Sinovac Sensitif, Epidemiolog Sebut Dampak Kerusakan Vaksin Tak Sampai Menjadi Kanker

Rabu, 13 Januari 2021 - 13:39 WIB
loading...
Sinovac Sensitif, Epidemiolog...
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyatakan vaksin adalah produk kesehatan yang sensitif. Untuk itu dibutuhkan penyimpanan vaksin dalam suhu yang tepat. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyatakan vaksin adalah produk kesehatan yang sensitif. Untuk itu dibutuhkan penyimpanan vaksin dalam suhu yang tepat.

Hal itu dikatakan Dicky merespons pernyataan Profesor dari Imperial's Department of Chemical Engineering and Future Vaccine Manufacturing Research Hub, Jason Hallett yang menyebut vaksin yang tak disimpan dalam suhu tertentu bisa berubah menjadi racun. (Baca juga: Vaksinasi COVID-19 Perdana Digelar Besok, Ridwan Kamil Sebut Penolak Vaksin Sumber Penyakit)

"Sensitif itu artinya mudah rusak oleh sinar ultra violet, sinar panas dan juga (suhu) terlalu dingin, beku. Jadi tiga itu ya, jadi sangat sensitif," ujar Dicky saat dihubungi SINDOnews, Rabu (13/1/2021).

Namun begitu, Dicky mengatakan, kerusakannya akan bervariasi tergantung vaksin tersebut. Menurutnya, jika vaksin Sinovac yang telah lolos uji klinis dan mulai disuntikkan ke sejumlah pihak termasuk Presiden Jokowi, umumnya vaksin ini akan sama seperti juga vaksin BCG, Campak, dan Rubela yang juga begitu sensitif dengan ultra violet, panas dan pembekuan.

"Suhunya antara minus 2 dan 8 derajat, itu yang harus dijaga itu yang disebut 'cold chain' namanya," jelasnya.

Dicky menuturkan jika kemudian vaksin Sinovac itu sewaktu-waktu salah menyimpannya sehingga rusak maka secara fisik kerusakan itu tidak terlihat. Dengan kata lain, vaksin yang rusak tersebut tidak menampilkan perubahan secara kualitas.

"Jadi yang terjadi adalah kehilangan potensinya. Jadi (kalau) kita suntikan dampak yang timbul, proteksi, reaksi kekebalan beberapa hari itu tidak muncul akibat keruskan (vaksin) ini," paparnya.

"Artinya memang dalam standar selain pemantauan suhu ada semacam quality control yang dikerjasamakan perusahaan vaksinnya sama pemerintah," imbuh Dicky.

Lebih lanjut, Dicky menyatakan untuk menjaga kualitas vaksin ini maka diperlukan pemeriksaan dan tes laboratorium dari tim vaksinasi untuk mengukur, serta memastikan bahwa vaksin dalam trial itu masih memiliki potensi untuk mencegah virus.

"Ini yang harus dilakukan. Bagaimana kalau dia (vaksin) kena matahari, artinya di luar standar penyimpanan, ya kalau rusak ya risikonya tidak ada jadi kanker, atau jadi ya (hanya) enggak ada efeknya, enggak ada potensinya (pencegahan)," ungkapnya.

Dia menegaskan akibat dari kerusakan vaksin maka potensi proteksinya tidak terjadi. Sehingga menurutnya dibutuhkan rantai dingin yang harus dijaga dan prosedur harus penyimpanan harus tetap terjaga. (Baca juga:BPJPH: Sertifikasi Halal Vaksin Sinovac Wujud Kepatuhan terhadap UU)

"Dari pengambilan di kulkas itu sudah ada SOP-nya yang ini harus ditaati dan ini harus dilatih ya pada tenaga-tenaga kesehatan yang menjadi pelaku (petugas vaksinasi) nanti, penyuntikan kemudian ada yang disebut dengan jaminan mutu ya, quality control dari vaksin itu," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Waspadai Lagi Covid-19,...
Waspadai Lagi Covid-19, Kemenkes Imbau Tetap Prokes dan Hidup Sehat
Cegah Pneumonia, Vaksin...
Cegah Pneumonia, Vaksin PCV 13 Siap Didistribusikan
Saran Epidemiolog Cegah...
Saran Epidemiolog Cegah Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
Kasus Covid-19 Naik,...
Kasus Covid-19 Naik, Menko Muhadjir Effendy Minta Masyarakat Jangan Panik
Bupati Bengkulu Selatan...
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Mulai 2024 Vaksin Covid-19...
Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Yerry Tawalujan Berharap Harganya Terjangkau Peserta BPJS
Presiden Jokowi: Kalau...
Presiden Jokowi: Kalau Sudah Masuk Endemi, Kena Covid-19 Bayar
Kasus Covid-19 di Indonesia...
Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 190, Meninggal 5 Orang
YKMI Harap PTUN Jakarta...
YKMI Harap PTUN Jakarta Ikuti Putusan MA soal Vaksin Halal
Rekomendasi
Sinopsis Sinetron Kasih...
Sinopsis Sinetron Kasih Jannah, Kamis 13 Maret 2025: Jannah Kabur dari Rumah
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Popularitas Kate Middleton...
Popularitas Kate Middleton Menurun, Warga Amerika Lebih Menyukai Pangeran Harry
Berita Terkini
7 Fakta Penting Mutasi...
7 Fakta Penting Mutasi Polri Maret 2025, 10 Polwan Jadi Kapolres hingga 10 Kapolda Digeser
3 menit yang lalu
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
13 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Gejala Kanker Paru yang...
Gejala Kanker Paru yang Tak Disadari Seperti Diidap Kiki Fatmala
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved