IDI Minta Nakes dan Masyarakat Tak Perlu Permasalahkan Vaksinasi Corona
loading...
A
A
A
JA - Para tenaga kesehatan akan menjadi prioritas pertama yang akan mendapatkan vaksinasi untuk virus Corona (Covid-19). Sementara program vaksinasi Covid-19 akan segera dilaksanakan pertama kalinya di Indonesia pada 13 Januari 2021 mendatang. Dan kemudian pada April 2021 akan dilaksanakan vaksinasi untuk masyarakat umum.
(Baca juga: Atasi Lonjakan Kasus Corona, Pemprov DKI Buka Pendaftaran Petugas Pelacak Pasien Covid-19)
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih meminta para tenaga kesehatan tidak mempermasalahkan vaksinasi Corona. Pasalnya, vaksin yang diberikan dipastikan keamanannya serta efektivitasnya oleh lembaga terkait dalam hal ini Badan Pegawas Obat dan Makanan Badan POM). Serta kehalalan vaksin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
(Baca juga: Hasil Riset, Vaksin Ini Mampu Melawan Mutasi Virus Corona)
Daeng juga mengatakan jika para tenaga kesehatan sendiri sudah sangat memahami mengenai pentingnya vaksinasi karena mereka terbiasa melakukan pelayanan vaksinasi sehari-hari hingga ke puskesmas.
(Baca juga: Update Corona DIY, Positif Tambah 301 Total Jadi 14647 Orang)
"Oleh karena itu, tenaga kesehatan seharusnya tidak perlu mempermasalahkan vaksinasi. Koridor yang perlu dijaga adalah keamanan dan efektivitasnya dan itu akan dijawab oleh hasil laporan uji klinik yang dilakukan serta izin penggunaan darurat yang akan dikeluarkan Badan POM," jelas Daeng dalam keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (11/1/2021).
Sementara itu, Daeng juga menghimbau agar kepercayaan terhadap vaksin tidak berdasarkan merek atau basis negara, tapi harus berdasarkan aspek ilmiah. "Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya," terangnya.
Selain itu, terkait halal haram vaksin Corona diakui Daeng sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat.
Baca juga: (Ikut Jadi Tersangka Kasus Swab, Bareskrim Ungkap Peran Menantu Habib Rizieq)
"Hal ini sangat berpengaruh apalagi masyarakat Indonesia termasuk dokter itu mayoritasnya beragama Islam sehingga penjelasan tentang Kehalalan itu penting sekali. Jumat lalu Majelis Ulama Indonesia sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal, jadi sudah jelas," papar Daeng.
Daeng juga meyakini, ada dua strategi prinsip untuk menangani Corona. "Pertama, poin penanggulangannya berada pada menekan kecepatan penularannya. Strateginya yakni, orang yang sudah terinfeksi harus cepat ditemukan agar cepat dilokalisir penularannya," ujarnya.
Lalu, kata Daeng, orang yang sehat harus berupaya agar tidak tertular dengan cara menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
""Kalau pengawasan disiplin protokol Kesehatan sampai komunitas terkecil, mungkin akan jauh lebih efektif. Tambahan selain menerapkan protokol kesehatan adalah, menjaga daya tahan tubuh melalui mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur," tutupnya.
(Baca juga: Atasi Lonjakan Kasus Corona, Pemprov DKI Buka Pendaftaran Petugas Pelacak Pasien Covid-19)
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih meminta para tenaga kesehatan tidak mempermasalahkan vaksinasi Corona. Pasalnya, vaksin yang diberikan dipastikan keamanannya serta efektivitasnya oleh lembaga terkait dalam hal ini Badan Pegawas Obat dan Makanan Badan POM). Serta kehalalan vaksin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
(Baca juga: Hasil Riset, Vaksin Ini Mampu Melawan Mutasi Virus Corona)
Daeng juga mengatakan jika para tenaga kesehatan sendiri sudah sangat memahami mengenai pentingnya vaksinasi karena mereka terbiasa melakukan pelayanan vaksinasi sehari-hari hingga ke puskesmas.
(Baca juga: Update Corona DIY, Positif Tambah 301 Total Jadi 14647 Orang)
"Oleh karena itu, tenaga kesehatan seharusnya tidak perlu mempermasalahkan vaksinasi. Koridor yang perlu dijaga adalah keamanan dan efektivitasnya dan itu akan dijawab oleh hasil laporan uji klinik yang dilakukan serta izin penggunaan darurat yang akan dikeluarkan Badan POM," jelas Daeng dalam keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (11/1/2021).
Sementara itu, Daeng juga menghimbau agar kepercayaan terhadap vaksin tidak berdasarkan merek atau basis negara, tapi harus berdasarkan aspek ilmiah. "Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya," terangnya.
Selain itu, terkait halal haram vaksin Corona diakui Daeng sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat.
Baca juga: (Ikut Jadi Tersangka Kasus Swab, Bareskrim Ungkap Peran Menantu Habib Rizieq)
"Hal ini sangat berpengaruh apalagi masyarakat Indonesia termasuk dokter itu mayoritasnya beragama Islam sehingga penjelasan tentang Kehalalan itu penting sekali. Jumat lalu Majelis Ulama Indonesia sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal, jadi sudah jelas," papar Daeng.
Daeng juga meyakini, ada dua strategi prinsip untuk menangani Corona. "Pertama, poin penanggulangannya berada pada menekan kecepatan penularannya. Strateginya yakni, orang yang sudah terinfeksi harus cepat ditemukan agar cepat dilokalisir penularannya," ujarnya.
Lalu, kata Daeng, orang yang sehat harus berupaya agar tidak tertular dengan cara menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
""Kalau pengawasan disiplin protokol Kesehatan sampai komunitas terkecil, mungkin akan jauh lebih efektif. Tambahan selain menerapkan protokol kesehatan adalah, menjaga daya tahan tubuh melalui mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur," tutupnya.
(maf)