Pemerintah Ditagih Jadikan GeNose dan CePad Alat Deteksi COVID-19 Resmi Negara

Senin, 11 Januari 2021 - 09:21 WIB
loading...
Pemerintah Ditagih Jadikan...
GeNose, alat deteksi COVID-19 hasil penelitian UGM. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah diminta bersungguh-sungguh memprioritaskan penggunaan GeNose dan CePad , produk inovasi dalam negeri sebagai salah satu alat pendeteksi COVID-19 . Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengatakan, pemerintah jangan hanya ngomong doang (omdo) menjadikan produk inovasi anak bangsa sebagai alat utama penanggulangan virus corona, tapi harus membuat kebijakan nyata agar produk tersebut benar-benar dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat.

(Baca juga : Kemendag Bakal Umumkan Estimasi Harga Tahu Tempe Tiap Bulan )

Sebelumnya diketahui bahwa peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) dan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil membuat alat pendeteksi COVID-19 dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Produk peneliti UGM diberi nama GeNose sedangkan produk peneliti Unpad diberi nama CePad.

(Baca juga : Airlangga Sebut Puncak Kasus Covid-19 Masih Terjadi pada Pekan Ini )

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dan Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy berjanji menjadikan kedua alat tersebut sebagai alat deteksi COVID-19 resmi. Untuk itu kedua kementerian tersebut akan membantu menawarkan kepada kementerian lain. ( )

"Saya sangat setuju dan mendukung sekali kalau dua produk inovasi peneliti Indonesia ini ditetapkan menjadi alat deteksi resmi oleh pemerintah," kata Mulyanto yang juga sebagai Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu.

Pemerintah Ditagih Jadikan GeNose dan CePad Alat Deteksi COVID-19 Resmi Negara


Mulyanto menambahkan sudah sepatutnya pemerintah mengapresiasi capaian inovasi teknologi dalam negeri dalam hal penanggulangam COVID-19. Salah satu caranya dengan membeli produk inovasi tersebut.

"Kalau tidak ada yang beli maka tidak akan diproduksi, kalau sudah demikian maka produk inovasi tersebut tinggal menunggu waktu untuk dimuseumkan, seperti pesawat N-250 si Gatot Kaca," kata Mulyanto yang juga merupakan mantan Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi era Presiden SBY ini.

(Baca juga : Babi di China Biang Kerok Bikin Harga Kedelai Naik Tinggi )

Mulyanto berpendapat, pemerintah punya kewajiban untuk mendorong tumbuh-kembangnya riset dan inovasi nasional agar bangsa ini dapat maju dan mandiri, sehingga tidak melulu menggantungkan diri pada ekspor sumber daya alam yang menipis serta ketergantungan pada produk impor. Salah satu caranya adalah melalui goverment procurement (pembelian pemerintah). ( )

Langkah ini adalah strategi sekaligus insentif di sisi permintaan, agar ada jaminan pasar bagi produk inovasi, sehingga produk tersebut layak diproduksi secara ekonomis. "Menurut saya ini momen yang tepat untuk mendorong lahirnya inovasi teknologi tepat guna," katanya.

Mulyanto menambahkan, di satu sisi masyarakat perlu produk inovasi dalam menanggulangi pandemi COVID-19, di sisi lain peneliti dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam menghasilkan karya-karya terbaik, serta ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi.

"Syukur-syukur dapat menjadi produk ekspor. Untuk itu diperlukan peran Pemerintah dalam memfasilitasi lahirnya inovasi berkualitas yang dibutuhkan masyarakat," kata Mulyanto.

(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)