berjuang untuk melengkapi kepengurusan dari tingkat DPN sampai daerah. Beruntung dalam waktu 32 hari, dirinya berhasil merampungkan kepengurusan partai sehingga lolos sebagai peserta pemilu 2019.
Di sisi lain, lanjut Diaz, sikap politik PKPI ke depan adalah bertekad untuk melawan rencana politik yang dapat mengerdilkan demokrasi di Indonesia, yakni bertekad melawan rencana politik yang dapat membuat hilangnya belasan juta suara rakyat Indonesia. Oleh sebab itulah, PKPI secara tegas, menolak dengan keras, usulan kenaikan Parliamentary Threshold menjadi 7%.
Di samping itu, Diaz mengatakan, PKPI adalah partai yang tidak memandang perbedaan suku, agama, dan ras. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Partai, Pasal 5. Menurutnya, PKPI berjuang untuk melawan intoleransi dan radikalisme. "Kita tegas menolak ormas-ormas yang menggunakan sentimen agama, yang ingin mendirikan Khilafah Islamiyah di bumi Pancasila. Kami mendukung SKB pemerintah yang melarang semua bentuk kegiatan Front Pembela Islam (FPI), dan apapun nama/bentuknya yang baru," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Diaz menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengurus dan kader partai yang telah berjuang, sehingga partai ini masih bisa berdiri tegak sebagai intitusi politik dan demokrasi di Indonesia. "Ulang tahun kali ini juga menjadi momentum bagi kita untuk memperbaharui komitmen dan motivasi. Mengutip seperti apa yang pernah dikatakan oleh John F Kennedy; jangan tanya apa yang bisa dilakukan partai untuk Anda, tetapi tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk partai," ungkapnya.
Lihat Juga: Bung Tomo dan Gebrakan Politik Usia 17 Tahun di Parindra Antarkan Tokoh Muda ke Parlemen Belanda
Ketua Umum DPN PKPI, Diaz Hendropriyono dalam sambutannya menyatakan, perayaan HUT partai kali dalam suasana bangsa yang tengah berduka karena pandemi Covid-19 yang masih melanda bangsa Indonesia. Kondisi itu juga ditambah dengan cobaan bencana alam yang terjadi. "Dalam beberapa minggu terakhir, ada erupsi Gunung Merapi, letusan Gunung Sinabung, banjir besar di Kalimantan Selatan, beberapa hari yang lalu, kita semua berduka dengan adanya berita mengenai Sriwijaya Air yang jatuh di dekat Kepulauan Seribu," tutur Diaz, Senin (18/1/2021). (Baca juga: UU Pemilu Berubah Setiap 5 Tahun, PKPI Anggap Hanya Buang Energi)
Selain itu, Diaz juga mengaku bersedih dan berduka karena bencana juga melanda di sejumlah wilayah seperti gempa bumi di Sulawesi Barat dan musibah banjir di Kalimantan Selatan serta longsor di Jawa Barat. Sehingga, Diaz mengatakan, perayaan kali ini bukan untuk bersenang-senang. (Baca juga: Diaz Hendropriyono: Petugas Medis Pahlawan di Garis Depan Lawan Covid-19)
"Dan pada tahun (2020) lalu juga, seperti negara lain di dunia, Indonesia harus berjuang melawan Pandemi Covid-19 selama hampir setahun terakhir sudah hampir 900,000 orang Indonesia yang terinfeksi dan sekitar 25,000 orang meninggal akibat pandemi ini. Harus diakui bahwa pandemi ini berdampak kepada seluruh sektor kehidupan. PKPI pun juga terdampak ada beberapa kader dan pimpinan PKPI baik di tingkat nasional maupun di daerah yang terkena Covid-19, dan akhirnya alhamdulilah bisa dinyatakan negatif kembali, dan paling tidak ada dua tokoh daerah, calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang kita usung, yang meninggal karena Covid," ungkap Diaz menambahkan. (Baca juga: Tolak PT 7 Persen, PKPI Ingatkan Puluhan Juta Suara Terancam Hangus)
Namun demikian, pria yang menjabat Staf Khusus Presiden ini mengaku pihaknya tidak tinggal diam. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, kader-kader PKPI di seluruh Indonesia tergugah hatinya untuk menolong bangsa ini secara gotong royong membantu masyarakat yang terdampak bencana dan Covid-19. "Saya percaya bahwa setiap cobaan pasti ada harapan. Beberapa hari yang lalu kita sudah melihat Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid 19. Ini hari bersejarah. Ini menunjukan bahwa ada harapan agar kita bisa bangkit dari keterpurukan ini, agar kita bisa kembali ke kehidupan normal," ujarnya.
Untuk itulah, Diaz telah mengintruksikan kepada jajaran pengurus dan kader PKPI untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Diaz juga meminta kader partai yang berkhidmat di pemerintahan untuk secara sungguh-sungguh berbuat yang terbaik dalam bidang yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
Diaz mengatakan, sejak dirinya ditunjuk menjadi nakhoda PKPI pada 2018, partai ini dalam kondisi keterpurukan dan harus memulai dari nol. Sehingga, Diaz bersama jajaran pengurus partai harus berjuang untuk melengkapi kepengurusan dari tingkat DPN sampai daerah. Beruntung dalam waktu 32 hari, dirinya berhasil merampungkan kepengurusan partai sehingga lolos sebagai peserta pemilu 2019.
Di sisi lain, lanjut Diaz, sikap politik PKPI ke depan adalah bertekad untuk melawan rencana politik yang dapat mengerdilkan demokrasi di Indonesia, yakni bertekad melawan rencana politik yang dapat membuat hilangnya belasan juta suara rakyat Indonesia. Oleh sebab itulah, PKPI secara tegas, menolak dengan keras, usulan kenaikan Parliamentary Threshold menjadi 7%.
Di samping itu, Diaz mengatakan, PKPI adalah partai yang tidak memandang perbedaan suku, agama, dan ras. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Partai, Pasal 5. Menurutnya, PKPI berjuang untuk melawan intoleransi dan radikalisme. "Kita tegas menolak ormas-ormas yang menggunakan sentimen agama, yang ingin mendirikan Khilafah Islamiyah di bumi Pancasila. Kami mendukung SKB pemerintah yang melarang semua bentuk kegiatan Front Pembela Islam (FPI), dan apapun nama/bentuknya yang baru," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Diaz menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengurus dan kader partai yang telah berjuang, sehingga partai ini masih bisa berdiri tegak sebagai intitusi politik dan demokrasi di Indonesia. "Ulang tahun kali ini juga menjadi momentum bagi kita untuk memperbaharui komitmen dan motivasi. Mengutip seperti apa yang pernah dikatakan oleh John F Kennedy; jangan tanya apa yang bisa dilakukan partai untuk Anda, tetapi tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk partai," ungkapnya.
Lihat Juga: Bung Tomo dan Gebrakan Politik Usia 17 Tahun di Parindra Antarkan Tokoh Muda ke Parlemen Belanda
(cip)