Natalius Pigai Kritik Hendropriyono, Gerry Hukubun Sarankan Minta Maaf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Kehormatan Partai Hanura , Gerry Hukubun menyayangkan sikap mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai yang dinilai tidak sopan kepada tokoh intelijen dan militer, AM Hendropriyono . Gerry pun menyarankan Natalius Pigai untuk meminta maaf.
"Saran saya (Natalius) Pigai meminta maaf kepada Pak Hendropriyono," kata Gerry dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/1/2021).
Sebelumnya, Natalius Pigai mempertanyakan kapasitas Hendropriyono yang menyatakan bahwa organisasi pelindung Front Pembela Islam (FPI) dan provokator tinggal tunggu giliran. Pernyataan ini merespons langkah pemerintah yang membubarkan FPI. ( )
"Organisasi pelindung ex FPI dan para provokator tunggu giliran. Tanggal 30 Desember, masyarakat Indonesia merasa lega karena mendapat hadiah berupa kebebasan dari rasa takut yang mencekam selama ini," tulis Hendro di akun Twitter pribadi Hendropriyono, @edo751945, Rabu (30/12/2020) pukul 23.03 WIB.
Cuitan ini kemudian dikomentari oleh Natalius Pigai. "Orangtua mau tanya. Kapasitas bapak di negar aini sebagai apa ya, penasihat presiden? Pengamat? Aktivis? Biarkan diurus generasi abad ke-21 yang egaliter, humanis, demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya wakil ketua BIN & Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf," ujar Natalius Pigai lewat akun @NataliusPigai2.
Gerry mengingatkan kepada Pigai bahwa Hendropriyono adalah seorang senior dan punya jasa besar untuk negara Indonesia. "Beliau sudah terlalu banyak berbuat jasa untuk negara ini. Patut kita hormati. Bukan malah dikritik seperti Pigai itu," ujarnya. ( )
Menurut Gerry, Pigai seharusnya mengeluarkan bahasa santun dalam menyampaikan pendapatnya. "Pigai adalah orang dari timur, secara tidak langsung menjadi simbol kami orang dari timur. Saya dari kei, Maluku. Sehingga apabila dia membuat pernyataan-pernyataan seperti itu, akan membuat paradigma bahwa orang timur seakan-akan seperti Pigai," katanya.
"Orang timur dan budaya timur sangat menghargai orang tua dan apabila ingin memberikan masukkan pun dengan cara yang santun. Jangan membuat image bahwa orang timur sifatnya seperti Pigai yang tidak hargai orang tua di saat mengkritik," kata Gerry.
"Saran saya (Natalius) Pigai meminta maaf kepada Pak Hendropriyono," kata Gerry dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/1/2021).
Sebelumnya, Natalius Pigai mempertanyakan kapasitas Hendropriyono yang menyatakan bahwa organisasi pelindung Front Pembela Islam (FPI) dan provokator tinggal tunggu giliran. Pernyataan ini merespons langkah pemerintah yang membubarkan FPI. ( )
"Organisasi pelindung ex FPI dan para provokator tunggu giliran. Tanggal 30 Desember, masyarakat Indonesia merasa lega karena mendapat hadiah berupa kebebasan dari rasa takut yang mencekam selama ini," tulis Hendro di akun Twitter pribadi Hendropriyono, @edo751945, Rabu (30/12/2020) pukul 23.03 WIB.
Cuitan ini kemudian dikomentari oleh Natalius Pigai. "Orangtua mau tanya. Kapasitas bapak di negar aini sebagai apa ya, penasihat presiden? Pengamat? Aktivis? Biarkan diurus generasi abad ke-21 yang egaliter, humanis, demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya wakil ketua BIN & Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf," ujar Natalius Pigai lewat akun @NataliusPigai2.
Gerry mengingatkan kepada Pigai bahwa Hendropriyono adalah seorang senior dan punya jasa besar untuk negara Indonesia. "Beliau sudah terlalu banyak berbuat jasa untuk negara ini. Patut kita hormati. Bukan malah dikritik seperti Pigai itu," ujarnya. ( )
Menurut Gerry, Pigai seharusnya mengeluarkan bahasa santun dalam menyampaikan pendapatnya. "Pigai adalah orang dari timur, secara tidak langsung menjadi simbol kami orang dari timur. Saya dari kei, Maluku. Sehingga apabila dia membuat pernyataan-pernyataan seperti itu, akan membuat paradigma bahwa orang timur seakan-akan seperti Pigai," katanya.
"Orang timur dan budaya timur sangat menghargai orang tua dan apabila ingin memberikan masukkan pun dengan cara yang santun. Jangan membuat image bahwa orang timur sifatnya seperti Pigai yang tidak hargai orang tua di saat mengkritik," kata Gerry.
(abd)