Ekosistem Pariwisata Berkelanjutan Pasca-Covid-19

Senin, 11 Januari 2021 - 05:35 WIB
loading...
A A A
Di lain pihak Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan selama 14 hari, yaitu pada 1-14 Januari 2021 akan menutup sementara masuknya warga negara asing dari semua negara ke Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak kepada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta menjadi tantangan baru. Karena itu perlu kebijakan yang cepat dan adaptif agar roda pariwisata terus berputar, tentunya dengan memprioritaskan protokol CHSE yang telah ditetapkan oleh pemerintah di destinasi-destinasi wisata.

Di beberapa media diberitakan pula, menjelang 2021 terdapat sekitar 2.000 orang WNI/ WNA yang datang dari luar negeri dan masuk ke Indonesia. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama untuk mencegah strain baru Covid-19 menyebar di Indonesia.

Ekosistem Pariwisata
Era new normal saat ini akan memberikan peluang bagi setiap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat mencari celah dan mendapatkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi. Sandiaga Uno menyebutkan pivot and rebound merupakan salah satu strategi yang dapat menjadi solusi. Strategi pivot yaitu melihat peluang yang ada di masa pandemi, seperti di bidang kuliner, kesehatan, digital, dan lain sebagainya yang menjadi prioritas utama masyarakat saat ini.

Strategi rebound adalah strategi yang dilakukan dengan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan apabila pandemi telah berakhir, sehingga usaha yang dilakukan tidak berhenti dan akan terus berjalan. Pergantian tahun ke 2021 menjadi peluang besar bagi Indonesia, karena tahun ini telah ditetapkan menjadi Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia oleh PBB. Ini merupakan kesempatan besar bagi pelaku ekonomi kreatif Indonesia untuk memperkenalkan produknya dan ikut bersaing di dalam maupun luar negeri.

Pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan merupakan kegiatan yang mengutamakan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat sehingga dapat dirasakan pula oleh generasi yang akan datang. Hal ini pun merupakan dukungan dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030.

Hal ini berarti bahwa dalam pengelolaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif perlu mengedepankan kearifan lokal sebagai identitas bangsa dan daya tarik Indonesia kepada dunia. UNWTO mengartikan pariwisata berkelanjutan sebagai kegiatan wisata yang memperhatikan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang dapat dirasakan oleh generasi hari ini dan yang akan datang.

Selain itu hal ini juga termasuk ke dalam tiga pilar utama SDGs, yaitu people, planet, dan prosperity di mana pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan akan meningkatkan taraf ekonomi, khususnya masyarakat sekitar tempat wisata sehingga membantu untuk keluar dari garis kemiskinan, kelaparan dan mendapatkan hak hidup yang layak dan sejahtera. Dengan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan maka lingkungan akan diperhatikan dan dilindungi dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab, sehingga alam yang asri pun akan dirasakan pula oleh generasi mendatang.

Terkait hal tersebut di atas, dalam upaya menciptakan ekosistem pariwisata berkelanjutan pasca-Covid-19 maka perlu dipertimbangkan beberapa hal. Pertama, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat dalam menyusun kebijakan yang terintegrasi, serta menghilangkan ego sektoral, Kedua, optimalisasi digitalisasi UMKM sehingga marketplace produk UMKM dari Sabang sampai Merauke dapat mudah diakses pasar.

Ketiga, kebijakan strategis pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif terutama dalam melindungi kesehatan wisatawan agar tetap terlindungi dari paparan Covid-19. Salah satu kebijakannya yaitu mewajibkan seluruh wisatawan untuk membawa surat hasil uji lab dengan keterangan non reaktif/negatif Covid-19. Keempat, kolaborasi pentahelix antar-kementerian/lembaga, perguruan tinggi, industri, komunitas dan media secara intensif sehingga agenda mengembangkan pariwisata yang berkualitas, membuka lapangan pekerjaan hingga menghidupkan kembali perekonomian, dapat berjalan baik.

Dengan hal-hal tersebut di atas diharapkan dapat tercipta ekosistem pariwisata berkelanjutan pasca-Covid-19 dengan tetap memperhatikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya. Dengan begitu pariwisata dan ekonomi kreatif dapat bangkit kembali dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1311 seconds (0.1#10.140)