ASN MODIIS dan Spirit Baru Kementerian Agama
loading...
A
A
A
Di sisi lain, masing-masing ASN juga harus memiliki mindset inovatif. ASN idealnya mampu beradaptasi dengan mengedepankan inovasi dalam menjalan tugas. Kompetensi yang selama ini dimiliki harus di-upgrade dengan sekian keterampilan lain yang relevan dengan tugas dan fungsi. Dalam hal ini kuncinya adalah keterbukaan terhadap hal baru dan kemauan untuk belajar.
Inspiratif
Banyak di antara kita hari ini melakukan pelbagai aktivitas, model, dan ragam kegiatan karena inspirasi dari guru, orang tua, atau seseorang yang kita kenal. Ada yang terkesan dengan ucapan-ucapannya, idenya, ataupun perilaku kesehariannya. Kaitan dengan ini, ASN Kemenag sangat mungkin menjadi insan inspiratif bagi sekitarnya.
Pada dasarnya, kata “agama” yang menempel dalam nama Kementerian Agama meninggalkan tanggung jawab moral. Bahkan mungkin ada ekspektasi besar masyarakat agar Kemenag mampu merepresentasikan nilai-nilai agama. Sebab pelaksana kebijakan terkait agama idealnya menjunjung nilai-nilai agama tersebut. Ekspektasi masyarakat ini sekalipun mungkin belum terpenuhi secara maksimal bisa menjadi motivasi bagi ASN Kemenag, baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam hal ini, ASN Kemenag selain bekerja dengan baik sesuai tugas dan fungsi, diharapkan dapat menjadi teladan di masyarakat. Di lingkungan kerja, sudah selayaknya ASN mengedepankan profesionalitas. Sementara itu, di masyarakat ASN Kemenag dituntut memiliki peran sosial dan keagamaan.
Sejauh ini sudah cukup banyak ASN yang memiliki kontribusi besar di masyarakat. Dalam bidang keagamaan misalnya, ada yang menjadi pengurus ormas keagamaan, merintis hingga mengembangkan lembaga pendidikan keagamaan. Dalam skala lain, banyak juga yang aktif di masyarakat sebagai penceramah, ketua RW, pengurus masjid, dan beragam aktivitas positif lainnya.
Hanya saja, hal ini perlu menjadi kesadaran dan gerakan bersama sehingga dampaknya dapat dirasakan secara lebih optimal. Secara tidak langsung nantinya hal ini akan berpengaruh terhadap citra Kemenag.
Melalui kontribusi aktif di masyarakat inilah ASN Kemenag dapat menjadi inspirasi di masyarakat. Nilai-nilai agama tidak hanya termanifestasikan dalam lingkup individu. Sebaliknya, melalui peran sosial, nilai agama menjadi energi kebaikan yang mengalir terus-menerus. Jika energi kebaikan ini terus dipupuk dikembangkan, akan menjadi lokomotif perbaikan kehidupan berbangsa.
Dengan demikian, agama sebagai inspirasi bisa terwujud melalui perilaku pemeluk agama yang selalu menjalankan kebaikan sehingga menjadi inspirasi banyak orang. Di lingkungan Kemenag RI, keberadaan ASN yang inspiratif ini menjadi tidak hanya memberi nilai positif bagi ASN itu sendiri, akan tetapi juga bagi Kemenag. Semoga.
Inspiratif
Banyak di antara kita hari ini melakukan pelbagai aktivitas, model, dan ragam kegiatan karena inspirasi dari guru, orang tua, atau seseorang yang kita kenal. Ada yang terkesan dengan ucapan-ucapannya, idenya, ataupun perilaku kesehariannya. Kaitan dengan ini, ASN Kemenag sangat mungkin menjadi insan inspiratif bagi sekitarnya.
Pada dasarnya, kata “agama” yang menempel dalam nama Kementerian Agama meninggalkan tanggung jawab moral. Bahkan mungkin ada ekspektasi besar masyarakat agar Kemenag mampu merepresentasikan nilai-nilai agama. Sebab pelaksana kebijakan terkait agama idealnya menjunjung nilai-nilai agama tersebut. Ekspektasi masyarakat ini sekalipun mungkin belum terpenuhi secara maksimal bisa menjadi motivasi bagi ASN Kemenag, baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam hal ini, ASN Kemenag selain bekerja dengan baik sesuai tugas dan fungsi, diharapkan dapat menjadi teladan di masyarakat. Di lingkungan kerja, sudah selayaknya ASN mengedepankan profesionalitas. Sementara itu, di masyarakat ASN Kemenag dituntut memiliki peran sosial dan keagamaan.
Sejauh ini sudah cukup banyak ASN yang memiliki kontribusi besar di masyarakat. Dalam bidang keagamaan misalnya, ada yang menjadi pengurus ormas keagamaan, merintis hingga mengembangkan lembaga pendidikan keagamaan. Dalam skala lain, banyak juga yang aktif di masyarakat sebagai penceramah, ketua RW, pengurus masjid, dan beragam aktivitas positif lainnya.
Hanya saja, hal ini perlu menjadi kesadaran dan gerakan bersama sehingga dampaknya dapat dirasakan secara lebih optimal. Secara tidak langsung nantinya hal ini akan berpengaruh terhadap citra Kemenag.
Melalui kontribusi aktif di masyarakat inilah ASN Kemenag dapat menjadi inspirasi di masyarakat. Nilai-nilai agama tidak hanya termanifestasikan dalam lingkup individu. Sebaliknya, melalui peran sosial, nilai agama menjadi energi kebaikan yang mengalir terus-menerus. Jika energi kebaikan ini terus dipupuk dikembangkan, akan menjadi lokomotif perbaikan kehidupan berbangsa.
Dengan demikian, agama sebagai inspirasi bisa terwujud melalui perilaku pemeluk agama yang selalu menjalankan kebaikan sehingga menjadi inspirasi banyak orang. Di lingkungan Kemenag RI, keberadaan ASN yang inspiratif ini menjadi tidak hanya memberi nilai positif bagi ASN itu sendiri, akan tetapi juga bagi Kemenag. Semoga.
(bmm)