Anggota Dewas KPK kepada MUI: Sekarang Ikut Urusi Calon Kapolri ya?

Selasa, 12 Januari 2021 - 18:01 WIB
loading...
Anggota Dewas KPK kepada MUI: Sekarang Ikut Urusi Calon Kapolri ya?
Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) Syamsuddin Haris. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) Syamsuddin Haris mempertanyakan pernyataan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas soal pemilihan calon kapolri pengganti Jenderal Polisi Idham Azis.

(Baca juga : Publik Kritik WhatsApp Habis-habisan, Komisi I DPR Malah Bilang Begini )

Melalui akun Twitter-nya @syamsuddin haris, peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI itu mencuit, ”MUI sekarang ikut ngurusi calon Kapolri ya,” katanya, dikutip Selasa (12/1/2021).

(Baca Juga : KPK Tegaskan Tidak Ada Bukti Valid Harun Masiku Meninggal Dunia )

Sebelumnya, Anwar Abbas ikut bersuara terkait pemilihan Kapolri. Anwar mengatakan hak untuk mencalonkan dan menunjuk siapa yang akan menjadi Kapolri ada di tangan Presiden.

"Kita sudah tahu itu semua, dan kita harus menghormatinya," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/1/2021).( )

Meskipun demikian, kata Anwar, Presiden hendaknya mencalonkan dan menunjuk seseorang menjadi Kapolri tidak hanya dengan pertimbangan kedekatan, loyalitas dan profesionalitas saja, tapi harus lebih luas dari itu yaitu mana yang lebih besar maslahat dan manfaatnya bagi bangsa dan negara.

"Apalagi akhir-akhir ini seperti kita ketahui, hubungan antara pemerintah dan umat Islam agak terganggu karena ada sebagian umat Islam yang melihat bahwa di negeri ini sekarang telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama," katanya.( )

Menurut Anwar, meskipun pemerintah menolak anggapan tersebut, tapi sikap dan pandangan ini tentu tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintah karena bisa menjadi seperti api di dalam sekam.

"Apalagi kalau seandainya sebagian besar umat Islam merasa terus menerus disakiti dan dikecewakan, ditambah lagi dengan persoalan krisis kesehatan karena Covid-19 yang tidak jelas kapan berakhirnya dan juga krisis ekonomi yang cukup berat yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara ini maka tentu tidak mustahil berbagai kemungkinan yang tidak kita inginkan akan bisa terjadi," katanya mengingatkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1904 seconds (0.1#10.140)